Bisnis Penerbangan Dan Pendidikan Berjalan Seiring
Merpati Airlines merupakan satu perusahaan nan termasuk Badan Usaha Milik Pemerintah. Maskapai penerbangan milik pemerintah ini berperan besar pada kisah pembangunan negeri ini. Melalui perusahaan inilah, kawasan-kawasan nan sebelumnya susah buat dirambah dengan menggunakan alat transportasi lain, dapat dijangkau.
Hal ini terutama buat kawasan nan berada di luar Jawa. Di wilayah tersebut, masih banyak terdapat daerah nan fasilitas transportasinya sangat terbatas. Seperti dikelilingi oleh dataran tinggi maupun daerah nan dikelilingi oleh lautan. Pada kawasan seperti inilah, peran dari Merpati Airlines banyak dibutuhkan sebagai alat transportasi primer dan media distribusi kebutuhan warga setempat.
Dengan alasan inilah, perusahaan Merpati Nusantara Airlines ini sering dijuluki sebagai perusahaan penerbangan pioner Indonesia. Hal ini sinkron denga tujuan pendirian perusahaan ini nan dirancang buat melayani penerbangan di kawasan pedalaman, terutama di wilayah Kalimantan. Itulah mengapa, pada saat pertama mengudara, maskapai ini mendapat julukan sebagai Jembatan Udara Kalimantan.
Sejarah Merpati Nusantara
Perusahaan Merpati Nusantara Airlines sendiri pertama kali berdiri pada November 195. Pihak nan pertama kali menggagas dibuatnya perusahaan penerbangan ini ialah Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, yaitu Ir. H. Djuanda. Tujuannya ialah membuka wilayah-wilayah terisolir nan berada di pedalaman Kalimantan.
Angkatan Udara Nasional merupakan institusi nan dipercaya mengelola Merpati Airlines pada masa awal pendiriannya. Hal ini sinkron dengan kemampuan dasar institusi tersebut buat membuka kawasan nan sebelumnya sulit buat dijangkau oleh masyarakat. Peran ini pun pada akhirnya mampu dijalankan dengan tuntas oleh Angkatan Udara kita.
Dari kisah berhasil tersebut, kemudian pada tanggal 6 September 1962, pemerintah dengan resmi mengesahkan Perusahaan Negara Merpati Nusantara sebagai salah satu perusahaan milik negara. Keputusan ini dikuatkan melalui Peraturan Pemerintah No 19 tahun 1962.
Merpati Airline memiliki tugas primer buat menciptakan transportasi udara. Terutama transportasi di daerah dan juga buat menyelenggarakan penerbangan seba guna. Tugas lain nan diemban Merpati Nusantara ialah menciptakan kemajuan pada setiap eleman nan terkait dengan transportasi udara pada arti luas.
Ketika pertama kali didirikan, Merpati Nusantara hanya diperkuat enam pesawat hasil tinggalan Jepang serta Belanda. Keenam pesawat tersebut terdiri dari empat buah pesawat De Havilland Otter DHC 3, dan dua pesawat milik Angkatan Udara Republik Indonesia yakni Dakota DC-3. Keenam armada tersebut digunakan buat menempuh rute Jakarta, Banjarmasin, Pangkalanbun, Sampit dan Pontianak.
Perkembangan Merpati Airlines berawal sejak tahun 1963. Proses ini berawal dengan ditandai momentum kembalinya Irian Barat pada pemerintahan Indonesia. Peristiwa ini merupakan bukti menyerahnya Belanda dalam upayanya merebut tanah Papua dari kedaulatan Indonesia. Akibatnya, seluruh kekuatan Belanda nan ada di Indonesia pun sukses dirampas oleh para tentara dan diserahkan kepada pemerintahan Indonesia. Diantaranya berupa beberapa pesawat serta perusahaan penerbangan milik Belanda, NV De Kroonduif.
Perusahaan ini sukses dikuasai oleh Indonesia dan buat selanjutnya diserahkan kepada Maskapai Garuda sebagai perusahaan penerbangan milik pemerintah Indonesia. Enam pesawat terbang milik NV De Kroonduif pun turut diserahkan kepada Garuda, yaitu 3 pesawat Dakota DC 3, 2 Twint Pioenner serta satu buah Beaver. Keenam pesawat ini kemudian oleh Garuda dihibahkan kepada Merpati Airlines, mengingat pada saat itu Garuda masih berkonsentrasi pada penerbangan angkutan penumpang berjadwal.
