Membuat Remaja Menemukan Bakatnya
Usia remaja ialah usia nan sangat labil. Di mana anak-anak tersebut dapat berbuat apa saja sinkron kehendak hati mereka. Tanpa pikir panjang, banyak anak nan memutuskan suatu masalah nan tengah mereka hadapi tanpa memikirkan bagaimana akibat nan akan dihadapinya atau orang-orang di sekitarnya. Perubahan remaja dalam fase kehidupan itulah, anak-anak tersebut membutuhkan bimbingan.
Kondisi remaja nan terbiasa mengedepankan ego atas pilihan mereka tak sporadis membuat suatu masalah menjadi runyam . Bahkan bukan tak mungkin, masalah tersebut menjadi awal mula kehancuran para remaja. Meskipun tak dapat juga dipungkiri bahwa di antara remaja nan mengalami perubahan masih ada nan memiliki pemikiran maju ke depan beberapa langkah. Remaja itulah nan berpikir positif. Tapi, seberapa banyak remaja nan melakukan itu jika tak ada campur tangan bimbingan seseorang?
Sikap tak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi pembentukannya senantiasa berlangsung dalam hubungan manusia dengan objek tertentu. Hubungan sosial mempunyai peranan nan besar terhadap sikap sesorang yakni dalam mengubah sikap atau membentuk sikap nan baru.
Bermacam- macam faktor nan bisa mempengaruhi berubahnya sikap atau terbentuknya sikap nan baru, faktor- faktor tersebut dapat berasal dari luar diri manusia, seperti adanya hubungan dengan hasil kebudayaan manusia nan sampai kepadanya melalui media komunikasi, ataupun berasal dari faktor intern di dalam diri pribadi manusia.
Yakni berupa selektifitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri atau minat perhatiannya buat menerima atau mengulas pengaruh- pengaruh nan datang dari dirinya. Disamping itu, faktor intern ditentukan oleh motif- motif dan sikap lainnya nan sudah terdapat dalam pribadi orang itu.
Orang Tua, Saudara, atau Orang Terdekat Harus Masuk Dalam Global Remaja
Jika Anda sebagai orang tua dari anak remaja, atau memiliki saudara remaja, atau juga dekat dengan anak nan masih remaja, niscaya Anda sudah mengetahui bagaimana gelagat mereka di hadapan Anda. Karena, perubahan remaja dapat dikatakan sangat mencolok.
Dari keinginan mereka memiliki beberapa barang nan sedang ngetrend sampai perubahan mereka memperbaiki penampilan buat dapat eksis berkumpul atau jalan-jalan dengan mitra mereka di Mall atau loka generik nan akan didatangi banyak orang.
Keinginan remaja nan sulit buat dibendung seperti tersebut di atas itulah nan kadang membuat sebuah gesekan terhadap Anda nan tak mengiyakan apapun nan diinginkan atau dilakukan para remaja. Sehingga nan terjadi ada pembatas antara Anda dan mereka. Padahal, nan dibutuhkan di loka ini ialah dapat masuknya Anda ke dalam kehidupan mereka sebagai pembimbing agar keputusan mereka nantinya tak membuat kekecewaan di kemudian hari.
Tapi lantas, bukan artinya sebagai pembimbing membuat Anda menjadi sosok otoriter. Karena perubahan remaja dapat dikatakan sebagai fase perubahan mereka menjadi seperti apa dan bagaimana dalam kelanjutan hayati mereka. Yang dibutuhkan tentunya memahami apa keinginan mereka. Untuk itulah, diharuskan bagi Anda dekat dengan mereka dan mengajarkan makna kehidupan lebih dalam pada mereka.
Membuat Remaja Menemukan Bakatnya
Ketika pendekatan dari hati ke hati serta bimbingan Anda lakukan pada anak-anak remaja, kini saatnya Anda melihat potensi apa nan ada dalam diri mereka. Bagaimanapun, seseorang pastilah memiliki potensi diri nan dapat dikembangkan dan dapat menghasilkan sesuatu nan sangat luar biasa di masa mendatang.
Fase perubahan remaja akan membantu Anda menemukan bakat-bakat nan dimiliki para remaja tersebut. Karena dari masa perubahan itu, Anda dapat mengetahui ingin menjadi apakah remaja tersebut. Sebagai contoh, jika mereka menyukai bidang fashion , maka tak ada salahnya Anda mendorong mereka buat menjadi seorang model. Karena dari hanya sebatas rasa suka, kemungkinan terbesarnya ialah sebuah talenta istimewa. Sehingga, kesukaan mereka tersalurkan ke jalan postif dan bermanfaat.
