Tips Mendidik Anak

Tips Mendidik Anak

Dalam sebuah keluarga, anak ialah calon generasi penerus nan harus dirawat dan dijaga sebaik mungkin. Pribadi seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh keluarga nan diberikan sejak dini. Karena itulah, orang tua harus berhati-hati dalam memberikan pendidikan apapun terhadap anak-anak.

Pertumbuhan dan perkembangannya sangat ditentukan oleh pola asuh nan diterapkan dalam keluarga. Majemuk jenis pola asuh bisa dijadikan tambahan pengetahuan bagi orang tua dalam mendidik anak. Anak ialah bagian paling krusial dalam keluarga. Kebahagiaan dalam hidupnya ialah kebutuhan primer orang tuanya.



Pentingnya Pola Asuh Tepat Terhadap Anak

Ketika anak dididik dan dirawat di dalam keluarga nan pola asuhnya baik, tentu pertumbuhan dan perkembangan anak akan memberikan hasil nan baik. Meski perkembangan teknologi semakin canggih, anak pun akan bisa memilah dan memilih mana saja nan sebaiknya ia ikut terapkan dalam hidupnya dan mana nan tak perlu.

Pola asuh nan tepat ketika diterapkan oleh keluarga maka anak akan secara berdikari mampu menyaring segala hal jelek nan tak sinkron dengan apa nan dicontohkan serta diterapkan oleh keluarganya. Anak memang mudah sekali terpengaruh dengan hal baru. Tapi ketika anak mendapatkan pola asuh nan tepat, maka anak akan mengendalikan diri mereka secara baik.

Beragam pola asuh anak dalam keluarga memang bisa diketahui dari berbagai sumber. Hal itu harapannya bisa dijadikan bekal orang tua buat menentukan langkah nan sahih melakukan pola asuh terhadap anak sang buah hati mereka.



Macam-Macam Pola Asuh Keluarga pada Anak

Menurut beberapa ahli, pola asuh anak dibagi menjadi beberapa bagian. Berikut ini beberapa bagian pola asuh terhadap anak dalam keluarga nan dimaksud, antara lain:

Pola Asuh Otoriter

Pola asuh dalam keluarga otoriter cenderung memiliki banyak peraturan. Orang tua umumnya sangat membatasi anak-anak mereka dalam segala hal. Tak hanya dalam hal negatif, kadang buat hal nan positif pun, gerakan anak-anak benar-benar dibatasi.

Dalam pola asuh seperti ini, komunikasi nan terjadi hanyalah komunikasi satu arah, yaitu dari orang tua pada anak, sedangkan si anak tak diperkenankan bicara atau mengeluarkan pendapat. Orang tua kerap memberikan banyak anggaran nan bersifat memaksa, bila dilanggar maka akan ada hukuman.

Akibat dari pola asuh dalam keluarga seperti ini ialah anak menjadi tak bebas, suatu saat akan menjadi pemberontak. Bahkan, bukan tak mungkin pribadi anak akan menjadi kacau, negatif, dan dapat meniru orang tuanya.

Pola Asuh Demokratis

Pola asuh keluarga secara demokratis agak lebih longgar dari otoriter, dan ini sangat bagus buat membentuk pribadi seorang anak agar tumbuh menjadi orang nan baik.

Jenis pola asuh ini sangat memperhatikan kepentingan atau kebutuhan si anak. Mereka diberi kebebasan tapi tak bersifat mutlak, peran orang tua masih sangat tinggi sehingga anak-anak pun tak akan kebablasan dalam bertindak.

Tidak seperti tipe otoriter, komunikasi nan terjadi ialah komunikasi dua arah. Hal ini menyebabkan tak terjadinya kesalah pahaman antara orang tua dan anak. Anak mengerti apa keinginan orang tua, orang tua pun mengerti tentang sejauh mana kebutuhan dan kemampuan anaknya.

