Siapakah Khidir?
Ada 25 nama nabi dalam agama Islam nan wajib diketahui. Kisah hayati mereka dalam menegakkan agama Allah di muka bumi terbilang tak mudah, penuh liku-liku. Namun, mereka diberi kemudahan oleh Allah Swt dalam tugas nan diembannya.
Begitu banyak cerita nabi nan dapat dipetik hikmahnya dan juga sikap para nabi nan dapat kita teladani.
Nabi-nabi itu ialah Nabi Adam as, Nabi Idris as, Nabi Nuh as, Nabi Hud as, Nabi Shaleh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Luth as, Nabi Ismail as, Nabi Ishak as, Nabi Yaqub as, Nabi Yusuf as, Nabi Ayyub as, Nabi Dzulkifli as, Nabi Syu’aib as, Nabi Musa as, Nabi Harun as, Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Ilyas as, Nabi Ilyasa as, Nabi Yunus as, Nabi Zakaria as, Nabi Yahya as, Nabi Isa as, dan Muhammad saw.
Kisah Nabi Musa as
Musa ialah keturunan Nabi Yaqub as. Menjelang kelahirannya, di loka nan berbeda, Fir'aun, Raja Mesir nan arogan dan angkuh, bermimpi negerinya akan mengalami kebakaran dahsyat, nan hayati hanyalah keturunan Nabi Yaqub as. Pakar nujum Raja Fir'aun meramalkan bahwa negerinya akan dipimpin oleh seorang lelaki dari keturunan Yaqub.
Mendengar hal itu, Fir’aun menyuruh pengawal kerajaan buat membunuh semua bayi laki-laki nan lahir. Yukabad, Ibu Musa risi mendengar kabar tersebut. Ia menyembunyikan kehamilannya.
Setelah Musa lahir, ia dilarung ibunya ke sungai. Maryam, anak perempuannya diminta buat mengikuti peti kecil loka Musa ditaruh pada saat dihanyutkan ke sungai. Arus sungai mengalir ke arah istana. Istri Fir’aun, Siti Asiahlah nan kemudian merawat Musa seperti anaknya sendiri.
Musa tumbuh menjadi pemuda nan gagah dan kuat. Ia berani melawan siapapun termasuk orang nan bersalah dari kalangan Mesir, satu keturunan dengan ayah tirinya, Fir’aun. Sahabat Musa memberitahu bahwa Fir’aun mencari-carinya dengan marah. Musa pun tinggal bersama Syu’aib selama sepuluh tahun.
Pada suatu malam di Bukit Tursina, Gurun Sinai, Musa berdialog dengan Tuhannya, Allah Swt. Allah memintanya agar berdakwah mendatangi Fir’aun supaya ia mau menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Musa kemudian diberi mukjizat, tongkatnya dapat berubah jadi ular saat dilempar ke tanah. Karena itulah, ia dapat memenangkan pertarungan melawan pakar sihir Fir’aun. Saat merasa kalah, para penyihir itu tunduk pada Nabi Musa as dan akirnya mau mengikuti ajaran Islam. Lalu telapak tangannya akan bersinar saat diselipkan ke ketiaknya.
Pada malam saat Nabi Musa as dan rombongan akan meninggalkan Mesir menuju ke Palestina, pasukan Fir’aun siap buat membunuh mereka. Nabi Musa as dan rombongan terjebak di ujung Bahari Merah, tak ada lagi jalan buat keluar.
Maka Nabi Musa as memukulkan tongkatnya ke laut. Dan terbelahlah ujung teluk tersebut. Nabi Musa beserta rombongan sukses menyebrangi lautan dengan kuda-kuda mereka. Namun, Fir’aun dan pasukannya tenggelam saat berusaha melewati bahari nan lama-kelamaan merapat lagi.
Nabi Musa as menggunakan kitab Taurat buat menjelaskan tentang keesaan Allah Swt kepada para pengikutnya.
Cerita Nabi Musa Mencari Khidir
Pada suatu hari Nabi Musa berpidato di depan para pengikutnya, kaum Bani Israil. Ia mengingatkan mereka buat taat pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Tiba-tiba, ada salah seorang laki-laki dari kaum Bani Israil mengajukan pertanyaan kepadanya,
“Wahi Nabi Musa, siapakah orang nan paling pandau di bumi ini?
Tanpa ragu, Nabi Musa langsung menjawab, ‘Aku’
Karena kekeliruan Nabi Musa inilah maka Allah menurunkan wahyu kepadanya sebagai peringatan dan teguran. Allah Swt. berfirman:
“Hai Musa, saya mempunyai hamba nan saleh dan alim melebihi pengetahuan-pengetahuan nan ada padamu. Dia berada di suatu loka dua lautan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setelah ketemu Khidir, Nabi Musa tampak memiliki banyak kekurangan nan bisa dibaca di dalam surat al-Kahfi. Hingga akhirnya pertemanan mereka pun berpisah. Sebelum berpisah, Nabi Musa meminta wasiat kepada Khidir. Di dalam kitab Fat-hul Bari dijelaskan dengan detail wasiat Khidir kepada Nabi Musa. Berikut ini wasiatnya.
