Kita Sudah Lelah Dengan Pertentangan

Kita Sudah Lelah Dengan Pertentangan

Kebudayaan ialah hasil ciptaan manusia buat menjadikan kehidupan lebih baik. Setiap bangsa mempunyai macam kebudayaan nan berbeda. Hal ini sebab pola kehidupan mereka nan berbeda. Masalah kebudayaan memang seringkali menjadi bahan perbincangan hangat. Bahkan, tak sporadis masalah budaya ini memanas hanya sebab disparitas apresiasi dan persepsi atas kebudayaan nan ada.

Kebudayaan itu bersifat khusus karena aspek ini menggambarkan pola kehidupan. Setiap bangsa pola kehidupannya berbeda. Jangankan antar bangsa, antar masyarakat di negeri nan sama saja seringkali terjadi disparitas mengenai kebudayaan ini.

Oleh sebab itulah, masalah budaya dijadikan sebagai salah satu tonggak keberhasilan hayati masyarakat sebuah lingkungan. Masyarakat nan taraf kebudayaannya tinggi, niscaya kehidupan masyarakatnya tertata bagus.

Dalam kehidupan ini, setiap proses hubungan antar personal dilakukan dengan taraf bentrokan nan tinggi. Taraf bentrokan ini kadangkala menyebabkan benturan nan jika tak didasari budaya tinggi, maka bisa menyebabkan kekacauan dan kerusakan.

Sudah banyak contoh dalam kehidupan Anda dimana masalah budaya telah menjadi pemicu dan pemacu benturan antar personil masyarakat. Dan, pada akhirnya nan mengalami kerugian ialah masyarakat juga.



Defini Budaya

Dalam definisi nan diberikan oleh Koentjoroningrat mengartikan bahwa kebudayaan merupakan bentuk jamak dari kata budhi. Kata budhi sendiri memiliki arti akal atau budi. Sedangkan kata kebudayaan asal muasalanya berasal dari bahasa sansekerta yakni budhayah.

Dari arti asal kata budaya tersebut diperolehlah pengertian dari kebudayaan. Kebudayaan ialah segala hal nan berkaitan dengan akal manusia. Jadi apapun hal tersebut selama masih berkaitan dengan akal manusia maka hal itu disebut sebagai kebudayaan.

Bagaimana dengan kata budaya itu sendiri? Budaya merupakan perkembangan dari kata budi dan daya nan artinya ialah penggunaan atau daya dari budi itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh bentuk dari budaya nan berupa cipta, rasa, dan karsa. Sedangkan bentuk dari kebudayaan berupa hasil produksi atau hasil nan diperoleh dari budaya yakni cipta, rasa, dan karsa.



Menjadikan Masalah Kebudayaan Sebagai Akar Kebersamaan

Memang kondisi kehidupan masyarakat sangatlah beragam. Hal ini sangat tergantung pada taraf kemampuan personal masyarakat dalam memahami setiap kejadian nan ada dalam kehidupannya. Dengan kondisi tersebut, maka masalah budaya nan berbeda seharusnya bukan dianggap sebagai sebuah perbedaan, melainkan sebagai keberagaman pola kehidupan.

Anda hayati dari sebuah perbedaan. Dan, disparitas itulah itu merupakan variasi atas kehidupan nan dinamis. Setiap saat selalu ada hal baru nan tumbuh dan berkembang dalam kehidupan. Anda tak bisa mengelak dari kondisi tersebut karena Anda ialah bagian integral dalam kehidupan ini. Masalah budaya ialah masalah kehidupan, jadi tak mungkin Anda nan hayati mengelak dari tuntutan hidup.

Jika Anda menjadikan setiap budaya nan ada sebagai sebuah keberagaman, maka yakinlah bahwa masalah budaya nan setiap saat memicu kekacauan di negeri ini sangat tak proporsional. Mengapa disparitas pola hidup, pola pikir, dan pola-pola lain nan merupakan akar kebudayaan tersebut menjadi pokok permasalahan?

Tentunya hal tersebut kembali kepada taraf kemampuan apresiasi dan persepsi personal terhadap setiap hasil ciptaan manusia. Bahwa, jika taraf apresiasi dan persepsi tinggi, kehidupan masyarakat tenang, walaupun masyarakat tersebut heterogen.

Seharusnya, disparitas kebudayaan nan ada di masyarakat dijadikan sebagai pemicu buat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berkebudayaan masyarakat. Hal ini sangat krusial karena isu masalah budaya seringkali mampu menghancurkan tatanan nan sudah ada. Dan, Anda tak ingin kecolongan oleh kondisi nan sama buat setiap saatnya.

Oleh sebab itulah, maka ke depannya, masalah budaya seharusnya justru dijadikan sebagai akar kebersamaan dalam kehidupan global. Hal ini sebab dalam kehidupan dunia segala hal dan kondisi hayati secara berdampingan. Jika tak ada rasa kebersamaan, maka sekecil apapun masalah nan terjadi bisa menyebabkan penghacuran massal.



Kita Sudah Lelah Dengan Pertentangan

Ya. Anda memang sudah lelah dengan segala kontradiksi nan tumbuh dan berkembang dalam kehidupan . Karena Anda sangat menyadari bahwa sebenarnya setiap kejadian, seharusnya tak perlu terjadi. Hanya sebab kesalahan dalam mengapresiasi dan mempersepsi masalah budaya, selanjutnya menjadikan Anda sebagai kuda tunggangan kemarahan. Sungguh sangat tak proporsional.

