Raja Akbar

Raja Akbar

Menandai puncak perjuangan panjang dalam membentuk suatu imperium kaum muslim di India, berawal dari kesultanan Delhi, Kerajaan Mughal merupakan sebuah awal dari sintesa antara warisan Bangsa India dengan Bangsa Persia. Di India sendiri, Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama nan berdiri di negara bermayoritas pemeluk agama Hindu nan taat ini.

Hanya saja, ketika kerajaan ini didirikan, kejayaan Islam di tanah hindustan betul-betul mencapai puncaknya. Padahal sebelumnya, keberadaan dinasti-dinasti Islam nan berada di India pengaruhnya biasa-biasa saja. Bahkan, kerajaan ini masuk dalam periode kejayaan sejarah Islam di dunia, serta hanya kalah dari kecemerlangan dinasti Abasiyah.

Kerajaan ini disebut juga sebagai kerajaan Mogul. Pendirinya ialah seseorang nan bernama Zahiruddin Muhammad Babur atau akrab disebut Babur. Ia sendiri merupakan cucu dari seorang kakek bernama Timor Lenk. Ayah Babur merupakan seorang penguasa Ferghana bernama Umar Mirza.

Sebagai pewaris tahta daerah Ferghana, Babur kecil pada saat itu baru berumur 11 tahun. Namun, ambisinya sangat besar. Ia berkeinginan menaklukkan daerah Samarkand, sebuah wilayah nan pada saat itu menjadi kota paling krusial di Asia bagian tengah.

Keinginannya buat menduduki wilayah kekuasaan Samarkand akhirnya tercapai setelah bencana tentaranya mendapat donasi dari Raja Safawi. Dan, sejak tahun 1494 M, wilayah Samarkand berada dalam gengaman Raja Babur.

Sepuluh tahun kemudian, Babur menduduki ibu kota Afghanistan, Kabul. Ini menjadi awal dari perluasan kekauasaannya buat mencapai kegemilangan di India. Kala itu, ia menerima tawaran buat menjatuhkan kekuasaan di India nan saat itu tengah dilanda krisis. Ibrahim Lodi, penguasa kala itu, tak mampu mengontrol stabilitas pemerintahan, beberapa tokoh kemudian meminta Babur buat mengudeta Ibrahim Lodi.

Tepat setelah 21 tahun menduduki Afghanistan, Babur menguasai Kota Punjab. Ia menjadikan Lahore sebagai ibu kota. Keinginannya buat menguasai Delhi, diwujudkan dengan memimpin para tentaranya buat bertempur dalam sebuah perang nan dahsyat di daerah Panipat.

Setelah Ibrahim Lodi tewas dan ribuan tentaranya wafat terbunuh dalam peperangan tersebut, Babur pun akhirnya menjadi penguasa Kota Delhi. Ia memerintah di sana sejak tahun 1926 M-1930 M. Kekalahan Ibrahim Lodi dari Babur, menjadi bukti berdirinya Kerajaan Mughal nan berada di India.

Babur sukses membangun kerajaan Islam dengan menjalankan pemerintahan nan baik. Ia membangun fondasi dasar pemerintahan di Mughal dengan ajaran-ajaran Islam. Sebagai kerajaan Islam, Mughal banyak mendapat tekanan dari kalangan umat Hindu nan mendominasi di India. Namun, berkat kepiawaiannya menyusun kekuatan, ia bersama para tentaranya sukses memukul mundur para tentara Hindu.

Di awal kepemimpinannya pula, beberapa musuhnya mencoba buat mengambil alih Kota Delhi dari kekuasaannya. Termasuk Dinasti Lodi nan kembali mengobarkan perang lewat pemimpinnya Muhammad Lodi. Setahun sebelum ia mati pada tahun 1930, Raja Babur sukses menumpas perlawanan Lodi. Kepemimpinan di Mughal beralih kepada anaknya nan bernama Humayun.



Humayun

Humayan meruapakan anak Babur nan pada saat Babur meninggal mengambil alih pemerintahan Kerajaan Mughal. Ia memerintah selama 26 tahun, yakni sejak tahun 1930 M-1956 M. Sepeninggal Babur, Mughal tetap mendapat ancaman dari musuh-musuhnya.

Setelah mengalahkan para pemberontak Bahadur Syah, Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan menghadapi Sher Khan dari Afghanistan. Kekalahan tersebut pula nan akhirnya membuat ia harus mengasingkan diri ke wilayah Persia.

Selama melarikan diri ke Persia, dalam pelariannya selama 15 tahun, Humayun sukses mengumpulkan kembali kekuatannya. Sebelum ia meninggal pada tahun 1956 M, ia sukses merebut kembali Kota Delhi dan membangun kembali Kerajaan Mugal. Sepeninggalnya, Mughal dipimpin oleh cucunya Babur, yakni Raja Akbar.



Raja Akbar

Tidak ada raja Mughal nan lebih sukses dari Akbar. Sebagai anak Humayun, Akbar memimpin Mughal menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar di India . Walau menjadi Raja Mughal paling kontorversial sepanjang sejarah, Akbar sukses mebangun kejayaan Mughal dan mendirikan sebuah dinasti Islam nan besar.

Akbar juga mendapat perlawan dari musuh-musuh terdahulu baik musuh ayahnya maupun musuh kakeknya. Pada saat ayahnya, Raja Humayun meninggal, Humayun memberikan kekuasaan kepada Bairam Khan, sebab pada saat itu Akbar masih berusia 14 tahun.

