Fungsi Tajuk Rencana

Fungsi Tajuk Rencana

Tajuk planning merupakan salah satu artikel nan dibuat spesifik oleh bagian redaksi dari setiap surat kabar. Apakah Anda suka membaca rubrik ini? Ada nan mengatakan jika ingin mengetahui kenyataan atau permasalahan nan sedang dibicarakan, tak perlu mencari di halaman berapa kenyataan krusial disajikan, langsung saja baca rubrik ini. Pendapat itu memang benar, sebab rubrik ini memuat kenyataan nan sedang diperbincangkan dari sudut pandang redaksi.

Tajuk rencana biasanya dibuat tak terlalu panjang, dan hanya dibuat dalam satu kolom saja. Meskipun hanya satu kolom, dalam sebuah rubrik ini sudah memuat beberapa hal krusial nan menyangkut kenyataan nan sedang terjadi. Sehingga pembaca dapat memahami permasalahan nan terjadi terkait dengan isu hangat nan sedang diperbincangkan. Jika selama ini kita hanya membaca, lalu apa nan dapat kita ketahui dari rubrik ini?



Opini Redaksi Terkait Warta Kenyataan di Tajuk Rencana

Membaca rubrik ini membantu kita buat memahami kenyataan nan terjadi dalam global berita. Setiap surat kabar tentu saja memuat banyak warta krusial atau kenyataan nan terjadi di tengah masyarakat setiap hari dengan cara penyampaian nan berbeda-beda.

Tentu saja hal ini menimbulkan kemungkinan ketidakpahaman pembaca dalam menilai dan menganalisa topik warta kenyataan nan terjadi. Nah, di sini tugas redaksi surat kabar memberikan semacam penegasan mengenai kenyataan nan terjadi melalui rubrik ini. Rubrik ini memang dibuat spesifik oleh bagian redaksi surat kabar nan bersangkutan.

Sebagaimana nan dikatakan bahwa, tajuk planning ialah sebuah artikel pokok nan ada dalam surat kabar dan dibuat berdasarkan pandangan redaksi mengenai peristiwa, warta penting, atau kenyataan nan terjadi dan menjadi pembicaraan di tengah masyarakat. Dalam sebuah tajuk planning banyak mengungkapkan informasi atau permasalahan penting, pendapat redaksi terhadap peristiwa serta kritik dan saran buat permasalahan nan sedang terjadi.

Rubrik ini dibuat buat memancing peran serta pembaca mengenai peristiwa atau warta krusial atau kenyataan nan sedang menjadi pembicaraan hangat. Hal itu mengingat dalam sebuah tajuk planning memuat fakta dan opini secara berimbang atas pemberitaan krusial dan fenomenal.

Dengan demikan, pembaca nan semulanya belum mengerti sahih akan pemberitaan krusial nan terjadi, menjadi lebih jelas dan akhirnya akan memancing pembaca buat mengeluarkan opininya juga. Oleh sebab itu, di setiap surat kabar juga menyediakan kolom spesifik opini buat pembaca selain tajuk planning dari redaksi.

Opini redaksi dalam rubrik ini sangatlah penting, terutama menyangkut pemberitaan nan sudah mereka untuk sebelumnya. Surat kabar sebagai media informasi krusial buat masyarakat. Surat kabar bertugas menyampaikan berbagai fakta nan ada dari lapangan.

Terkadang fakta nan disampaikan lewat berbagai pemberitaan itu tak selamanya akurat. Oleh sebab itu, redaksi memiliki tanggung jawab kepada pembaca buat menyampaikannya kembali melalui sudut pandang mereka dalam rubrik ini.



Jenis-Jenis Tajuk Rencana

Tajuk planning juga dapat dibedakan berdasarkan jenisnya. Jenis-jenis rubrik ini dapat dibedakan dilihat dari isi nan dibuat oleh redaksi. Lalu apa saja jenis-jenis rubrik ini? Berikut beberapa jenisnya berdasarkan isi.

  1. Informatif atau memberikan informasi krusial kepada pembaca.
  1. Interpretatif atau memberikan klarifikasi mengenai berita-berita krusial dan fenomenal.
  1. Argumentatif nan mengemukakan berbagai analisis karena dampak mengenai sebuah peristiwa krusial nan terjadi.
  1. Persuasif atau memberikan arahan buat menimbulkan aksi berupa opini pembaca.
  1. Memuji hal-hal nan terkait dengan peristiwa krusial nan terjadi.
  1. Menghibur pembaca dengan menyuguhkan opini dari sudut pandang redaksi mengenai peristiwa peting nan terjadi, sehingga tak terkesan serius.


Fungsi Tajuk Rencana

Tajuk planning sangat krusial terutama bagi surat kabar. Ini berarti rubrik ini memiliki fungsi nan juga krusial sehingga setiap hari dibuat. Apa saja fungsi dari pembuatan rubrik ini? Berikut empat fungsi dibuatnya tajuk planning menurut William Pinkerton, antara lain :

  1. menjelaskan berita, sebagai guru nan dapat menjelaskan bagaimana suatu kejadian berlangsung;
  1. menjelaskan latar belakang, dan menghubungkan sebuah cerita dengan sesuatu nan telah terjadi sebelumnya;
  1. meramalkan masa depan dengan menyajikan analisis; dan
  1. menyampaikan pertimbangan moral, dan mempertahankan kata hati masyarakat.


