Ular Naga di Kalimantan - Fantastis!

Ular Naga di Kalimantan - Fantastis!

Ular naga di Kalimantan kerap digambarkan sebagai ular bersayap dan memiliki tanduk. Keberadaan ular naga di Kalimantan itu sendiri terus dipertanyakan apakah itu hanya sekadar mitos ataupun benar-benar ada. Bagi masyarakat Kalimantan, naga itu berupa ular raksasa nan hayati di sungai-sungai Kalimantan.

Beberapa kali penampakan ular naga di Kalimantan terekam kamera dan menghebohkan global sebab ukurannya nan fantastis. Sahih tidaknya foto ular naga di Kalimantan itu juga masih dipertanyakan. Bagaimana sebenarnya kisah ular naga di Kalimantan ini? Simak tulisan berikut.



Mitos dan Legenda Ular Naga di Kalimantan

Kondisi geografis Pulau Borneo nan masih banyak ditumbuhi hutan-hutan lebat dan sungai-sungai nan besar tentunya memunculkan banyak cerita rakyat. Sungai-sungai besar dan panjang di Kalimantan itu dapat mencapai panjang 920 km, yaitu sungai Mahakam nan melewati 3 kabupaten dan kota, yaitu Kutai Barat, Kutai Kertanegara, dan Samarinda. Sementara itu, Sungai Kayan menempati posisi kedua sungai terpanjang di Kalimantan, yaitu dengan panjang mencapai 640 km.

Masyarakat Kalimantan nan hayati di tepi Sungai Mahakam dan dipengaruhi oleh budaya Hindu, kemudian melahirkan mitos tentang cerita binatang mistis nan hayati di Sungai Mahakam. Binatang mistis itu bernama Lembuswana, bertugas mengawal seorang bayi perempuan. Lembuswana berbentuk aneh sebab memiliki badan kuda, namun memiliki belalai, bersisik, dan bersayap.

Bayi perempuan itu dipercaya sebagai Putri Junjung Buih nan kemudian dikenal dengan Putri Karang Meleyu, permaisuri raja Aji Batara Agung Dewa Sakti, raja kerajaan Kutai Kertanegara pertama. Lembuswana juga merupakan simbol kendaraan Batara Guru nan kemudian digunakan oleh Kesulatanan Kutai Kertanegara sebagai lambang kerajaan.

Patung Lembuswana berupa kuningan juga dapat ditemukan di museum Mulawarman, di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kertanegara. Patung itu dipesan dari Birma tahun 1850 dan baru sampai di kerajaan Kutai Kertanegara selang 50 tahun kemudian.

Mitos tentang ular lembu raksasa ini diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Kalimantan dan hingga kini diperingati sebagai pesta budaya Erau. Pesta budaya Erau ini diselenggarakan di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, setiap tanggal 29 September nan merupakan hari jadi kota tersebut.

Ritual budaya itu dilakukan dengan upacara peluncuran naga Erau di Sungai Mahakam. Naga Erau itu tentunya hanya naga nan dibuat dari kain dan bambu. Tradisi ini terus berlangsung selama ratusan tahun sebagai ungkapan syukur atas kesuburan tanah dan memohon agar dijauhkan dari bencana petaka.

Terlepas dari sahih tidaknya mitos ini, tidak dapat dipungkiri bahwa ular-ular besar memang dapat ditemukan di pedalaman Kalimantan. Hal ini didukung dengan masih lebatnya hutan-hutan di sana dan sungai-sungai besar nan memungkinkan ular dapat berkembang menjadi besar.



Penampakan Ular Naga di Kalimantan nan Menghebohkan

Beberapa kali penampakan ular naga di Kalimantan sukses terekam kamera dan membuat heboh bukan saja masyarakat sekitar Sungai Mahakam, melainkan juga masyarakat dunia. Bagaimana tidak, ular naga di Kalimantan nan tampak tersebut diperkirakan memiliki panjang hingga 40 meter.

Ternyata penampakan ular naga di Kalimantan itu tak hanya sekali terjadi, namun beberapa kali. Semakin banyak saksi mata nan melihatnya, semakin banyak orang percaya bahwa ular naga di Kalimantan itu memang ada yang jauh di pedalaman hutan Kalimantan.

Kemunculan ular naga di Kalimantan pertama kali terdengar pada 2009, nan dilihat oleh anggota tim wilayah bala banjir dari sebuah helikopter. Ketika helikopter melintas di atas Sungai Serawak, Malaysia, di sebelah utara Kalimantan, sebuah penampakan ganjil tampak dari ventilasi helikopter. Terlihat sesuatu berbentuk panjang berlenggak-lenggok di dalam sungai membentuk riak-riak air di sepanjang jalannya.