“Hai Musa, sesungguhnya orang nan selalu memberi nasehat itu tidak pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang nan mendengarkannya. Maka janganlah kamu berlama-lama dalam menasehati kaummu. Dan ketahuilah bahwa hatimu ibarat bejana nan harus dirawat dan dipelihara dari hal-hal nan bisa memecahkannya.
Kurangilah usaha-usaha duniawimu dan buanglah jauh-jauh di belakangmu, sebab global ini bukanlah alam nan akan kau tempati selamanya. Kamy diciptakan ialah buat mencari tabungan pahala di akhirat nanti.Bersikap ikhlas dan bersabar dalam menghadapi kemaksiatan nan dihadapi kaummu.
Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuan (ilmu)mu, sebab loka nan kosong akan terisi oleh ilmu nan lain. Janganlah kamu banyak mengomongkan ilmumu itu sebab kamu akan dipisahkan oleh kaum ulama. Maka bersikap sederhana saja, karena sikap sederhana akan menghalangi aibmu dan akan membukakan taufik hidayah untukmu.
Berantaslah kejahilanmu dengan caa membuang sikap masa bodohmu nan selama ini menyelimuti dirimu. Itulah sifat orang-orang nan arif dan bijaksana, menjadi rahmat bagi semuanya.Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencacimu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan dan keteguhan hatimu.
Hai putera Imran, tidakkah kamu sadari bahwa ilmu Allah nan kamu miliki hanya sedikit saja. Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan nan ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang ialah menyiksa dirimu sendiri. Janganlah kamu buka pintu ilmu ini, jika kamu tidak dapat menguncinya. Janganlah juga kamu pintu kunci ilmu ini jika kamu tak tahu bagaimana membukanya.
Hai putera Imran, Siapa nan suka menimbun-nimbun harta benda, maka ia sendiri akan tertimbun dengannya hingga ia merasakan dampak dari kekuasaannya itu.
Tahukah kamu siapa orang nan zuhud itu? Yaitu, orang nan bersyukur atas segala karunia Allah dan memohon kesabaran atas apa nan telah ditetapkan Allah terhadap dirinya. Orang zuhud nan mampu mengalahkan nafsu syahwat dan selamat dari bujukr rayu setan.
Hanya orang zuhud nan memiliki ilmu nan luar biasa. Ia mampu menempatkan apa nan diketahuinya pada tempatnya. Segala amal kebajikan orang nan zuhud akan dibalas dengan pahala di akhirat. Sedangkan kehidupan dunianya akan tentram di tengah-tengah masyarakat nan merasakan jasa-jasanya.
Hai Musa, pelajarilah olehmu majemuk ilmu agar kamu bisa mengetahui apa nan belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah nan tak dapat dibicarakan atau dijadikan bahan pembicaraan saja. Itulah penuntun jalanmu dan orang-orang nan akan disejukkan hatinya.
Hai Musa, jadikanlah pakaianmu berasal dari zikir, fikir dan perbanyaklah amal kebajikan. Suatu hari nanti kamu tak akan mampu mengelak dari kesalahan, maka pintalah keridhaan Allah dengan berbuat kebajikan, sebab pada saat eksklusif akalmu niscaya akan melanggar larangan-Nya.
Sekarang sudah kupenuhi apa nan kamu inginkan dariku buat memberi pesan-pesan kepadamu. Apa nan kukatakan ini tak akan sia-sia, jika kamu mau menurutinya.
Setelah khidir berlalu, Nabi Musa duduk terdiam dalam kondisi merenung dan menangis.
Inilah cerita Nabi Musa berjumpa dengan khidir. Ternyata, tidak boleh menyimpan rasa arogan di dalam hayati ini. Jangan juga menjadi orang nan merasa memiliki ilmu buat menyombongkan diri. Ternyata, masih ada nan lebih pintar dari kita.
Plus, jangan juga setelah memiliki ilmu dengan semena-mena menilai orang lain salah. Jangan jadikan ilmu nan dimiliki buat menghakimi orang lain. Gunakanlah ilmu buat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Maka dari itu, pesan bijak Khidir kepada nabi Musa menjadi pelajaran nan berharga.
Siapakah Khidir?
Rasanya, tidak salah penulis bila membahas sedikit tentang khidir di dalam cerita nabi musa ini. Ada tiga pendapat mengenai siapa sosok khidir:
Pendapat pertama , di dalam kitab al-Ifrad dicantumkan bahwa Khidir ialah nama seorang anak Adam nan taat kepada Allah dan ditangguhkan ajalnya.
Pendapat kedua , di dalam kitab Bidayah wa An-Nihayah disebutkan bahwa Khidir berasal dari Romawi sedangkan bapaknya keturunan bangsa Persi
Pendapat ketiga , Fat-hul Bari dengan mengutip pendapat imam Nawawi bahwa Khidir ialah anak seorang raja.
Namun, apakah Khidir masih hidup? Para ulama sufi meyakini bahwa Khidir masih hayati hingga kini, persis seperti apa nan diungkapkan pendapat pertama. Namun berbeda dengan Ibnu Taimiyah dan Farj Ibnul Jauzi nan meyakini bahwa Khidir telah meninggal.
Semoga cerita Nabi Musa dan sekilas tentang Khidir ini ada khasiatnya bagi sobat Ahira.