Suku-suku Besar di Maluku

Suku-suku Besar di Maluku

Maluku ialah salah satu wilayah Nusantara nan terletak di bagian Indonesia Timur. Maluku nan juga dikenal dengan sebutan Moluccas ini beribukota di Ambon. Namun, pada 1999, terjadi pemekaran atau pengembangan pada sebagian wilayah Maluku menjadi provinsi Maluku Utara nan beribukota di Sofifi Kecamatan Oba Utara.

Satu di antara beberapa provinsi nan tertua di Indonesia ini terdiri atas gugusan kepulauan nan kemudian dikenal dengan sebutan kepulauan Maluku. Suku Maluku disominasi oleh ras suku bangsa Melanesia Pasifik nan masih berkerabat dengan beberapa bangsa kepulauan nan terdapat di kepulauan Samudra Pasifik.

Karena memiliki kerabat nan sangat dekat dengan suku bangsa kepulauan Samudra Pasifik, maka Maluku pun memiliki kebudayaan seperti bahasa, lagu daerah, makanan khas, dan berbagai aspek kebudayaan nan hampir sama dengan tradisi Hawai.

Ciri khas nan juga menarik terlihat dari bentuk fisik orang-orang dari suku tersebut, yakni berkulit gelap, berambut ikal dengan kerangka tulang besar dan kuat sehingga memiliki bentuk tubuh nan cenderung atletis dibandingkan dengan masyarakat suku lain nan ada di Indonesia. Hal terakhir itu dapat jadi disebabkan oleh aktivitas bahari nan biasa dilakukan oleh mereka, seperti berlayar dan berenang.

Masyarakat Maluku juga dikenal sebab memiliki campuran dengan suku lain nan disebabkan oleh perkawinan antarsuku, seperti perkawinan suku Maluku dengan suku Minahasa, Sumatra, Jawa, Madura, dan bahkan dengan bangsa lain di luar kepulauan Indonesia.

Bangsa lain nan mengadakan perkawinan dengan masyarakat suku tersebut biasanya merupakan bangsa asing nan pernah menjajah wilayah Maluku selama 2300 tahun sehingga melahirkan suku baru beserta kebudayaan baru.

Namun, zaman sekarang ini, masyarakat suku Maluku tak hanya ditemukan di kepulauan Maluku saja. Mereka juga banyak tersebar di wilayah suku bangsa lain di Indonesia dan berbagai belahan dunia. Hal ini juga disebabkan oleh beberapa alasan, seperti adanya migrasi besar-besaran nan dilakukan masyarakat Maluku ke Eropa pada tahun 1950-an dan keinginan buat mendapatkan kehidupan nan lebih baik dengan cara menuntut ilmu dan pekerjaan di wilayah lain.



Berkerabat dengan Masyarakat Hawai

Suku Maluku memiliki garis tradisi nan kuat dengan ras suku bangsa Melanesia Pasifik nan masih memiliki interaksi kekerabatan dengan Fiji atau bangsa-bangsa di kepulauan Pasifik. Hal ini terlihat pada karakter bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, alat musik ukulele nan terdapat juga di masyarakat Hawai.

Ciri suku bangsa Maluku ini sangat khas dengan rona kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan tubuh nan atletis. Hal ini disebabkan suku Maluku termasuk suku kepulauan nan sering berlayar dan berenang.

Selain memiliki karakteristik khas nan unik dari segi fisik dan penampilan, masyarakat Maluku juga memiliki keunikan dalam segi bahasa sebab memiliki banyak bahasa nan tak dimiliki oleh suku bangsa lain. Berikut akan kita bahas mengenai ragam bahasa nan dimiliki oleh masyarakat Maluku.



Beragam Bahasa

Mengingat Pulau Maluku terdiri dari kepulauan, suku bangsa Maluku tersebar ke berbagai wilayah di pulau-pulau tersebut. Uniknya, setiap pulau memiliki bahasa daerahnya sendiri. Terdapat sekitar 132 bahasa nan digunakan di kepulauan Maluku, sedangkan bahasa nan digunakan secara generik di provinsi Maluku ialah bahasa Melayu Ambon.

Bahasa Melayu Ambon merupakan salah satu dialek bahasa Melayu nan sebelum kedatangan bangsa Portugis di Ternate sebagai bahasa perdagangan. Bahasa Ambon juga mendapatkan pengaruh dari bahasa lainnya, seperti Buton, Bugis, dan Makassar. Hampir semua masyarakat Maluku memahami bahasa tersebut. Sementara itu, bahasa nan digunakan dalam kegiatan nan bersifat generik ialah bahasa Indonesia.

