Cara Mengatasi
Adalah hal nan biasa apabila seseorang nan biasa bepergian ke luar negeri, atau memang berdomisili di luar negeri, pernah mengalami hal-hal nan membuatnya merasa down. Homesick syndrome , atau culture shock . Semua istilah-istilah tersebut ialah sekelumit dari gejala gegar budaya .
Pengertian Gegar Budaya
Apakah Anda tipe orang nan suka berpetualang? Menjalani hayati dengan membaur dalam masyarakat nan berbeda tradisi dan kebudayaan dengan Anda? Jika iya, maka Anda tentunya pernah mengamali suatu perasaan nan dikenal dengan gegar budaya atau lebih dikenal dengan culture shock .
Kondisi ini lazim menghinggapi seseorang ketika ia hayati dalam waktu nan nisbi lama di suatu loka nan punya budaya berbeda. Beberapa gejala nan terjadi ada nan bersifat sesaat. Tapi, ada juga nan menetap hingga menimbulkan perasaan tidak menyenangkan. Dalam jangka waktu beerapa lama, akan semakin merusak kebahagiaan.
Kemudian buat jangka waktu tertentu, apakah sebenarnya gegar budaya tersebut bisa diatasi? Anda sendiri nan menentukan mampu atau tidaknya mengatasi hal tersebut.
Di dalam pengertian komunikasi dan interaksi interpersonal. Maka gegar budaya ini biasa terjadi dalam suatu interaksi masyarakat. Hal ini dipicu oleh adanya rasa berbeda antara dirinya dengan orang di sekitarnya.
Gejala Gegar Budaya
Jika merasa depresi, tertolak oleh lingkungan sekitar atau berbagai emosi negatif lainnya, hati-hati! Besar kemungkinan Anda sedang mengalami gejala dampak gegar budaya .
Gejala generik nan biasa ditemui adalah: rasa bosan nan menjangkiti dalam waktu lama, tak bisa tidur lelap atau justru terlalu over , moody dan sedikit stress .
Coba cermati beberapa gejala berikut ini. Apabila gejala awal seperti nan telah disebutkan di awal, berlanjut menjadi muncul beberapa gejala lain. Mungkin saja Anda positif mengalami gegar budaya. Mungkin saja salah satu atau semua gejala ini Anda rasakan, maka segeralah bertindak buat mengatasinya.
- Ingin pulang ke tanah air ( homesick ).
- Bosan dengan kehidupan nan monoton.
- Menyendiri atau banyak beraktivitas di global maya (internet, email, chatting, game on-line).
- Menangis tiba-tiba tanpa ada karena nan jelas (sentimentil).
- Makan banyak dari biasanya.
- Tidur kurang atau sebaliknya, banyak tidur.
- Menjelek-jelekkan orang setempat dan membuat stereotype aneh tentang mereka tanpa didasari hal nan rasional.
- Menghindari kontak dengan orang-orang setempat.
- Sering jengkel dan kesal tanpa alasan ( moody ).
- Stres.
- Lebih banyak berkumpul dengan orang-orang dari daerah asal.
Cara Mengatasi
Pada dasarnya gegar budaya memang tak dapat dihindari. Setiap orang memiliki gejala nan berbeda saat menemui kasius seperti ini. Tergantung pada seberapa besar kemampuan diri buat bertahan dalam disparitas dan rasa kesepian.
Biasanya semakin berbeda budayanya, makin parah imbas nan ditimbulkan. Sebagai pemicu awal dari timbulnya stres, gegar budaya bersifat khusus pada tiap orang. Untuk itu, cara mengatasinya pun berbeda-beda. Disesuaikan dengan ciri individu masing-masing.
Sebenarnya di sinilah mental dan kekuatan karakter tiap orang akan teruji. Apabila Anda memiliki kepribadian nan tangguh, mampu bertahan dalam kesenjangan, serta memiliki kemampuan beradaptasi nan tinggi; maka gejala nan bernama gegar dalam budaya ini tak cukup menjadi batu ujian bagi Anda. Karena Anda ternyata ialah pribadi nan benar-benar mampu menguasai diri, dalam kondisi dan keadaan nan seperti apapun.
Gegar dalam budaya umumnya bisa diatasi atau dikelola dengan berusaha tak terjebak dalam emosi-emosi negatif tersebut. Sibukkan diri dengan berbagai kegiatan sosial nan melibatkan orang banyak. Dapat juga dengan memiliki kenalan orang setempat.