Bairam Khan sendiri merupakan penganut Islam Syiah. Mughal pada saat itu tengah menghadapi agresi dari pemberontak nan dipimpin oleh Himu dengan kekuasaannya atas daerah Gwalior dan Agra. Tahun 1556 M, di bawah hulubalang Bairam Khan, pasukan Mughal berperang dengan pasukan pimpinan Himu. Peperangan dahsyat ini sendiri disebut sebagai Perang Panipat II.

Perang Panipat II sukses dimenangkan oleh pasukan Mughal. Sejak kemenangan itu, Bairam Khan memiliki pengaruh nan besar terhadap kerajaan. Oleh karena itu, ia menjalankan pemerintahan kerajaan berlandaskan ajaran Syiah.

Kerajaan pun kembali bergejolak, perbedaaan pandangan antara Akbar dan Bairam Khan mencapai puncak pada perang saudara pada tahun 1561 M. Akbar sukses melumpuhkan pemerontakan Bairam Khan dan memulai kekuasaan di Mughal. Hal pertama nan ia lakukan ialah membersihkan kerajaan dari unsur defleksi dan pembersihan terhadap persoalan-persoalan internal nan bisa menghambat perkembangan kerajaan.

Raja Akbar nan terkenal andal di medan perang, sukses mengekspansi beberapa wilayah seperti Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Keberhasilan perluasan besar-besaran nan dilakukan Akbar telah menambah luas wilayah Mughal dan menandai dimulainya sistem pemerintahan nan militeristik.

Luasnya wilayah kekuasaan Mughal sebab diapit oleh 2 gerbang primer India yaitu Kabul dan Kota Kandahar, menjadikan Kerajaan Mughal sebagai kerajaan Islam nan besar. Namun, selama Akbar memimpin kerajaan, ada beberapa aspek sosial nan lebih menonjol daripada semangat buat menerapakan ajaran Islam secara kaffah.

Spirit tersebut ialah dengan mengajak semua etnis buat manunggal dan membangun dinasti. Kebijakan-kebijakan nan ditempuh oleh Akbar memungkinkan semua golongan tunduk dalam kekuasaannya, sehingga didapat pemerintahan nan stabil. Inilah nan dipercaya menjadi kapital berharga bagi kelangsungan kejayaan Mughal.

Ada beberapa aspek krusial nan sukses diterapkan oleh Raja Akbar pada masa kepemimpinannya di antaranya menerapkan pemerintahan secara militeristik sehingga membuat pemerintahan menjadi lebih terkontrol. Di bidang agama misalnya, Akbar sukses menerapkan suatu sistem politik sulakhul , nan merupakan suatu bentuk nan mengedepankan sikap toleransi universal.

Suatu keputusan politik nan berpijak pada ajaran bahwa semua rakyat India dipandang sama. Tak ada disparitas dan diskriminasi, baik itu mengatsanamakan agama maupun etnis.

Berikut daftar nama-nama raja Mughal.

  1. Zahiruddin Babur nan memerintah dari tahun 1482 hingga 1530 M
  2. Humayun nan memerintah dari tahun 1530 hingga 1539 M
  3. Akbar Syah I nan memerintah dari tahun 1556 hingga 1605 M
  4. Jehangir nan memerintah dari tahun 1605 hingga 1628 M
  5. Syah Jehan nan memerintah dari tahun 1628 hingga 1658 M
  6. Aurangzeb (Alamgir I) nan memerintah dari tahun 1658 hingga 1707 M
  7. Muazzam (Bahadur Syah I) nan memerintah dari tahun 1707 hingga 1712 M
  8. Azimus Syah nan memerintah pada tahun 1712 M
  9. Jihandar Syah nan memerintah pada tahun 1712 M
  10. Farukh Siyar nan memerintah dari tahun 1713 hingga 1719 M
  11. Muhammad Syah nan memerintah dari tahun 1719 hingga 1748 M
  12. Ahmad Syah nan memerintah dari tahun 1748 hingga 1754 M
  13. Alamghir II nan memerintah dari tahun 1754 hingga 1759 M
  14. Syah Alam II nan memerintah dari tahun 1759 hingga 1806 M
  15. Akbar II nan memerintah dari tahun 1806 hingga 1837 M
  16. Bahadur Syah II nan memerintah dari tahun 1837 hingga 1858 M

Sepeninggal Raja Akbar, Mughal mengalami kemunduran. Kudeta marak terjadi. Gerakan separatis Hindu Tengah mulai mengancam. Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin menebar ancaman dan siap menyerang sewaktu-waktu.

Ditambah lagi bahwa para pedagang Inggris nan diizinkan oleh Jehangir menanamkan kapital di India, dengan didukung oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai. Terjadi kemunduran moral dan gaya hayati mewah nan terjadi di kalangan elite politik lingkungan kerajaan, nan akhirnya mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.

Belum lagi fenomena bahwa seluruh pewaris di kerajaan pada masa akhir merupakan orang nan lemah dalam kepemimpinan. Sehingga, tak dapat menangani jika terjadi kemerosotan politik di dalam negeri.

Munghal benar-benar terpuruk dan benar-benar hancur. Kisahnya menjadi salah satu dari rentetan sejarah kerajaan Islam di dunia. Semoga kita bisa belajar dari kerajaan ini, bahwa kejayaan dan kehancuran hanyalah siklus dari sebuah kerajaan.