Memahami Perubahan Sikap Melalui Teori
Terdapat beberapa teori tentang perubahan sikap menurut para pakar diantaranya yaitu teori perubahan sikap nan dikemukakan oleh Hovland, Janis, dan Kelley, nan mengemukakan teori Stimulus - Respons dan Reinforcement. Teori perubahan sikap tersebut disebut sebagai teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons). Dalam teori ini mereka beranggapan bahwa :
Proses perubahan sikap ialah aspek "how" bukan "what" dan "why". Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan, perubahan sikap tampak bahwa sikap bisa berubah, hanya jika stimulus nan menerpa benar- sahih melebihi semula. (Effendy, 2000)
Dalam artikel ini yaitu bagaimana pembimbing bisa memberikan stimulus kepada remajanya, yaitu dengan jalan berkomunikasi informal sehingga diharapkan remaja bisa berubah sinkron dengan nan diinginkan oleh pembimbing. Perubahan sikap remaja itu akan terjadi apabila pembimbing memberikan stimulus yaitu bagaimana ia berkomunikai dengan remaja agar tak sama seperti di dalam lingkungan. Pembimbing bisa merubah cara formal di dalam lingkungan ketika sedang mengajar dan cara informal pada saat berkomunikasi di luar lingkungan dengan remajanya.
Proses teori menggambarkan sikap dan bergantung pada proses nan terjadi pada individu. Klarifikasi tentang teori S-O-R, menunjukkan bahwa sikap bisa berubah jika rangsangan nan diberikan benar- sahih melebihi rangsang semula, oleh sebab itu dibutuhkan komunikator nan mempunyai kemampuan didalam berkomunikasi, sebab peranan komunikator seperti diterangkan oleh Mar'at bahwa "Karakteristik dari seseorang menentukan keberhasilan tentang perubahan sikap seperti kredibilitasnya, kepemimpinnannya dan gaya berkomunikasi".(Mar'at,1981:26).
Dalam hal ini pembimbing merupakan seseorang nan memiliki dapat dipercaya dimata remaja, sebab pembimbing merupakan orang nan memahami dan menguasai mata pelajaran nan tak dipahami atau dimengerti oleh remaja.Teori S-O-R ini singkatan dari S (Stimulus), O (Organisme), R (Respon) menurut unsur- unsur teori ini, imbas nan ditimbulkan ialah reaksi khusus, sehingga sesorang bisa mengaharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur- unsur ini bisa lebih diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Pesan (Stimulus, S)
b. Komunikan (Organism, O)
c. Imbas (Respons, R)
Digunakannya teori S-O-R ini sebab teori ini meliputi komponen- komponen jiwa dalam ilmu psikologi yaitu : sikap, perilaku, kognitif, kasih sayang dan konasi. Prof. Dr. Mar'at dalam bukunya "Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya", mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley nan menyatakan bahwa dalam menelaah sikap nan baru ada tiga variabel penting, yakni :
- Perhatian
- Pengertian
- Penerimaan
Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses nan terjadi pada individu. Stimulus atau pesan nan disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Bahasan ini menunjukkan bahwa pembimbing sebagai seseorang nan bisa menarik perhatian siswa, memberikan pengertian kepada remajadalam hal pelajaran nan tak dipahami sehingga timbul penerimaan dari siswa.
Perubahan Remaja nan Positif Akan Membawa Kebaikkan
Tentunya, perubahan remaja nan disalurkan ke arah positif akan menjadi kebaikan dalam hayati remaja tersebut. Ini menjadi cambuk bagi mereka-para remaja, nan meremehkan nilai-nilai ini dan meninggikan nilai negatif tanpa mereka sadari.
Padahal, nilai negatif mudah ditebak, yaitu dengan adanya niat jelek dalam hati remaja itu sendiri nan pada akhirnya, ketika niat jelek terlaksana akan menghasilkan ketidakbaikkan bagi mereka. Contoh, remaja nan menjadikan fashion hanya buat memamerkan kecantikan akan mengundang orang-orang jahil dan para hidung belang.
Bukankah hal tersebut sangat mengerikan terjadi pada remaja di dekat Anda? Tunggu apa lagi? Arahkanlah remaja-remaja di sekitar Anda pada hal-hal positif. Selamat mencoba!