Untuk wilayah Pulau Seram, biasa menggunakan beberapa bahasa, yakni bahasa Wamale, Alune, Nuaulu, Koa, Seti, dan Gorom. Bahasa Wamale inilah nan digunakan oleh suku Wamale nan tinggal di wilayah Seram Barat. Bahasa Wemale ini jika dicermati merupakan bagian dari bahasa Melayu-Polinesia.

Bahasa Alune digunakan oleh masyarakat di bagian Kabupaten Seram bagian Barat. Bahasa Nuaulu digunakan oleh masyarakat suku Nuaulu nan tinggal di wilayah Seram Selatan. Bahasa Koa digunakan oleh masyarakat nan tinggal di pegunungan Manusela dan Kabauhari. Bahasa Seti dipergunakan oleh masyarakat suku Seti nan berada di daerah Seram Utara dan Telutih Timur. Bahasa Gorom dipergunakan oleh bangsa nan turun dari Seti dan masyarakat penduduk Gorom nan tinggal di Kabupaten Seram bagian Timur.

Bahasa pertama nan sekarang ini sudah tak digunakan lagi oleh masyarakat Maluku ialah Palamata dan Moksela. 132 bahasa nan ada di Maluku kemudian dipersatukan oleh bahasa pengantar menjadi lingua franca, yakni bahasa Melayu Kreol dengan empat varian.

Varian bahasa nan dimaksud ialah bahasa Melayu Maluku Utara nan digunakan oleh masyarakat Seram bagian Utara dan Pulau Buru; bahasa Melayu Ambon nan digunakan secara luas di hampir seluruh wilayah Maluku; bahasa Melayu Banda nan digunakan oleh masyarakat Muslim di kepulauan Banda; dan bahasa Melayu Tenggara nan digunakan oleh masyarakat di bagian Tenggara Maluku.



Suku-suku Besar di Maluku

Suku Wemale ini hayati dengan bercocok tanam, dengan bahan makanan pokok ialah sagu. Suku ini juga dikenal sangat mahir dalam seni berburu di hutan buat mengumpulkan makanannya.

Kaum lelaki di suku Wemale memiliki kewajiban buat melibatkan diri dalam perang melawan kelompok-kelompok nan menganggu kehidupan suku mereka, sedangkan kaum perempuan di suku Wemale bertugas mengumpulkan dan mengolah hasil alam buat keluarga mereka.

Ketika mencari hasil hutan, mereka biasa menggunakan bakol, semacam keranjang khas suku Wemale nan diikatkan ke pinggang dengan rotan beserta pisau panjang.

Suku Wemale juga memiliki rumah adat nan khas, terbuat dari kayu-kayu dan dedaunan nan disusun secara terampil dan difungsikan buat menyimpan hasil hutan, selain sebagai loka istirahat nan nyaman bagi suku Wemale.

Perayaan adat juga biasa dilakukan anak-anak perempuan nan memasuki usia akil balig. Namun, banyak dari orang-orang Wemale nan sekarang ini mengalami perubahan sebab terpengaruh modernisme dan konsumerisme nan mengacaukan tatanan adat tradisi suku Wemale.

Selain suku Wemale, ada beberapa suku lain nan terdapat di Maluku, seperti suku Alune, suku Buru di Kepulauan Buru, Suku Banda, suku Nuhu Iut, suku Roa, suku Tayanda dan kelompok Kur nan tersebar dipulau-ulau kecil di wilayah kepulauan Maluku. Suku-suku ini bermatapencaharian primer sebagai nelayan. Ada juga nan berkebun, seperti pala, kopi, sagu dan juga kelapa.



Kepercayaan Masayarakat Suku Maluku

Penduduk Maluku mayoritas beragama Islam dan Kristen. Penyebaran kedua agama tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh bangsa Portugis dan Spanyol nan beragama Kristen serta pengaruh penyebaran Islam nan dilakukan oleh para pedagang Arab di daerah kesultanan Ternate dan Tidore.

Beberapa loka ibadah nan ada di Provinsi Maluku antara lain ialah Masjid nan berjumlah 1188 buah, Gereja nan berjumlah 1597 buah, Pura nan berjumlah 10 buah, dan Vihara nan berjumlah 4 buah.

Sementara itu, penduduk Maluku nan memeluk agama Islam berjumlah 50 persen, Kristen Protestan sebanyak 40 persen, Kristen Katholik sebanyak 9 persen, dan agama lain sebanyak 1 persen.

Gereja Protestan Maluku nan terdapat di wilayah tersebut merupakan gereja terbesar nan memiliki jemaat nan banyak dengan masyarakat nan tersebar di seluruh penjuru Maluku, sedangkan penduduk Maluku nan beragama Islam juga sudah banyak nan menunaikan ibadah haji.