Episode Selanjutnya

Episode Selanjutnya

Siapa nan tak kenal dengan KH Zainuddin MZ, sosok kharismatik nan mendapat julukan da'i sejuta umat ini. Sekitar tahun 90-an, kyai satu ini menjadi tokoh panutan nan memberikan ceramah di berbagai kesempatan. Ceramahnya juga terdengar di radio-radio dan juga disiarkan di televisi baik partikelir maupun televisi pemerintah. Gaya dalam berceramah nan khas, tetapi tetap sarat dengan pesan agama membuat KH Zainuddin MZ semakin naik popularitasnya.

Tetapi, ada pepatah mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin besar angin bertiup. Hal inilah nan terjadi pada KH Zainuddin MZ. Memang saat ini Kyai kharismatik tersebut sudah meninggal dunia, tetapi ada satu hal nan masih menjadi pertanyaan yaitu tentang kisahnya bersama dengan seorang penyanyi dangdut. Saat beliau masih hidup, terpaan deras pernah mengguncang kehidupan almarhum yaitu tentang kehebohan hubungannya dengan seorang penyanyi dangdut. Gosip seniman penyanyi dangdut pendatang baru ini, laksana tawon. Begitu datang langsung menyengat, dan mengejutkan banyak orang. Tidak krusial dilatari oleh motif apa, nan jelas sengatannya kali ini membuat Da’i sejuta umat, KH Zainuddin MZ jatuh bangun kelimpungan. Bukan hanya sebatas gosip murahan, melainkan menyangkut nama baik KH Zainuddin MZ.

Masyarakat seolah tidak percaya, Zainuddin MZ dapat berbuat nista dengan memperdaya seorang gadis belia. Tetapi pengakuan lantang seperti itulah nan dituturkan oleh Aida Saskia secara gamblang. Dan warta di berbagai infotainment nan marak di televisi, semakin melejitkan kisah ini. Sahih atau tidaknya, hanya pihak nan bersangkutan nan mengetahuinya dan juga Tuhan nan Maha Tahu. Bagaimana sebenarnya kisah tersebut berawal, artikel ini akan mencoba mengupas tanpa mencoba memihak salah satu. Dan juga tanpa berusaha buat menilai siapa nan sahih dan siapa nan salah sebab seperti nan disampaikan di awal bahwa hal tersebut hanya Tuhan dan nan bersangkutan nan mengetahuinya.



Memantik Barah Asmara

Sejak remaja Aida Saskia ialah seorang penyanyi freelance yang mengisi acara pada pertunjukan organ tunggal. Karirnya diawali dengan main dari kampung ke kampung di seantero kota Bogor. Pada suatu ketika dia mendapat job buat menyanyi dalam suatu acara, di acara inilah dia bertemu dan berkenalan langsung dengan KH Zainuddin MZ buat pertama kali.

Pendek kata, keduanya jadi semakin akrab. Aida sering menemani da’i prominen itu berceramah keluar kota. Dan begitu pula dengan sang da’i kondang, nan juga jadi rajin menyambangi kediaman orangtua Aida, sambil membawa buah tangan tentunya.

Namun, panasnya barah asmara nan mulai menyala ini semakin tidak tertahankan. Menurut penuturan Aida, dirinya sempat diperkosa oleh sang da’i di sebuah villa di kawasan puncak Bogor. Kala itu, dia masih berstatus sebagai pelajar SMA dan berumur 16 tahun. Peristiwa ini membuatnya murung dan tertekan, bahkan menurut pengakuannya dia pernah hendak melakukan bunuh diri sampai 5 kali.

Kondisi psikis Aida nan tertekan seperti ini, tidak urung mengundang tanya kedua orangtuanya. Maka meluncurlah pengakuan terlarang Aida tentang perbuatan tidak senonoh sang da’i terhadapnya.

Tentu saja pengakuan ini membuat kedua orangtuanya tersentak. Bagaimana tidak? Seorang da'i nan seharusnya menjadi contoh umatnya, tega melakukan hal nan diluar batas kebiasaan susila apalagi kebiasaan agama nan selama ini selalu coba buat disebarkan oleh da'i sejuta umat tersebut.