Akan lebih baik lagi jika kenalan itu bisa menjadi sahabat. Tak hanya sekadar teman. Dengan ikatan emosi nan kuat hasil dari persahabatan, terbukti manjur mengikis rasa terasing atau perasaan sendiri di “negeri orang”.
Culture shock juga dapat dikurangi jika Anda mempelajari lebih dalam tentang budaya setempat. Bahkan geger budaya bisa hilang sama sekali jika Anda mulai mencintai budaya tersebut. Seperti pepatah nan menyebutkan “tak kenal maka tidak sayang”, begitulah Anda harus bersikap. Kenali budaya setempat dan berusahalah buat mencintainya.
Re-Enter Shock
Selain gegar budaya atau culture shock , ada lagi nan namanya re-enter shock . Ini merupakan kebalikan dari culture shock . Ciri-cirinya, seorang nan telah lama hayati di “negeri orang”, ketika ia kembali ke negeri asal, ia merasakan hal nan dialami oleh mereka nan hayati di negeri asing.
Seseorang nan mengami re-enter shock menjadi tak betah di negerinya sendiri. Malah timbul perasaan terasing. Yang diinginkan hanya pulang kembali ke “negeri orang” loka ia telah lama menetap.
Mengatasi Culture Shock dan Re-enter Shock
Maka sebenarnya dalam menghadapi kedua kasus tersebut, culture shock ataupun re-enter shock , semuanya hanya berpulang kepada pribadi masing-masing. Anda tak dapat mengandalkan orang lain buat bisa mengatasi hal seperti ini. Tetapi nan lebih baik Anda lakukan ialah mencoba mengatasinya sendiri. Karena rasa keengganan itu semua berawal dari diri Anda sendiri.
Kini, ketika Anda telah memahami seperti apa gejala gegar budaya atau culture shock , dan seperti apa pula gejala re-enter shock , Anda bisa membuat beberapa list atas cara mengatasi nan Anda upayakan sendiri
Contohnya ialah sebagai berikut:
- Tips Penangkal Culture Shock
- Berusaha menguasai bahasa setempat. Dengan mengenali bahasa loka Anda tinggal, maka Anda tak merasa kesepian.
- Mengenali budaya dan tradisi setempat, dan ikut terlibat aktif di dalamnya.
- Jalin pertemanan secara general, bukan hanya dengan teman atau partner sedaerah atau senegara saja.
- Menyibukkan diri dengan kegiatan positif bersifat lokal.
- Menyibukkan diri dengan kegiatan keagamaan. Karena meski berbeda Negara, berbeda budaya, tapi biasanya persamaan agama akan memupus segala perbedaant tersebut.
- Bersikap terbuka, ramah, dan tak negative thinking , serta hindari sifat underestimate terhadap orang lain.
- Tips Penangkal Re-Enter Shock
- Meski berada jauh dari kampung halaman, tetap selalu jalin komunikasi dengan teman, keluarga atau sahabat di tanah air, atau dari daerah asal.
- Selain menambah teman baru di negeri orang, juga tetap jalin pertemanan dengan orang sedaerah atau sebangsa. Sehingga ketika pulang ke tanah air, Anda akan menemui teman lama di tanah air Anda sendiri.
- Membuka wawasan dan menambah pengetahuan akan negeri atau daerah sendiri, dan mencoba membuka diri buat menjadi duta bagi bangsa pada orang-orang di sekitar Anda.
- Bagus juga menguasai beberapa kesenian daerah. Seperti satu atau dua buah lagu daerah, dan juga tarian daerah. Sehingga dalam suatu kesempatan, Anda bisa menampilkan kepandaian Anda tersebut buat turut memeriahkan acara, atau berkontribusi dalam acara lokal.
- Menjadikan diri sebagai jembatan bagi dua kebudayaan nan tengah Anda lalui. Kebudayaan daerah atau negeri asal, dengan kebudayaan setempat di negeri nan tengah Anda tinggali sekarang.
Nah! Bukankah kini Anda mampu menyingkirkan demam gegar budaya bukan? Sekaligus mampu menepis virus nan dapat merusak kebahagiaan hati Anda sendiri. Intinya di manapun Anda berada, kebahagiaan itu ada di hati. Jadi temukanlah sendiri dari hati Anda tersebut. Dengan cara selalu berbuat kebaikan dari hati. Mudah bukan?