Model Indonesia Si Perut Rata
Blantika global hiburan Indonesia, secara tak langsung memasang baku kecantikan atas diri wanita, seperti nan dipertontonkan di layar kaca. Bagi wanita, sebutan kutilang buat ukuran seorang wanita kurus, tinggi langsing dengan perut latif nan rata, ialah baku seorang wanita cantik. Sedangkan prianya, memiliki body six pack dengan perut rata berotot ialah pria ideal. Padahal, apa sahih begitu?
Standar Kecantikan
Sudah merupakan misteri generik bahwa memiliki body nan aduhai, seolah mampu mempermudah jalannya karier. Umumnya seperti itulah nan terjadi di global wanita. Baik dalam bidang kerja apapun dan profesi apapun.
Seolah baku sebuah kecantikan seperti sudah memiliki patokan. Dan tolok ukur nan secara tak sadar, diikuti oleh banyak para wanita lainnya.
Wanita mana nan tak ingin memiliki perut indah? Bagi kaum pria, perut latif identik dengan bentuk perut kotak-kotak atau lebih akrab dengan sebutan six pack . Bagi kaum wanita, lain lagi. Perut nan latif tak perlu kotak-kotak. Perut yang latif bagi wanita ialah bentuk perut nan rata tanpa menyisakan timbunan lemak. Bagi si perut berlemak tersebut, penampilannya mau tidak mau seolah seperti mengenakan tas pinggang saat bercelana.
Model Indonesia Si Perut Rata
Pernah melihat seorang model melenggak-lenggok di atas cat walk atau sebagai cover majalah pria dewasa? Selain tinggi menjulang dengan betis jenjang, perhatikan perut mereka. Ya, rata. Tidak ada timbunan lemak. Mereka tak menenteng ‘tas pinggang’ kala melenggang. Perut rata para model itu kadang membuat beberapa perempuan "biasa" iri.
Akan tetapi, sebuah penyadaran sebagai ungkapan penghibur adalah, "Pantas saja bodinya bagus dan perutnya rata, namanya juga model." Ya, kalimat penghibur itulah satu-satunya senjata terampuh bagi kaum wanita nan merasa memiliki perut terkategori gendut. Para model itu seolah didesain buat memiliki tubuh nan serba "kekurangan".
Kekurangan nan dimaksud ialah bentuk tubuh teramat ramping. Tampaknya, para model itu sangat menjaga asupan makanan dalam tubuh agar perutnya tetap indah, tetap rata. Perut memang bisa dibilang sebagai tolok ukur penambahan bobot seseorang. Jika seorang wanita sudah tak nyaman dengan bentuk perut, itu berarti sudah saatnya berdiet.
Dan di dalam global mode dan fashion pun seolah sudah menjadi baku umum. Bahwa para model catwalk dan foto model, memiliki kriteria tersebut. Kurus, tinggi, langsing, perut nan rata, betis ramping dan leher nan jenjang.
Jarang ada sebuah majalah nan berani mengekspos seorang model nan gendut dan tambun di cover majalahnya. Apalagi majalah-majalah fashion. Seolah wanita dengan perut rata dan latif ialah menjadi trade mark mereka.
Aset Berharga Si Perut Rata
Kemudian, apa akhirnya nan menjadi pemeo di tengah masyarakat? Bahwa memiliki perut indah sudah niscaya bisa memuluskan karier seorang model. Hal ini bisa dikatakan suatu kelaziman dalam global selebritas. Ramping ialah agunan berhasil dalam berkarier. Tampaknya, sporadis ditemui model dengan keadaan fisik nan agak berisi, kecuali model pakaian hamil. Semua model disamaratakan, eksotis dengan bentuk tubuh ‘kekurangan’.
Sebenarnya, tak ada penggeneralisasian seorang model harus berbodi ramping dan serba singset. Entah dari mana dan kapan semua itu bermula. Mungkin sejak global permodelan hadir, gambaran langsing sudah terbangun dengan sendirinya. Langsing ialah eksotis dan sebagainya. Padahal, perut berlemak bagi seniman India merupakan salah satu sisi keseksian.