Sejak saat inilah, dengan bertambahnya armada pesawat, maka Merpati Airlines mulai menambah beberapa rute baru, terutama buat kawasan luar Jawa. Beberapa rute baru nan dipilih antara lain Jakarta-Semarang, Jakarta-Tanjung Karang serta Palangkaraya-Balikpapan. Rute ini merupakan penambahan dari rute nan sebelumnya sudah dilayani oleh Merpati Airlines. Bahkan, pada saat nan bersamaan Merpati Airlines pun mulai menjadikan kawasan Papua Barat sebagai salah satu tujuan penerbangan mereka. Hal ini menunjukkan perkembangan perusahaan tersebut selain sebagai wujud komitmen Merpati buat menjadi perusahaan transportasi bagi daerah nan masih sulit dijangkau.
Penambahan armada pesawat Merpati Airlines kembali dilakukan pada tahun 1966. Pada tahun ini, perusahaan mampu membeli sembilan buah psawat baru guna menambah kekuatan dari enam armada nan sebelumnya telah ada. Kesembilan pesawat baru tersebut yaitu tiga buah pesawat jenis Dornier DO-28 serta enam buah pesawat Pilatus Porter PC 6. Hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi Merpati Airlines pada masa tersebut. Sebab hanya dalam masa empat tahun sejak didirikan, perusahaan ini sudah mampu memiliki armada sebanyak 15 buah pesawat. Belum lagi dengan adanya dukungan dari 600 orang karyawan nan menjadikan perusahaan ini tumbuh sebagai salah satu perusahaan besar di tanah air.
Itulah mengapa, dalam tempo nan tak terlalu lama, Merpati Airlines sudah mampu menjangkau seluruh pulau besar di Indonesia. Seperti Jawa, Kalimantan, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara serta Irian Barat. Dengan kondisi ini, Merpati Airlines turut dianggap menjadi salah satu komponen pendukung pemerataan program pembangunan di kawasan luar Jawa.
Kebijakan baru sebagai pengembangan taktik perusahaan pun dibuat pada tahun 1969. Mulai tahun tersebut, Merpati Airlines menciptakan dua wilayah operasi pelayanan. Dua wilayah tersebut yaitu Merpati Irian Barat buat rute di wilayah Irian Barat. Sedangkan buat penerbangan di Jawa, Kalimantan, Surabaya, Sulawesi serta Nusa Tenggara digabungkan ke dalam wilayah Merpati Operasi Barat.
Pembagian kedua wilayah tersebut dimaksudkan buat memudahkan perusahaan dalam mengelola sistem administraasi serta buat mengefektifkan proses pengawasan. Dengan demikian, pada nantinya kemajuan perusahaan akan semakin cepat didapatkan. Pada tahun nan sama pula, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Merpati Nusantara Airlines nan digunakan hingga saat ini.
Di bidang politik, Merpati Airlines pun memiliki peran nan sangat besar. Hal ini terlihat ketika di kawasan Irian Barat muncul gejolak nan berujung pada proses Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera. Guna mengakomodir semua kebutuhan dalam proses tersebut, pemerintah menggunakan jasa Merpati Airlines buat mendistribusikan berbagai macam hal nan dibutuhkan di Irian Barat. Baik itu perlengkapan maupun para petugas nan akan menjadi pelaksana proses Pepera tersebut.
Setelah proses Pepera usai, Merpati Airlines semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan sukses dimilikinya pesawat jenis HS-748 buat memenuhi kebutuhan penerbangan rute pendek nan ada. Proses ini sendiri terjadi pada tahun 1970, setahun pasca Pepera berlangsung.
Penerbangan Pioner
Terdapat beberapa tujuan nan hendak diraih melalui konsep penerbangan pioner nan diamanatkan kepada perusahaan Merpati Airlines. Beberapa sasaran nan hendak diraih dari taktik itu diantaranya ialah :
- Membuka kawasan nan sebelumnya sulit dijangkau terutama nan terletak di wilayah terpencil. Disini penerbangan pioner juga berfungsi sebagai media buat menjangkau kawasan nan terisolir jika ditempuh melalui jalur darat atau laut.
- Mendukung pewujudn kelancaran pelayanan birokrasi pemerintahan.
- Media pendukung terwujudnya konsep Wawasan Nusantara terutama di bidang politik ekonomi sosial dan budaya.
- Merupakan sebuah jalan awal bagi perusahaan buat kemudian berubah menjadi sebuah Perusahaan Perseroan Terbatas (persero).