Segera salah satu penumpang helikopter mengambil gambar penampakan aneh itu dan diperolehlah gambar binatang nan diperkirakan ular nan sangat besar tengah berenang di sungai itu. Foto itu sendiri diperkirakan diambil pada 11 Februari 2009. Segera setelah itu, koran Utusan Serawak memuat foto itu dan diikuti oleh New Straits Times di Kuala Lumpur juga The Telegraph , Inggris.

Tentunya foto penampakan ular naga di Kalimantan itu segera membuat heboh bukan saja masyarakat sekitar sungai, melainkan juga global internasional. Namun, pastinya masyarakat sekitar Sungai Serawak nan paling cemas dengan warta itu sebab sungai itu sendiri menjadi bagian krusial dalam transportasi kehidupan sehari-hari.

Pada 2010, global kembali gempar dengan warta penampakan ular naga di Kalimantan. Kali ini beritanya lebih menghebohkan sebab banyak saksi mata dalam peristiwa ini dan mereka berpapasan langsung dengan ular raksasa ini.

Ketika itu sebuah longboat menyusuri Sungai Mahakam Ulu dari Long Bagun ke Long Pahangai, tepatnya di kawasan Kutai Barat. Ketika longboat tiba di kampung Long Tuyuq nan merupakan hulu Riam Haloq, para penumpang longboat melihat sepasang ular raksasa dari arah berlawanan. Melihat itu, impulsif sang motoris pengendara longboat segera menepikan perahunya sebab tak ingin menganggu jalur sepasang ular naga tersebut dan mereka sebab takut akan menjadi korban.

Untungnya, sepasang ular naga di Kalimantan itu seolah tak terganggu dengan longboat dan para penumpang di atasnya. Ular naga Di Kalimantan itu berlalu begitu saja. Perasaan lega, sekaligus takjub, dan shock tentunya dirasakan para penumpang longboat saat itu. Begitu ular berlalu, mereka langsung mengambil gambar ular itu dengan kamera ponsel.

Konon kabarnya, kedua ular naga di Kalimantan ini berkelamin jantan dan betina. Itu terlihat dari tanduk nan dimiliki salah satu naga nan diduga jantan dan naga nan lain tak memilikinya nan diduga sebagai betina. Sepasang naga sejoli ini juga berkaki. Warnanya hitam legam dan memiliki panjang kurang lebih 40 m dengan diameter sekitar 60 cm.



Ular Naga di Kalimantan - Fantastis!

Seorang warga dari Kampung Lutan, Kecamatan Long Hubung, bahkan menuturkan bahwa penampakan ular naga di Kalimantan itu membuat seorang anak tak dapat bicara hingga sekarang sebab shock. Anak tersebut pada waktu itu bersama ayahnya berburu babi hutan. Tiba-tiba ular raksasa itu muncul dan membuat si anak ketakutan. Saking takutnya, ia tak mampu mengucapkan sepatah kata pun dan bahkan hingga kini ia masih belum mampu bicara.



Pro dan Kontra Ular Naga di Kalimantan

Penampakan ular naga di Kalimantan itu tentunya menimbulkan pro dan kontra. Ada nan benar-benar mempercayai warta itu, ada pula nan menganggapnya rekayasa. Foto-foto penampakan ular naga di Kalimantan nan tersebar di internet dianggap hanya rekayasa digital. Namun, tidak sedikit pula nan meyakini kebenaran foto-foto itu.

Data nan tak seksama juga muncul berkaitan dengan ukuran besar dan panjang ular naga di Kalimantan nan tak dapat dibuktikan kebenarannya. Ada nan mengatakan ukuran higga 40 atau 50 meter itu melebih-lebihkan, siapa tahu ukurannya hanya sekitar 10 atau 20 meter saja.

Namun tak dapat diingkari bahwa kawasan hutan hujan tropis seperti Borneo memang memiliki habitat ular naga di Kalimantan nan dapat tumbuh besar seperti python atau lazim disebut ular sawah. Ular raksasa nan terkenal berkat film garapan Luis Liosa memiliki struktur tubuh nan lebih langsing dan mahir berenang. Sementara itu, piton terkenal dengan badan gemuk dan lebih suka berada di tempat-tempat lembab daripada berenang di air.

Jika habitat anaconda dapat ditemukan di hutan hujan tropis Amerika Selatan atau di kawasan Amazone, maka python ialah ular raksasa ala Asia. Ananconda sendiri terbagi dalam beberapa jenis. Jenis nan memiliki ukuran terbesar ialah anacona hijau ( eunectes murinus ) nan panjangnya dapat mencapai 43 meter. Sebuah fosil ular raksasa telah ditemukan di hutan Amerika Selatan nan diperkirakan hayati 60 tahun silam dengan panjang 45 kaki dan berat mencapai 1,25 ton. Sementara itu, python Asia atau nan juga disebut phyton reticulatus nan biasa ditemukan di pedalaman Borneo dapat mencapai panjang 50 kaki.