Berita Mutakhir Badan Intelijen Negara
Jika ditanya, apakah nama badan militer nan bertugas mengawasi dan memelihara keamanan dan ketenangan negara? Hampir bisa dipastikan semua orang dapat menjawabnya dengan tepat. Ya, Badan Intelijen negara atau nan biasa disingkat dengan BIN. Meski BIN memiliki tugas nan berat, namun posisi BIN berada pada forum pemerintah nonkementerian.
Artikel ini bukanlah menceritakan tugas masing-masing struktur Badan Intelijen Negara (BIN). Tapi, Artikel hanya akan membincang tentang warta mutakhir Badan Intelijen Negara (BIN) beberapa bulan terakhir ini sebab dengan memberita ihwal Badan Intelijen Negara nantinya juga bakal mengetahui sebagian dari tugasnya.
Sekilas Tentang Badan Intelijen Negara
Sebelum memaparkan warta teraktual mengenai Badan Intelijen Negara (BIN), ialah baik bila mengenal singkat sejarah keberadaan Badan Intelijen Negara (BIN) Republik Indonesia. Badan Intelijen Negara (BIN) ada di negeri ini sejak tahun 1945, meski saat itu namanya masih Badan Istimewa. Yang menjadi pimpinannya ketika Kolonel Zulkifli Lubis.
Ia terpilih sebagai pimpinan lantaran pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Intelijen Militer Nakano, milik Jepang saat menduduki Indonesia pada tahun 1943. Ia memimpin Badan Istimewa bersama 40 orang tentara Pembela Tanah Air (PETA) nan mendapat tugas menjadi penyidik militer khusus.
Badan Intelijen Negara (BIN) berkali-kali ganti namanya. Ada 6 nama organisasi Intelijen hingga akhirnya ditetapkan dengan Badan Intelijen Negara
- BRANI (Badan Misteri Negara Indonesia) – pada tahun 1946
- BKI (Badan Koordinasi Intelijen) – pada tahun 1958
- BPI (Badan Pusat Intelijen) – pada tahun 1959
- KIN (Komando Intelijen Negara) – pada tahun 1966
- BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara) – pada tahun 1967
- BIN (Badan Intelijen Negara) tahun 2000
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2010, susunan struktural BIN terdiri dari:
- Kepala
- Wakil Kepala
- Deputi Bidang Luar Negeri
- Deputi Bidang Dalam Negeri
- Deputi Bidang Kontra Intelijen
- Deputi Bidang Ekonomi
- Deputi Bidang Teknologi
- Deputi Bidang Pengolahan dan Produksi
- Inspektorat Utama
- Staf Pakar Bidang Ideologi
- Staf Pakar Bidang Politik
- Staf Pakar Bidang Hukum
- Staf Pakar Bidang Sosial Budaya
- Staf Pakar Bidang Pertahanan dan Keamanan
- Pusat
- Unit Intelijen Wilayah
Berita Mutakhir Badan Intelijen Negara
Setelah mengenal singkat tentang Badan Intelijen Negara (BIN), kini sahabat Ahira akan mengetahui warta terbaru Badan Intelijen Negara (BIN) dalam berita.
Berita Badan Intelijen Negara - Saran Untuk Komunitas Buruh
Tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh. Sudah beberapa kali setiap memperingati hari buruh dilakukan demo atau unjuk rasa oleh para komunitas buruh. Tanggal 30 April 2012, sehari sebelum diperingati hari Buruh, Ketua Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI Marciano Norman mengharapkan kepada para buruh buat menjaga sterilisasi kelompoknya dari infiltrasi pada saat melakukan aski unjuk rasa pada hari Buruh besok harinya.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) nan dipilih pada 19 Oktober 2011 meyakini bahwa para penyusup nan terkadang memprovokasi sehingga munculnya tindakan anarkis saat para buruh sedang melakukan unjuk rasa. Makanya, Marciano Norman menyampaikan pesan agar para buruh dapat mewaspadai penyusup.
Selain itu, Marciano Norman juga meminta para buruh tak menganggu aktivitas masyarakat lain. Jadi, tidak ada masyarakat nan terintimidasi dari aktivitas para buruh di jalan.
Salah satu sumber warta nan memuat saran kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI Marciano Norman ialah Tribunnews.com. Warta ini dipublikasikan pada hari Senin, 30 April 2012 pukul 17:17 WIB.
Berita Badan Intelijen Negara – Wamen ESDM Bukan Meninggal Dibunuh
Ketika Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) wafat, muncul isu bahwa ia dibunuh saat mengikuti geowisata di Gunung Tambora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Isu pun segera mendapat tanggapan dari Kapala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen Marciano Norman.
Marciano Norman mengatakan, tak ada bukti-bukti nan menandakan Wamen ESDM meninggal dibunuh ataupun tak wajar. Berdasarkan penyidikan, Wamen ESDM sebab agresi jantung atau heart attack .
Berita ini dimuat di Inilah.com hasil liputan Laela Zahra pada Senin, 23 April 2012. Saat itu Marciano akan melakukan kedap bersama Presiden SBY dan wakilnya Boediono.
