Batam Masa Kini

Batam Masa Kini

Bhineka Tunggal Ika artinya bhineka namun tetap satu. Dalam artikel Berbeda-beda Tunggal Ika salah satu kota di Indonesia nan memegang prinsip tersebut ialah Batam. Batam merupakan kota nan masuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi Riau. Kota ini terkenal barang elektronik nan murah. Kota Batam dikenal sebagai salah satu kota bisnis di Indonesia sebab berbatasan dengan negara Singapura nan menjadi pintu gerbang masuk ke wilayah Indonesia. Mari kita liat sejarah Batam lebih dekat.



Batam Tempo Dulu

Batam merupakan kepulauan di Indonesia nan masuk ke dalam Provinsi Riau dan merupakan pulau dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di daratan Sumatra. Tidak banyak hal nan menjelaskan bagaimana pulau nan dihuni oleh Orang Selat atau Orang Bahari sebab profesi mereka sebagai nelayan menjadi bagian dari Indonesia. Pada zaman kesultanan, wilayah Batam masuk ke dalam administrasi Kesultanan Johor, Malaysia. Kekuasaan Kesultanan Johor nan juga menguasai sebagian wilayah Sumatra ini berlangsung hingga Inggris dan Belanda datang ke wilayah Asia Tenggara sekitar abad 18.

Persaingan antara Inggris dan Belanda sangat sengit terjadi pada abad 19, salah satunya memperebutkan kawasan perdagangan di Selat Malaka. Bandar Singapura nan pada waktu itu sudah maju dengan pesat membuat Belanda memiliki keinginan buat menguasai perdagangan di Melayu. Pada 17 Maret 1824, pemerintah Inggris dan Belanda menandatangani perjanjian London ( Anglo-Deutch Tractate ) nan berisi mengenai pembagian wilayah kekuasaan . Inggris mendapatkan wilayah Singapura dan Malaka, sedangkan Belanda mendapatkan Bencoolen (Bengkulu sekarang) sekaligus menguasai Kepulauan Riau.

Kepulauan Riau sebelum jatuh ke tangan pemerintahan Belanda sebelumnya berada di bawah kekuasaan Laksamana Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, kekuasaan Pulau Batam beralih ke Laksamana Hang Nadim dengan pusat kekuasaan di Pulau Bintan. Ketika Laksamana Hang Nadim mati kekuasaan Batam berganti di bawah kekuasaan Yang Dipertuan Muda Riau hingga berakhirnya Melayu Riau pada 1911.



Masa Kemerdekaan

Indonesia nan merdeka pada 17 Agustus 1945 membawa paras baru buat Batam. Di awal kemerdekaan Indonesia, Tanjung Pinang dikenal sebagai pusat bisnis dan pemerintahan di bagian Timur Sumatra. Batam menjadi salah satu kawasan bisnis di Sumatra dapat dilihat pada Keputusan Presiden No 74/ 1971, Pemerintah pusat mengumumkan secara resmi bahwa Pulau Batam sebagai suatu zona Industri.

Keputusan Presiden No 74/ 1971 diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 1983. Jika Kepres No 74/1971 menjelaskan Batam sebagai kawasan industri, pada Peraturan Pemerintah menegaskan bahwa Kecamatan Batam berubah menjadi Kotamadya Batam. Pulau nan dikenal setelah pembukaan industri Perminyakan Nasional ini mempunyai otoritas pemerintahan, tetapi tetap menjadi bagian dari Kepulauan Riau.

Presiden Soeharto memberikan keputusan melalui Kepres No 41 Tahun 1973, pembangunan Batam sepenuhnya dipercayakan pada forum pemerintah nan bernama Otorita Pengembangan Industri Pulau Batam. Kepres ini menugaskan kepada pemerintah daerah buat mengembangkan segala infastruktur dengan baku internasional sebagai pendukung perekonomian Indonesia sehingga dapat bersaing di kawasan Asia pasifik.



Batam Masa Kini

Provinsi Kepulauan Riau nan berpusat di Tanjung Bintan nan merupakan jalur pendagangan internasional belakangan ini sudah mulai menerapkan FTZ ( Free Trade Zone Batam) (FTZ), Karimun, dan Bintan, mengacu pada Undang-undang No 36 mengenai dan Pelabuhan Bebas dan kawasan perdagangan Bebas. Peraturan tersebut diubah menjadi Undang-undang No 44 tahun 2007. Adanya Free Trade Zone Batam inilah menjadikan Batam sebagai kawasan perdagangan dengan harga nan murah.