Hingga akhirnya kedua orangtua Aida mengundang da’i prominen ini ke rumah mereka, buat mengetahui duduk perkara sebenarnya. Masih menurut Aida, pada waktu itu Zainuddin MZ memenuhi undangan orangtuanya, dan dia mengakui melakukan perbuatan itu sebab khilaf.

Jika memang pengakuan KH Zainuddin MZ tersebut benar-benar dia lakukan, sungguh hal tersebut ialah perbuatan nan tak pantas. Seharusnya hal tersebut dapat dicegah dengan tak mengajak Aida keluar kota apalagi menemani da'i nan jelas bukan siapa-siapa dari Aida. Dalam hal ini tak ada interaksi darah antara da'i dengan Aida. Karena pastilah da'i tersebut tahu tentang perintah menjauhi zina dan hal-hal nan dapat mendekatkan diri dengan zina.

Lagi-lagi sebelum kisah ini dilanjutkan, hal nan disebutkan di sub bab artikel ini ialah pengakuan sepihak dari Aida dan da'i sejuta umat tersebut belum melakukan konfirmasi. Karena itu janganlah cepat mengambil konklusi sebelum mendapatkan konfirmasi dari sang da'i.



Episode Selanjutnya

Tidak ada keterangan pasti, apakah pasangan ini kemudian menikah atau tidak. Tetapi, nan jelas, setelah terbongkarnya aib ini, Zainuddin tetap masih kerap menyambangi kediaman orangtua Aida. Dan keduanya masih sering terlihat pergi bersama.

Seperti kata pepatah, tiada awal kalau tiada akhir. Maka interaksi tabu ini pun akhirnya tamatlah sudah, sekali pun tanpa ada alasan jelas nan dapat diketahui publik. Berakhirnya kisah ini, merupakan awal dari tamparan-tamparan pedas nan diarahkan ke paras Kyai sejuta umat ini.

Penuturan Aida di media massa perihal interaksi terlarangnya dengan sang Kyai, laksana bombardir gencar nan menyebabkan sang Kyai tersengal, tak nyaman.

Maka sang Kyai pun mengutus seorang Habib buat mendatangi keluarga Aida. Melalui Habib inilah Zainuddin meminta maaf, dan mohon agar permasalahan ini tak diperuncing lagi. Karena dikhawatirkan dapat mencoreng nama baik Islam. Namun agaknya Aida tetap tak bergeming dengan permohonan ini.

Dia masih tetap rajin bertutur kepada media perihal permasalahannya, dan bahkan juga sudah menyampaikan niatannya buat membawa persoalan ini ke ranah hukum. Untuk menunjukkan kesungguhannya, Aida juga sudah menunjuk pengacara.

Apabila niatan Aida Saskia ini jadi kenyataan, maka KH Zainuddin MZ harus siap menghadapi tuduhan pasal berlapis, mulai dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) hingga Undang Undang Konservasi Anak (UUPA), mengingat kasus perkosaan itu terjadi ketika Aida masih berusia 16 tahun .

Dan andaikata tuduhan itu dapat dibuktikan di pengadilan, dapat jadi sang Kyai harus mendekam di penjara selama belasan tahun. Mengingat ancaman sanksi kasus perkosaan sangat berat.

Lagi-lagi sebelum menyimpulkan sahih tidaknya penuturan Aida tersebut, kita perlu selalu berprasangka baik terhadap siapapun. Bukan hanya kepada KH Zainuddin MZ, tetapi juga kepada Aida. Karena dapat jadi da'i tersebut tak melakukan hal tersebut sinkron dengan pengakuan Aida. Dan dapat saja Aida melakukan pemberitaan di media-media tersebut dengan alasan eksklusif nan kita tak ketahui pasti. Yang jelas alasan tersebut pastilah mengandung sebuah kebaikan.

Agaknya kita semua perlu merenungkan kembali makna dari dakwah KH. Zainuddin MZ nan sering kita dengar dari televisi. Tidak penting, apakah dia konsekuen dengan apa nan didakwahkan atau tidak. Selama itu dapat bermanfaat bagi kita, mungkin tetap layak buat kita jadikan bahan renungan;

Ketahuilah bahwa global ini fana. Dan barang siapa nan terpikat oleh kefanaan dunia, maka dia akan tersesat…”

Semoga kasus tersebut tak lagi terjadi dan semoga almarhum mendapatkan balasan atas semua amal nan diperbuatnya.