Di sisi lain Merpati bukan hanya memberikan pelayanan buat penerbangan domestik. Merpati Airlines tercatat pernah memiliki jalur penerbangan internasional selama dua tahun. Hal ini terjadi pada tahun 1975 hingga 1877 dengan melayani penerbangan buat jamaah haji.
Pada tahun 1976, Merpati juga melayani rute internasional dengan melayani pernabangan dari Manila - Denpasar menggunakan pesawat BAC 111. Rute lain nan dilayani oleh Merpati Airlines yaitu Los Angeles – Denpasar oleh pesawat Boeing 707. Namun kedua rute ini sudah dihentikan operasionalnya sejak tahun 1978 dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya ialah buat lebih berkonsentrasi melayani jalur domestik sebagai rute andalan.
Bisnis Penerbangan Dan Pendidikan Berjalan Seiring
Merpati Airlines merupakan pioner dalam bisnis penerbangan di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1962, Merpati bertugas menjadi pembuka akses transportasi khususnya di daerah-daerah pedalaman Indonesia. Di awal berdirinya, Merpati Airlines hanya didukung 6 pesawat. 4 pesawat De Havilland Otter DHC-3, sisanya ialah pesawat Dakota DC-3 hibah dari AURI.
Pada saat ini, Merpati Airlines berada di bawah kepemilikan PT Garuda Indonesia Airlines. Namun dalam pengoperasiannya, maskapai ini tetap menggunakan nama Merpati. Sejak saat itu pula, penerbangan Merpati berubah hanya melayani penerbangan rute pendek dalam negeri saja.
Padahal sebelumnya, Merpati Airlines juga melayani buat penerbangan ke luar negeri, bahkan juga buat angkutan haji. Dengan perubahan tersebut, pemerintah sebagai pemilik kapital berharap Merpati lebih fokus buat memberikan pelayanan khususnya pada daerah nan masih terbatas alat transportasinya. Ini sinkron dengan tujuan awal pendirian Merpati Airlines nan pada tahun 1958 diprakarsai oleh Ir H. Djuanda.
Pelayanan Online
Sesuai perkembangan jaman, pada saat ini Merpati juga sudah berkembang dalam pelayanan. Khususnya buat masalah pemesanan tiket, Merpati menyediakan wahana pelayanan system online. Selain itu, Merpati juga menjalin kerjasama dengan biro-biro perjalanan di seluruh nusantara sebagai agen penjualan Merpati.
Sehingga konsumen tak perlu merasa risi buat membeli tiket Merpati Airlines ini. Meskipun daerah nan dilayani seringkali berada di daerah nan jauh dari kota besar, namun Merpati memiliki komitmen buat memberikan kemudahan bagi konsumennya.
Visi dan Misi Merpati
Fasilitas kemudahan tersebut sinkron dengan visi nan diusung Merpati Airlines. Selain buat memberikan rasa kondusif dalam pelayanan, Merpati juga mengusung visi buat memberikan kemudahan dan keterpaduan dalam pelayanan kepada konsumen. Juga buat mengantisipasi setiap kebutuhan konsumen nan terkait dengan pelayanan Merpati Airlines.
Pesawat
Saat ini, Merpati didukung oleh pesawat dengan berbagai type. Mulai dari tipe kecil seperti Cassa 212 nan hanya mampu mengangkut 20 penumpang, hingga pesawat type besar seperti Boeing 737 nan mampu menampung hingga 160 penumpang.
Hal ini terkait dengan makin besarnya peminat buat penerbangan ke daerah-daerah nan berada di daerah pedalaman. Mengingat buat beberapa daerah seperti di kawasan Papua, transportasi selain melalui udara di beberapa daerah masih sulit dilakukan.
Strategic Business Unit Merpati
Selain bergerak di bidang penerbangan, Merpati juga mengembangkan bisnisnya di bidang pendidikan. Pendidikan tersebut masih terkait dengan global penerbangan sebagai bisnis primer Merpati Airlines. Di awali dengan membuka Merpati Training Centre, nan memberikan pendidikan bagi segenap kru penerbangan.
Baik itu kru nan berada di dalam pesawat seperti pramugari, mekanik atau juga kru nan berada di darat seperti petugas bagian tiket. Selain itu, Merpati Airlines juga mendirikan Merpati Pilot School. Yakni sebuah sekolah nan mendidik para calon pilot buat disiapkan menjadi pilot di berbagai maskapai penerbangan. Sekolah ini sendiri baru berdiri pada tanggal 16 Februari 2010, dan berlokasi di bandara Djuanda, Surabaya.