Perbedaan antarperut ini mungkin bisa dikaitkan dengan cara pandang dan nilai sebuah kecantikan tiap negara. Setiap negara, bahkan daerah sekali pun, memiliki kriteria tersendiri perihal kecantikan. Hal itu tak lepas dari tradisi dan cara pandang setiap orang tentang kata cantik, langsing, dan perut rata yang latif itu. Setiap budaya memiliki evaluasi tersendiri.
Di Indonesia ataupun Negara lain memang mungkin setuju dengan pendapat tersebut. Tetapi tak di India. Seorang wanita cantik menurut baku mereka, justru ditunjukkan oleh para wanita bertubuh fertile dan berbokong besar. Otomatis bisa Anda bayangkan, bahwa tubuh wanita seperti itu pastilah berperut tak rata.
Atau di pedalaman Afrika juga baku kecantikan bukan dari bentuk tubuh langsing, namun wanita dengan bokong besar juga menjadi incaran para kaum prianya. Sedangkan di pedalaman Kalimantan, yakni suku dayak. Kecantikan wanita dilihat dari berapa panjang telinganya. Karena mereka sudah dikenakan anting dan pemberat telinga sejak kecil, dan bertambah umur maka bertambah panjang telinganya, serta bertambah cantik menurut para pria.
Perut Rata Menghiasi Majalah Pria Dewasa
Selanjutnya di mana lagi eksistensi si perut rata dan latif bisa ditemukan orang? Apabila Anda memang penggemar bacaan berupa majalah spesifik pria dewasa, atau majalah-majalah nan segmennya ialah pria secara umum; maka si perut indah itu sering menghiasi covernya.
Kebiasaan membeli dan membaca majalah spesifik pria dewasa bagi kaum pria, seperti Playboy nan sangat fenomenal dan juga kontroversial. Dianggap kontroversial, sebab mengundang pro-kontra nan berkaitan dengan model-modelnya, nan kebanyakan ialah para wanita.
Namun hal nan seringkali dianggap tabu itu, justru merupakan sebuah kewajaran bagi para selebritas nan menjadi modelnya. Bahkan lebih jauh lagi, di Indonesia, kehadiran majalah pria dewasa ini cukup meresahkan sebab dinilai bisa berimbas pada keterpurukan moral anak bangsa.
Alasan demikian tak semata-mata diciptakan buat membuat sensasi. Bagaimana pun, Indonesia ialah negara nan penduduknya mayoritas beragama Islam. Dengan adat budaya ketimuran nan paradoksal dikenal global dengan keramahan dan kesopanan. Kehadiran model-model dalam majalah pria tersebut tentu saja mengundang reaksi luar biasa.
Bagaimana tidak, para model Indonesia dalam majalah tersebut tampil dengan busana "alakadarnya". Bahkan, ada nan nekad berfoto nirbusana. Bagian dada dan perut ratanya diumbar begitu saja. Seolah itu ialah hal nan wajar.
Namun sejak diberlakukannya Undang-Undang Anti Pornografi di Indonesia, beberapa model majalah tersebut pun banyak nan dimejahijaukan.
Fenomena si Perut Indah
Kadangkala citra estetika tentang sesuatu hal tak selalu sesuai dengan fakta nan ada. Misalnya, bahwa mereka para wanita nan memiliki perut rata dan latif niscaya akan memperoleh kemudahan-kemudahan dalam hidup, karier dan pergaulan di lingkungan.
Padahal belum tentu semua itu ialah benar. Karena biar bagaimanapun kesuksesan seseorang bukan diukur dari perut rata dan indah, namun lebih kepada keuletan buat melakukan suatu usaha. Apapun bidang nan mereka tekuni. Menjadi model, foto model, pramugari, sekertaris maupun business woman, semua dinilai dari ketekunan dan keuletan mereka melakoni profesinya.
Sehinnga kenyataan nan ada kini tentang si perut latif dan rata, bukan lagi hal nan mutlak. Sehingga benar-benar salah, apabila seorang wanita berolahraga mati-matian hanya buat memperoleh hasil perut latif dan langsing, dengan maksud buat memuluskan karier mereka.
Lain apabila, olahraga dan diet nan mereka lakukan ialah buat bertujuan menjaga kesehatan. Atau paling tak menerapkan pola hayati sehat, dengan rajin berolahraga ataupun senam.
Kini, semoga Anda telah memiliki persepsi nan sahih tentang perut indah ala para model wanita Indonesia.