Pada 2009, pemerintah pusat mengubah peraturan Free Trade Zone menjadi Kawasan Ekonomi Spesifik buat wilayah Batam dengan Bintan dan Karimun. Peraturan ini diharapkan buat mekar Batam menjadi kawasan ekonomi industri nan ditujukan buat mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sendiri.

Kalian sudah mengetahui tentang sejarah Batam dari masa kerajaan sampai sekarang. Setelah itu, kita akan menyelami apa saja nan terdapat di Batam mulai dari wisata sampai keanekaragaman penduduk Batam nan terkenal di Indonesia.

Dilihat dari sejarah kekuasaan pemerintah nan pernah menduduki Batam, penduduk Batam lebih banyak dihuni oleh Suku Melayu. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan industri dan penjajahan Belanda membuat Batam semarak dengan kedatangan suku lain, seperti Jawa, Batak, Minangkabau, dan Tionghoa. Keanekaragaman suku mempengaruhi perkembangan pembangunan di Batam seperti loka peribadatan dan kebudayaan.

Ada loka peribadatan umat Budha nan terkenal yaitu Maha Vihara Duta Maitreya nan merupakan Vihara Budha terbesar di Asia Tenggara. Vihara ini berada di Batam Center dan mulai beroperasi sejak 1999. Selain sebagai loka ibadah umat Budha di Batam, Mana Vihara Duta Maitreya juga menjadi pusat pendidikan agama Budha. Vihara ini juga menjadi salah satu loka wisata nan banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan internasional nan ingin sekadar atau mengenal lebih tentang agama Budha.

Selain Vihara Duta Maitreya, di kawasan KTM Resort Sekupang ada patung Dewi Kwan Im nan mempunyai tinggi 22,3 meter dan berat 112 ton. Kawasan ibadah ini banyak di kunjungi orang buat beribadah nan sebagian besar keturunan etnis keturunan nan datang pada hari kudus buat beribadah bahkan ada sebagaian umat datang dari Singapura dan Malaysia.

Batam dikenal dengan ekonomi nan maju tak heran jika wisata belanja menjadi salah satu andalan dinas pariwisata Riau. Otoritas pemerintah Batam membuat Visit Batam 2010 buat meningkatkan jumlah wisatawan dengan mengenalkan beberapa loka wisata seperti di Pulau Galang dimana pulau ini pernah dijadikan sebagai camp pengungsi Vietnam pada 1979 sampai 1996. Peninggalan orang-orang Vietnam nan ditampung oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan komisi urusan pengungsi PBB (UNHCR) dapat dilihat mulai dari rumah, Vihara Quan Am TU, dan gedung nan digunakan sebagai kantor UNHCR.



Surga Belanja

Batam dikenal sebagai salah satu tujuan wisata belanja nan terkenal di Pulau Sumatra. Status sebagai kawasan ekonomi spesifik membuat harga barang di Batam terkenal murah. Kawasan Ekonomi Spesifik ini membuat pertumbuhan ekonomi Batam maju dengan pesat dan menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan. Jika kalian sedang berada di kota dengan trademark Jembatan Barelang ini mampirlah ke kawasan Nagoya, lokasi ini berupa pertokoan nan banyak menjual berbagai barang mulai dari tas, sepatu, barang elektronik dengan harga nan bersaing.

Pusat perbelanjaan dikawasan Nagoya dikenal sebagai pusat penjualan beraneka macam barang elektronik dan telepon. Kawasan Nagoya berupa pertokoan nan banyak menjual berbagai barang mulai dari tas, sepatu, barang elektronik dengan harga nan bersaing. Pusat perbelajaan dikawasan Nagoya dikenal sebagai pusat penjualan beraneka macam barang elektronik dan telepon.

Ada juga kawasan Jodoh, lokasi ini berupa pertokoan nan banyak menjual berbagai barang mulai dari tas, sepatu, barang elektronik dengan harga nan bersaing. Pusat perbelajaan dikawasan Nagoya dikenal sebagai pusat penjualan beraneka macam barang elektronik dan telepon. Selain dua loka tadi masih ada Batam Center, dan juga kompleks Aviari nan dikenal sebagai pusat barang bekas dari Singapura.



Surga Pantai dan Rekreasi

Kondisi geografis Batam memang sangat mendukung perekonomian mereka akan tetapi kondisi alam Batam tak kalah menarik buat di kunjungi seperti Pantai Melur, akan tetapi sayang sekali sebagian kawasan pantai di Batam sudah dikelola partikelir dengan resort nan latif dan kelas internasional, jadi jika anda ingin berkunjung ke Batam dan ingin menginap di Pantai dengan resort nan latif siapkan uang. Selain Pantai anda juga dapat mengunjungi The Waterfront City , disini anda dapat berwisata sambil berolahraga air.