Berita Badan Intelijen Negara – Penjelasan BOM KBRI di Prancis
Pada Rabu, 21 Maret 2012, di depan Kantor Kedutaan Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Prancis, terjadi ledakan menyerupai bom. Tidak ada korban jiwa, namun kaca KBRI di bagian depan pecah. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen Marciano Norman menjelaskan bahwa bom tersebut bukanlah ditujukan buat KBRI.
Untuk mendukung pernyataannya, Marciano Norman menjelaskan kronologis peristiwa bom berdasarkan hasil kamera pengintai CCTV. Awalnya, paket bom tersebut diletakkan di loka sampah milik KBRI. Namun, 10 menit kemudian, ada seseorang nan mengendarai sepeda motor datang mengambilnya dan memindahkannya di seberang jalan kantor KBRI di Paris, Prancis.
Liputan warta ini bisa dibaca di situs Tribunnews.com. Tulisan ini di- posting pada Kamis, 22 Maret 2012 pada pukul 11: 58 WIB. Warta ini selain menjelaskan keterangan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tentang kronologis Bom tersebut, juga menjelaskan paket Bom tersebut bukan ditujukan buat KBRI.
Berita Badan Intelijen Negara – Presiden SBY Aman
Menjelang planning kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal April 2012, muncul isu nan menyatakan bahwa Presiden SBY tengah dalam kondisi target tembak atau dibunuh. Isu ini sejatinya mencuat berasal dari ucapan Presiden SBY. Di saat isteri sedang dirawat di rumah sakit, ada SMS nan mendoakan dan ada pula SMS nan isinya ancaman. Dari ancaman bunuh hingga ancaman menurunkannya di tengah jalan dari kursi kepresidenan.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI Marciono Norman menjelaskan bahwa isu ancaman terhadap Presiden SBY tidaklah benar. Jika ada tentulah akan dilakukan penyidikan dan pengembangan. Paling-paling, kata Marciano Norman, ancaman-ancaman nan muncul lebih dilatarbelakangi tak sukanya pada pemerintahan SBY-Boediono.
Berita ini dipublikasikan oleh Tribunnews.com pada hari Rabu 21 Maret 2012, pada pukul 19: 33 WIB.
Berita Badan Intelijen Negara – Aturan Besar, Tapi Kinerja Belum Maksimal
Berita ini kritikan atas Badan Intelijen Negara (BIN). Karena dalam setahun Aturan nan diberikan buat Badan Intelijen Negara cukup besar, sekitar Rp601 miliar. Rinciannya, Rp378 miliar buat operasi intelijen negara dalam negeri dan Rp223 miliar buat operasi kontra intelijen.
Namun dalam pekerjaan, Badan Intelijen Negara (BIN) selalu saja kurang maksimal dalam mengantisipasi tindakan anarki uanh terjadi di negeri ini. Menurut Koordinator Pemeriksaan Seknas FITRA, Ucok Skye Khadapy, Aturan nan dialokasikan buat Badan Intelijen Negara (BIN) sebesar Rp. 601 miliar tersebut sudah cukup besar.
Bahkan menurut Ucok, dengan dana nan besar tersebut sejatinya Badan Intelijen Negara dalam mendapatkan informasi cukup seksama atau dalam bahasa Intelijen Negara (BIN) sudah mendapat informasi “A1” dan bisa melakukan kerja-kerja operasi kontra intelijen dengan maksimal sehingga tidak terjadi kerusuhan di masyarakat.
Satu hal lagi, masih menurut Ucok, aturan nan diberikan hendaklah difungsikan dengan baik. Aturan tersebut bukan digunakan buat sekadar menjaga kepentingan keamanan Presiden SBY, tapi aturan tersebut digunakan buat menjaga keamanan semua rakyat Indonesia. Inilah nan urgen disadari oleh Badan Intelijen Negara (BIN).
Jadi, Badan Intelijen Negara (BIN) mestinya menyadari bahwa BIN ialah alat negara nan difungsikan buat kepentingan semua rakyat, bukan alat pemerintah. Makanya cukup ironi, jika dalam menangani masalah terorisme, Badan Intelijen Negara (BIN) kerap terlambat. Tapi, dalam menanggapi Presiden SBY dalam ancaman pembunuhan, BIN begitu cepat bergerak dan memberikan keterangan.
Berita mengenai Aturan BIN Besar, tapi kinerja belum maksimal ini dimuat di Tribunnews. com pada Kamis, 26 Januari 2012 pukul 22: 53 WIB.
Itulah warta mutakhir tentang Badan Intelijen Negara (BIN). Harapannya, warta ini dapat menjadi bahan kajian buat melihat kinerja BIN. Plus, publik pun menjadi paham bahwa tugas BIN dalam mengantisipasi agar tak terjadi kerusahan cukup besar. Dan hal ini sinkron dengan aturan nan dialokasikan buat kerja Badan Intelijen Negara (BIN).