Dakwah Nabi Ibrahim
Dibakar dalam barah nan membara namun tetap selamat, merupakan salah satu mukjizat Nabi Ibrahim nan paling dikenal oleh masyarakat. Kondisi ini terjadi sebagai konsekuensi atas tugas Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah buat menyampaikan dakwah pada umat nan pada saat itu hayati dalam masa jahiliyah.
Mukjizat Nabi Ibrahim ini diberikan oleh Allah pada beliau, sebagai cara buat menunjukkan kepada masyarakat saat itu, bahwa apa nan disampaikan oleh Nabi Ibrahim ialah sebuah kebenaran. Pembakaran ini berawal, ketika Nabi Ibrahim dengan gagah berani menghancurkan semua berhala nan saat itu dijadikan Tuhan oleh penguasa, yaitu Raja Namrud berikut seluruh rakyatnya.
Akibatnya, Nabi Ibrahim harus menghadapi pengadilan nan diadakan oleh Raja Namrud tersebut. Pengadilan ini dimaksudkan buat meminta pertanggungjawaban Nabi Ibrahim, sebab sudah berani menghancurkan berhala-berhala nan ada di lingkungan kerajaan. Padahal, oleh masyarakat Raja Namrud, semua berhala tersebut dianggap sebagai Tuhan yagn harus mereka sanjung dan mereka puja.
Kisah Nabi Ibrahim
Di luar mukjizat Nabi Ibrahim nan dimilikinya, umat Islam wajib mengenal sejarah Nabi Ibrahim tersebut. Sebab, Nabi Ibrahim merupakan salah satu dari lima nabi nan digolongkan sebagai Ulul Azmi. Selain itu, Nabi Ibrahim bersama dengan putranya yaitu Nabi Ismail merupakan sosok pemimpin umat nan menggagas pendirian Ka'bah nan pada saat ini digunakan umat Islam sebagai arah sholat.
Nabi Ibrahim sendiri terlahir dari seorang ayah nan bernama Azar, nan merupakan keturunan dari Nabi Nuh A.S. Nabi Ibrahim lahir di sebuah loka nan disebut dengan Faddam A'ram pada masa kerajaan Babilonia. Saat lahir, Ibrahim hayati dalam pemerintahan raja zalim nan bernama Namrud bin Kan'aan.
Pada saat Ibrahim lahir, negara di bawah pemerintahan raja Namrud sedang dalam keadaan nan rancu balau. Hal ini sebab Raja Namrud mendapatkan petunjuk bahwa akan ada seorang bayi laki-laki nan lahir di negaranya. Dimana pada nantinya, bayi tersebut akan tumbuh dan merampas kekuasaan nan dimilikinya.
Selain itu, bayi itu ketika dewasa kelak akan membawa sebuah agama baru nan mempercayai keberadaan satu Tuhan saja serta memusnahkan batu berhala nan pada saat itu dijadikan tuhan. Dalam ramalan tersebut disampaikan juga, bahwa bayi tersebut akan menyebabkan kematian Raja Namrud dengan cara nan sangat mengerikan.
Berdasar dari ramalan tersebut, Raja Namrud akhirnya membuat sebuah kebijakan nan sangat keji. Dirinya membuat perintah, agar semua bayi laki-laki nan lahir di wilayahnya harus dibunuh. Selain itu, buat menghindari kehamilan, maka kaum laki-laki dan perempuan harus pula dipisahkan selama satu tahun lamanya.
Meski demikian, dengan kehendak dan ketetapan Allah, maka segala sesuatu nan sudah direncanakan oleh raja kafir ini tetap saja terdapat celah. Ibunda Nabi Sulaiman yaitu istri Aazar, pada saat itu sudah mengandung namun tak menampakkan tanda-tanda kehamilan. Sehingga dirinya lolos dari inspeksi nan dilakukan oleh para tentara raja Namrud.
Hingga pada saat waktu kelahiran tiba, ibunda Nabi Sulaiman memutuskan buat bersembunyi dalam sebuah goa dan melahirkan di loka tersebut. Setelah bayi tersebut lahir, ditinggalkannya bayi laki-laki itu dengan batu-batu kecil di mulutnya agar tak menangis.
Setelah seminggu, bersama suaminya mereka berdua kembali mendatangi gua tersebut dan mendapati bayi nan mereka tinggalkan ternyata masih hidup. Untuk mencukupi kebutuhan makannya, bayi nan ternyata ialah Nabi Ibrahim tersebut mengisap celah jarinya nan memancarkan susu serta makanan lain nan berkhasiat. Inilah bentuk mukjizat Nabi Ibrahim nan mampu menjadikannya bertahan meski tanpa asupan air susu sang ibu nan meninggalkannya sendirian di gua tersebut.