Pola Asuh Permisif

Pola asuh keluarga tipe ini benar-benar sangat longgar. Anak-anak diberi kebebasan buat melakukan apa saja dan orang tua hampir tak melakukan supervisi terhadap mereka.
Sekalipun anak melakukan kesalahan atau mendekati hal nan berbahaya, orang tua cenderung tak menegur mereka.Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa macam hal, misalnya orang tua nan terlalu sibuk bekerja, atau orang tua nan terlalu sayang hingga memanjakan anaknya.

Anak memang suka kebebasan, namun pola asuh seperti ini jelas tak terlalu baik buat membentuk pribadi seorang anak, sebab anak umumnya masih sangat labil dan butuh tuntunan orang tua. Bila terlalu dibebaskan, mereka akan tumbuh menjadi anak manja, tak suka bekerja keras, dan tak akan berhasil di tengah-tengah masyarakat.

Pola Asuh Menelantarkan

Pola asuh jenis ini dapat dibilang lebih membahayakan daripada tipe permisif. Orang tua akan menelantarkan anak-anak mereka dan tak peduli dengan apa nan dilakukan oleh si anak.
Bukan hanya tak peduli, orang tua seperti ini bahkan enggan buat memenuhi kebutuhan anaknya, sehingga anak benar-benar ditelantarkan bahkan seperti orang lain saja.

Anak nan mendapat pola asuh dalam keluarga seperti ini tak akan memiliki masa depan nan baik, kecuali mereka memberontak dan mencari jalan hayati sendiri sinkron kebutuhan mereka dengan donasi orang lain.

Itulah beberapa bagian pola asuh terhadap anak nan ada dalam lingkungan keluarga. Masing-masing memiliki pengaruh. Setiap orang tua harus hati-hati dan cermat dalam menerapkan pola asuh nan telah dipahaminya. Semuanya diterapkan sinkron porsi dan sasaran nan hendak dicapai oleh masing-masing orang tua terhadap buah hatinya.

Masa depan anak berada pada pengarahan serta pengontrolan orang tua. Anak akan senantiasa menerima apa nan orang tuanya contohkan terlebih ketika mereka mampu berpikir secara terbuka dan sinkron kebiasaan kehidupan. Mereka akan terus belajar dari orang tua mereka masing-masing tanpa keraguan di dalamnya jika hal nan dicontohkan dan diajarkan sinkron dan baik.



Tips Mendidik Anak

Melalui tambahan pengetahuan mengenai beberapa bagian pola asuh terhadap anak di lingkungan keluarga, maka ada baiknya masing-masing orang tua memperhatikan tips mendidik anak. Tips tersebut bukan hal nan paten dilakukan, tapi bisa membantu memudahkan setiap orang tua dalam mendidik anak dengan cara nan baik dan sinkron asa anak juga sehingga ia tumbuh dan berkembang dengan baik.

Adapun tips mendidik anak nan bisa dicoba lakukan oleh para orang tua, diantaranya sebagai berikut.

  1. Usahakan buat selalu menanamkan ajaran agama pada anak-anak sejak dini. Pola asuh keluarga berbasis agama dinilai sebagai pendidikan paling baik sampai saat ini.
  1. Anak akan meniru orang tua, jadi sebaiknya orang tua pun harus menjadi teladan nan baik. Jika ingin memiliki anak nan berperilaku positif, orang tua pun harus menjauhi segala hal nan negatif.
  1. Menjalin komunikasi antara orang tua dan anak ialah hal nan sangat penting. Hal ini agar terjadi saling pengertian dan tak menimbulkan salah paham.
  1. Orang tua wajib memberikan aturan-aturan eksklusif agar anak tak terlalu dibebaskan, namun aturan-aturan tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan atau kebutuhan anak, sehingga anak pun tak merasa berat dan terbebani.
  1. Hukuman memang boleh diberikan, bahkan dianjurkan agar si anak menjadi jera. Tapi sanksi nan dimaksud bukanlah kemarahan nan menjadi-jadi atau kekerasan fisik nan membuat anak kesakitan. Anak nan masih labil dapat salah paham dan berpikiran jelek pada orang tua nan suka memberikan sanksi fisik. Sanksi orang tua terhadap anak ialah bentuk kasih sayang, jadi Anda pun harus pintar-pintar memberikan sanksi apa nan cocok bagi anak Anda.