Hal-Hal Krusial nan Diketahui dari Tajuk Rencana

Jika kita membaca rubrik ini ada beberapa hal krusial nan dapat kita dapatkan. Apa saja nan dapat kita dapatkan dari membaca rubrik ini? Berikut beberapa hal krusial nan dapat kita ketahui dari tajuk rencana .

  1. Memberikan pemahaman mengenai permasalahan nan akan dikemukakan, tujuan dilakukannya pembahasan, pandangan, serta kritik dan tanggapan dari redaksi mengenai permasalahan nan diangkat.
  1. Memberikan pemahaman dari opini nan dibuat oleh redaksi surat kabar mengenai permasalahan nan terjadi.
  1. Memberikan pendalaman bagi pembaca terhadap permasalahan nan dibicarakan, buat menimbulkan sikap kritis dari opini nan dibuat oleh redaksi.


Contoh Tajuk Rencana

Anda mungkin sudah sering membaca tajuk rencana, bukan? Meskipun sudah sering, tak ada salahnya jika kita melihat lagi bagaimana contoh rubrik ini. Terutama bagi Anda nan selama ini sporadis membaca rubrik ini, atau lebih menyukai membaca warta di halaman surat kabar secara keseluruhan. Lebih baik Anda baca dulu contoh tajuk planning berikut, supaya Anda tergugah buat membaca lebih banyak rubrik ini di surat kabar. Berikut contohnya.

Demokrasi Gerombolan

Politik massa nan sempat sepi di awal Sidang Tahunan MPR, akhirnya muncul lagi. Massa nan mengikat diri dalam nama tradisional maupun temporer, muncul lagi diSenayan, loka wakil rakyat bersidang. Mereka, kemarin meneriakkan kesukaan dan mencaci soal-soal nan mereka anggap menjengkelkan.

Demokrasi, di negara-negara nan mengaku demokratis, telah diterima sebagai sarana penyampaian pendapat. Karena itu dianggap sebagai hak. Tetapi, oleh para pakar demokrasi, demonstrasi nan terlalu sering dipakai buat berbagai tujuan dianggap sebagai kemunduran demokrasi. Mengapa? Karena demonstrasi pada dasarnya ialah pemaksaan kehendak. Dan, di negara nan peradaban demokrasinya masih menyedihkan – seperti Indonesia – demonstrasi bukan lagi sebuah pengungkapan pendapat dan kehendak, tapi pemaksaan dan teror. Inilah kemunduran itu. Global perpolitikan kita belum mampu membangun peradaban bargaining nan elegan. Politikus tetap saja mengeksploitasi massa buat kepentingannya.

Parlemen ialah wadah bicara nan mencerminkan demokrasi. Artinya, di parlemen keunggulan bicara dipertontonkan secara maksimal. Bicara harus menjadi solusi. Alangkah aneh kalau anggota parlemen secara diam-diam juga menyewa massa buat dijadikan alat bicara tambahan. Di masyarakat nan belum lama terbebas dari berbagai penyumbatan, massa nan disewa merasa bangga sebab selain memperoleh uang sewa juga menikmati publikasi.

Pertalian fungsi dan kepentingan seperti ini, apapun alasannya, tak sehat. Massa harus dimuliakan tanpa harus mereka turun ke jalan. Politikus harus dimuliakan tanpa mereka harus mengerahkan massa. Dan, solusi harus diacungkan jempol bila dicapai tanpa gertakan dari mana saja dan dalam bentuk apapun.

Demonstrasi dan pengerahan massa, dalam wacana perpolitikan kita, telah disalahgunakan sebagai alat teror. Seseorang atau sekelompok orang nan merasa dirugikan atau ingin memperoleh keuntungan, dengan mudah dapat mendatangkan massa buat menekan. Politik mob semacam ini merupakan peradaban nan menyesatkan sebab refleksi budaya politik nan sakit.

Ketika kita menyepakati keberadaan parlemen, seharusnya ada pencerahan membiarkan penyelesaian soal-soal demokrasi di parlemen. Jangan dibalik, memaksakan keputusan sinkron dengan kehendak massa di luar parlemen.

Lalu, bagaimana dengan anggota parlemen nan ternyata mengecewakan pemilihnya? Memilih seorang wakil ialah juga pengorbanan. Ada unsur risiko nan harus dipikul tanpa melakukan teror-teror demonstrasi. Sine qua non pemahaman bahwa ketika seseorang dipilih, kita harus menerima risikonya. Jangan sampai memilih presiden buat jabatan lima tahun tetapi belum setahun dia memerintah sudah dicari-cari alasan supaya mengundurkan diri atau dipaksa mundur.

Politik massa nan terlalu sering dipamerkan ialah aib bagi peradaban demokrasi. Massa nan bangga menjadi alat bargaining politik, ialah massa nan patut dikasihani. Sedangkan politikus nan bahagia membawa-bawa massa ialah politikus cengeng nan terjebak dalam demokrasi gerombolan.

Media Indonesia, 15 Agustus 2000

***

Demikianlah informasi tentang pentingnya membaca tajuk rencana. Semoga dapat menggugah para pembaca buat senantiasa membaca rubrik ini dalam sebuah surat kabar. Semoga bermanfaat.