Masyarakat Tradisional dan Kearifan Lokal

Masyarakat Tradisional dan Kearifan Lokal

Banyak sekali pengertian masyarakat tradisional nan ada saat ini. Semuanya itu umumnya memiliki pengertian nan saling melengkapi sehingga menjadi sebuah kesatuan utuh nan bisa disimpulkan. Berikut beberapa pengertian masyarakat tradisional nan bisa kita cermati buat memperkaya wacana dalam bidang sosial kemasyarakatan.



Pengertian Masyarakat Tradisional

Apa nan kita ketahui tentang masyarakat tradisional? Mungkin sebagian ada nan menjawab masyarakat nan masih terkucil, atau ada nan menjawab masyarakat nan belum tersentuh modernisasi. Bahkan ada nan lebih ektstrem berpandangan jika masyarakat tradisional ialah sekelompok masyarakat nan terkucilkan. Padahal pengertian masyarakat tradisional tak seperti nan dipandang semua orang.

Lantas apa pengertian masyarakat tradisional itu? Untuk memahami apa pengertian dari masyarakat tradisional diperlukan pengetahuan nan cukup mengenai masyarakat dan kehidupannya. Untuk mendapatkan pemahaman nan menyeluruh kita sebaiknya banyak membaca berbagai referensi, supaya dapat memahaminya dengan komprehensif.

Ada beberapa pakar sosial nan berkecimpung dalam riset masyarakat mengemukakan pengertian masyarakat tradisional. Pengertian nan dikemukakan mulai dari pengertian nan sederhana sampai pengertian masyarakat nan lebih kompleks. Berikut dipaparkan beberapa pengertian dari masyarakat tradisional dari beberapa ahli.

  1. Masyarakat tradisional menurut Rentelu, Pollis, dan Schaw, ialah masyarakat nan hidupnya statis. Tidak ada perubahan sama sekali. Tidak ada dinamika nan timbul dalam kehidupannya. Tidak aktif di sini bisa diartikan selalu sama dari hari ke hari. Sekalipun anggota masyarakatnya semakin hari terus bertambah dampak reproduksi atau berkurang sebab kematian, semuanya tak mengubah kehidupan mereka sehari-hari.
  1. Masyarakat tradisional bisa diartikan sebagai sekelompok orang nan hayati dengan tradisi-tradisi budaya tertentu. Adat istiadat nan sudah ada sebelumnya. Tidak terpengaruh oleh adanya perubahan zaman sebab mereka merasa cukup dengan kehidupan dan penghidupan nan mereka jalani, secepat apapun evolusi kebudayaan nan terjadi pada zaman tersebut.
  1. Masyarakat tradisional juga bisa diartikan sebagai masyarakat nan kehidupannya masih berpegang teguh pada adat istiadat lama nan mereka miliki. Yang dimaksud dengan adat istiadat di sini ialah adanya suatu anggaran standar mencakup segala konsep budaya nan di dalamnya terdapat anggaran terhadap tingkah laku dan perbuatan manusia dalam menjalani kehidupan.
  1. Masyarakat tradisional bisa juga dikatakan masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Dikatakan demikian sebab umumnya mereka hayati di daerah pedesaan nan letak geografisnya berada jauh dari perkotaan dengan segala hiruk-pikuk kehidupan kota dan modernisasi. Itulah sebabnya mereka masih berpegang teguh pada tradisi lama. Apabila ada masyarakat pedesaan nan sudah terpengaruh dengan perkembangan zaman sehingga mengalami perubahan dalam kehidupannya, ia tak bisa dikatakan sebagai masyarakat tradisional lagi.

Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional

Jika ada pengertian spesifik mengenai masyarakat tradisional, itu berarti ada nan membedakan masyarakat tradisional dengan masyarakat nan lainnya. Masyarakat tradisional tentu saja berbeda dengan masyarakat modern. Masyarakat tradisional biasanya lebih banyak kita temui di daerah-daerah atau desa-desa kecil jauh dari pusat keramaian. Sedangkan masyarakat modern identik dengan masyarakat nan mendiami perkotaan.

Sebenarnya masyarakat tradisional dapat kita rumuskan berdasarkan banyak hal dan faktor. Domisili atau loka tinggal atau komunitas merupakan salah satu faktor nan membedakannya dengan masyarakat modern. Untuk mengetahui apa ciri-ciri masyarakat tradisional itu juga dapat dilihat dari pengertian masyarakat tradisional nan telah diuraikan di atas. Dari pengertian-pengertian tersebut, bisa kita simpulkan ciri-ciri masyarakat tradisional, yaitu sebagai berikut.

  1. Teguh pada tradisi lama nan mereka jalankan dalam kehidupan.
  2. Tidak terpengaruh oleh perubahan nan ada.
  3. Tidak ada dinamika dalam kehidupan sosialnya.
  4. Masih memiliki interaksi nan langsung dengan alam sekitarnya.
  5. Kehidupan nan dijalankan, umumnya, bersifat agraris.
  6. Memiliki ketergantungan nan besar terhadap alam sekitar dalam kehidupannya.
  7. Pola kehidupannya ditentukan oleh taraf kemajuan teknis dalam hal dominasi dan penggunaan alam bagi kehidupannya.
  8. Pola kehidupan nan ada juga ditentukan oleh struktur sosial berkaitan dengan letak geografis serta struktur kepemilikan dan penggunaan tanah nan ada.