Bumi ini sudah tua, begitu juga dengan bangsa ini. Seharusnya, semakin tua Anda, maka pola pikir semakin bagus dan tenang. Seharusnya Anda lebih menyadari bahwa hayati berdampingan dengan orang lain memang sangat rentan atas persengketaan atau sekadar bentrokan antar personal. Jika memang terjadi friksi, maka seharusnya hal tersebut bukan dibudayakan sebagai masalah budaya. Biarkan hal tersebut menjadi persoalan antar pribadi dan diselesaikan secara pribadi pula.

Sudah lelah Anda menghadapi masalah budaya nan salah seperti ini. Terlalu banyak masalah nan timbul dari sesuatu nan sesungguhnya bukan masalah. Bagaimana Anda bisa mengatakan ini sebuah masalah jika sebenarnya nan dijadikan atau dianggap ialah masalah budaya. Padahal Anda mengetahui bahwa kebudayaan itu universal.

Tidak ada batasan nan mampu mengekang kebudayaan. Kebudayaan itu tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Harusnya masyarakat mampu mengadaptasikan diri sehingga secara perlahan kebudayaan menjadi bagian integral dirinya.

Seharusnya, ke depan Anda berpikir panjang dan mengedepankan kebersamaan sehingga masalah kebudayaan tak perlu dijadikan sebagai pemicu kejadian nan tak perlu. Anda harus belajar bersama-sama atas disparitas nan dijadikan keberagaman.

Jika keberagaman bisa diwujudkan, maka Anda bisa menjadikan kehidupan masyarakat dengan keberagaman budaya anak bangsa. Dan, kedepannya masyarakat Anda akan solid tidak terpecahkan oleh isu apapun, termasuk masalah kebudayaan.



Faktor Perubahan Kebudayaan

Ada berbagai faktor nan menyebabkan suatu kebudayaan dalam masyarkat mengalami perubahan. Beberapa faktor tersebut ialah sebagai berikut.

1. Faktor Internal

Faktor internal ialah faktor perubahan kebudayaan nan diakibatkan oleh masyarakat itu sendiri. Adanya perubahan nan terjadi di dalam masyarakat tersebut disebabkan oleh perubahan nan ada di dalam masyarkat itu sendiri. Biasanya penyebabnya ialah perubahan akan komposisi penduduk nan ada dalam masyarakat tersebut.

Beragamnya komposisi jumlah penduduk nan berbeda dari tahun ke tahun juga akan mampu menyebabkan terjadi perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan sebab budaya itu sendiri tak pernah lepas dari peran serta orang nan berkecimpung di dalamnya.

2. Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan loka tinggal juga mampu menyebabkan terjadinya perubahan budaya nan ada dalam masyarakat tersebut. Biasanya terjadi pada masyarakat nan bertempat tinggal dalam jalur ramai nan berhubungan dengan masyarakat dan kebudayaan dari budaya lain.

3. Faktor Luar

Hubungan langsung dengan kebudayaan dari luar nan lebih maju menyebabkan budaya lama nan sudah ada ditinggalkan. Budaya nan sudah ada tersebut dirasa kurang bagus sehingga lama-kelamaan akhirnya tergerus dan menghilang tergantikan oleh budaya baru nan dirasa lebih baik.

4. Perkembangan Jaman

Perkembangan jaman juga sangat membantu terjadinya kebudayaan. Budaya nan sudah ada sejak dulu dapat tergeser oleh budaya baru nan lebih seseuai dengan perkembangan jaman. Budaya lama nan ada dianggap sangat antik dan sudah tak cocok lagi digunakan dalam budaya nan ada sekarang ini.

5. Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan nan lebih banyak menggunakan teknologi modern menyebabkan sebagian budaya mulai menghilang. Menghilangnya budaya tersebut sebab tak diajarkan dalam sistem pendidikan formal nan lebih banyak menggunakan teknologi sebagai penggantinya.

Pada dasarnya masalah-masalah nan timbul dalam kebudayaan disebabkan oleh manusia atau masyarakat dan kebudayaan itu sndiri. Masyarakata atau nan tak memilliki kepribadian nan matang menyebabkan terjadinya masalah dalam budaya.

Perkembangan jaman juga memacu terjadinya masalah nan ada dalam kebudayaan. Perkebangan jaman nan memacu terjadinya perkembangan teknologi memaksa masyarakat buat tak lagi menggunakan budaya nan lama nan pada akhrinya hilang dan tergerus dengan kebudayaan baru.

Selain itu, kontak dengan negara asing nan memiliki budaya asing nan jelas berbeda dengan budaya Indonesia juga memberikan peluang nan besar. Peluang tersebut ialah peluang akan terjadinya perbuahan dalam kebudayaan nan ada di Indonesia.

Masalah-masalah nan ada merupakan perkembangan dari adanya akal manusia. Seperti nan telah diketahui bahwa budaya merupakan budi dan daya nan terdiri dari cipta, rasa, dan karsa. Sehingga sangat wajar dengan ketiga unsur tersebut mampu menjadikan adanya konflik bagi pribadi budaya nan kurang matang.