Itulah mengapa, ketika Nabi Ibrahim baru berusia 15 bulan, pertumbuhannya sangat pesat sehingga terlihat seperti bayi berusia dua tahun. Oleh karenanya, kedua orang tuanya segera membawanya pulang ke rumah buat kemudian tinggal bersama.
Dalam usia remaja, Nabi Ibrahim sering membantu ayahnya berjualan berhala nan kemudian dijadikan sosok sembahan bagi masyarakat. Namun, sebab pada dasarnya Nabi Ibrahim tak konfiden dengan keyakinan nan dianut oleh masyarakat setempat, maka ketika menjajakan patung, Nabi Ibrahim justru mengejeknya sebagai patung nan tak berguna.
Keyakinan Pada Allah
Perjalanan rohani Nabi Ibrahim kemudian menjumpai titik rendezvous dengan Allah. Dalam sebuah kesempatan, Nabi Ibrahim memohon kepada Allah buat ditunjukkan sebuah hal, yaitu cara menghidupkan makhluk nan sudah mati.
Allah menjawab dengan memerintahkan Nabi Ibrahim buat membunuh empat ekor burung, kemudian mencabik keempatnya serta memisahkan potongan tubuh tersebut secara berjauhan. Selanjutnya, Allah meminta Nabi Ibrahim buat memanggil keempat ekor burung tersebut. Ketika keempat ekor burung nan sudah dibunuh dan dicabik-cabiknya itu muncul dihadapannya, semakin bulatlah keyakinan Nabi Ibrahim tentang Allah nan layak disembahnya.
Dakwah Nabi Ibrahim
Dalam menyampaikan dakwah mengenai Allah, orang pertama nan menjadi target dakwan Nabi Ibrahim ialah keluarganya, dalam hal ini ayahnya. Sebab, ayahnya merupakan salah satu tokoh masyarakat nan dikenal sebagai pakar membuat patung. Patung-patung protesis ayahnya, banyak dijadikan sebagai tuhan oleh masyarakat Mesopotamia kala itu.
Pada ayahnya, Nabi Ibrahim menyampaikan pesan bahwa apa nan selama ini disembah oleh ayahnya, beserta seluruh rakyat kerajaan Namrud ialah kesalahan. Sebab, patung-patung nan mereka sembah tak mampu memberikan apapun. Dan Allah nan mengutus Nabi Ibrahim, merupakan Tuhan nan sebenarnya dan harus disembah oleh semua orang.
Mendengar apa nan disampaikan oleh anaknya, Aazar tak menyampaikan terimakasih namun justru menunjukkan kemarahannya. Bahkan diusirnya Nabi Ibrahim dari rumahnya sebab dianggap tak mau mengikuti kepercayaan nan sudah dianut selama turun temurun tersebut.
Nabi Ibrahim pun pergi dari rumah. Namun sebagai Nabi nan memiliki kesabaran luar biasa, Nabi Ibrahim tak meminta Allah buat melaknat ayahnya. Nabi Ibrahim tetap berkata santun pada ayahnya, dan menyampaikan do'a semoga Allah mau mengampuni kesalahan ayahnya tersebut.
Perusakan Patung
Puncak perjuangan Nabi Ibrahim dalam menyebarkan keyakinannya ialah ketika dirinya merusak seluruh patung nan dijadikan tuhan oleh seluruh masyarakat di kerajaan tersebut. Kecuali patung nan paling besar, tak dirusaknya dan justru diberikan sebuah kampak di tangan patung tersebut.
Melihat hal ini, raja Namrud marah dan membuat sebuah pengadilan rakyat. Di situ, Nabi Ibrahim ditanya alasan mengapa merusak semua patung-patung nan ada. Nabi Ibrahim menjawab, bahwa bukan dirinyalah nan merusak semua patung itu, namun patung terbesarlah nan merusaknya. Terbukti dengan adanya kampak nan ada di tangan patung tersebut.
Setelah mendengar jawaban itu, Raja Namrud marah dan memerintahkan tentaranya buat menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar. Namun, Nabi Ibrahim tetap tenang dan konfiden bahwa Allah akan menolongnya. Hal ini terbukti dengan tak terbakarnya tubuh Nabi Ibrahim dalam kobaran api, walaupun seluruh tali nan mengikatnya hangus. Namun tubuh dan baju Nabi Ibrahim tetap utuh sebagaimana semula.
Kondisi ini menyebabkan goyahnya keyakinan sebagian rakyat Raja Namrud nan mulai meyakini bahwa apa nan disampaikan oleh Nabi Ibrahim sahih adanya. Bahkan putri Raja Namrud yaitu Putri Razia, langsung menyatakan diri sebagai pengikut Nabi Ibrahim.