Masyarakat Tradisional dan Tradisi

Seperti nan sudah sedikit disinggung di atas, jika pengertian masyarakat tradisional tak hanya sebatas apa itu masyarakat tradisional, tetapi lebih dari itu. Masyarakat tradisional dapat kita pahami dari tradisi budaya atau kebiasaan budaya nan dianutnya. Masyarakat tradisional sangat kental dengan tradisi budaya nan inheren dalam kehidupannya. Dapat dikatakan jika masyarakat tradisional diatur oleh kebiasaan dan tradisi nan mereka jalani.

Masyarakat tradisional sangat memegang tradisi. Mereka sangat menjunjung tinggi tradisi melebihi dari hayati mereka. Tradisi budaya menjadi panduan hayati mereka. Dengan kata lain, tradisi mereka jadikan patokan dalam menjalani kehidupannya, baik sejak mereka kecil sampai mereka dewasa. Jika tak melakukan tradisi, dianggap sebagai sesuatu nan tabu dan sangat terlarang. Dapat dikatakan tradisi merupakan panduan sekaligus seperangkat acuan hukum dalam hayati mereka.

Pada umumnya masyarakat tradisional sangat komitmen menjalankan anggaran hayati atau filosofi hayati mereka dengan baik. Hal itu dapat kita ambil pelajarannya, mengingat saat ini arus globalisasi nan menggerus komitmen kita dalam menjalankan tradisi budaya. Tradisi seolah hayati mereka sendiri, sehingga bila melanggarnya seperti membunuh diri mereka sendiri.

Banyak tradisi nan dapat kita lihat dari masyarakat tradisional ini. Bahkan disebagian suku bangsa di Indonesia masih menganut tradisi sangat tradisional. Misalnya saja masyarakat pedalaman Papua nan masih ada nan tak mengenakan pakaian. Menurut masyarakat modern hal itu merupakan hal nan tak sopan, tetapi menurut mereka itu ialah tradisi nan harus mereka patuhi sampai kapanpun. Masih banyak lagi contoh tradisi nan masih dianut oleh masyarakat tradisional di Indonesia.



Masyarakat Tradisional dan Kearifan Lokal

Masyarakat tradisional berdasarkan salah satu karakteristik khasnya ialah sangat menganut tradisi. Itu artinya sampai kapanpun mereka akan mematuhi tradisi mereka dari generasi ke generasi. Berarti tak ada campur tangan atau usaha buat memodernisasikan kehidupan mereka. Hal ini sangat krusial buat menjaga ekuilibrium hayati mereka. Oleh sebab itu diperlukannya kearifan lokal, terutama dari pihak masyarakat luar dalam memandang sudut pandang masyarakat tradisional.

Kearifan lokal buat masyarakat tradisional sangat penting. Sama pentingnya dengan keberlangsungan hayati mereka. Artinya kita harus menghormati tradisi, kebiasaan dan anggaran hayati nan mereka jalani secara turun-temurun. Jika kita memaksakan mereka buat merubah atau melakukan apa nan kita sarankan, mereka tak akan dapat menerimanya.

Dibutuhkan sikap arif dalam memandang tradisi masyarakat tradisional ini. Seperti misalnya, masyarakat Mentawai nan sampai saat ini juga tak mengenakan pakaian, masih menganut paham animisme, dan memiliki tradisi mentato tubuh mereka. Dalam sudut pandang agama jelas sekali apa nan mereka kerjakan itu melanggar, tetapi itulah kearifan lokal. Kita tak dapat merubah apa nan sudah mereka anut.

Apa nan mereka lakukan itu merupakan tradisi nan sudah turun-temurun dari nenek moyang, dan harus terus dilakukan sampai generasi seterusnya. Jika tak dilakukan sama saja artinya mereka tak menghormati leluhur. Bahkan mereka percaya jika tradisi tak dijaga, akan terjadi bala nan akan menimpa mereka dikemudian hari.

Kearifan lokal sangat krusial buat digalakkan terutama di Indonesia, sebab Indonesia masih banyak memiliki masyarakat tradisional. Keanekaragaman budaya dan suku bangsa di Indonesia sangat kental dengan tradisi dalam masyarakat tradisional. Tidak dapat dibayangkan jika kita tak saling menghargai tradisi nan dianut oleh anggota masyarakat. Tidak akan terwujud kedamaian di negeri kita ini.

Kearifan lokal tentu saja tak dapat kita samakan dengan sikap etnosentrisme. Meskipun keduanya sama-sama fokus pada kebudayaan sendiri, tetapi sikap etnosentrisme lebih bernilai negatif sebab mengabaikan kepentingan budaya atau tradisi budaya lain diluar budaya mereka. Kearifan lokal lebih kepada menghargai dan menghormati tradisi nan dianut oleh masyarakat tradisional.

Sebagai bangsa nan bijak sebaiknya kita harus memperhatikan hal ini. Jangan sampai bentrok antar suku bangsa atau bentrok antar anggota masyarakat terjadi lagi di negeri tercinta ini. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman lebih jauh dan mendalam lagi mengenai pengertian masyarakat tradisional buat menghindari hal-hal negatif nan dapat memecahbelah kebersamaan.

kehidupan masyarakat tradisional bia kita jadikan sebagai contoh dalam hal mempertahankan tradisi nan mereka anut. Dengan mematuhi tradisi budaya, masyarakat tradisional hayati dengan alam dan menjaga ekuilibrium alam dalam kehidupan mereka.