Mengenal Jenis-jenis Bala Alam
Ada berapa jenis bala alam di dunia? Apa pun jenis bala alam, itu bukan pertanda baik bagi berlangsungnya kehidupan makhluk hidup, baik itu manusia, hewan atau tumbuhan. Ekosistem akan terganggu. Akibat jelek lainnya akan menyusul dampak itu. Peradaban makhluk hayati penghuni Bumi perlahan dapat menghilang jika bala alam monoton terjadi tanpa ada penanggulangan berarti.
Bencana alam ialah ancaman terbesar bagi peradaban manusia dan makhluk hayati lainnya. Ironisnya, beberapa bala alam terjadi justru sebab ulah manusia sendiri. Seperti penebangan hutan nan memicu banjir dan hilangnya paru-paru global secara massive. Itu ialah beberapa faktor nan menyebabkan banyak bala alam terjadi.
Secara pengertian, bala alam merupakan sebuah kejadian nan terjadi di alam dan berpengaruh terhadap jumlah populasi makhluk hidup. Pemahaman seperti ini telah lama terpatri dalam benak manusia. Bahwa benar, bala alam ialah pemusnah massal. Bala alam merupakan ancaman terbesar bagi manusia nan bisa membuat populasi berkurang secara drastis.
Bencana alam sudah sangat akrab dengan kehidupan makhluk hidup. Ingat dengan peradaban dinosaurus nan hilang sebab syahdan ada hujan meteor? Ini bukti bahwa bala alam merupakan kenyataan alam nan memang mengiringi kehidupan makhluk hidup. Pemahaman nan cukup mengerikan tentang bala alam ini bahkan melahirkan kerangka berpikir di mata para orang-orang terdahulu. Bahwa menurutnya, bala alam ialah sanksi dari pada dewa nan marah terhadap konduite manusia.
Meskipun belum mengenal Tuhan, masyarakat dulu percaya terhadap dewa. Mereka konfiden bahwa dewa ialah sosok di balik kemakmuran atau bala nan terjadi. Maka dari itu, jangan heran jika masyarakat zaman dulu akrab dengan berbagai ritual dan bahkan sampai saat ini ada beberapa ritual nan tetap dilakukan.
Ritual-ritual tersebut dilakukan atas dasar ungkapan rasa bersyukur atau permintaan maaf kepada para dewa . Jika sudah membicarakan ritual nan banyak dilakukan oleh masyarakat, hal ini bukan lagi berkaitan dengan perihal sahih atau salah, menyimpang atau tidak, melainkan sudah bersinggungan dengan kepercayaan seseorang nan sangat sensitif.
Jika ditilik dari asal kata, bencana berasal dari bahasa Latin, nan lebih dulu diterjemahkan dalam bahasa Inggris, disaster . Disaster ini merupakan kata bahasa Latin nan “ dis” artinya 'buruk' dan saster artinya 'dari bintang-bintang'. Jika diterjemahkan, disaster artinya ialah sesuatu nan jelek nan terjadi di bawah bintang-bintang. Menurut beberapa keyakinan, bintang memang dapat digunakan buat memprediksi suatu peristiwa nan sifatnya buruk.
Mengenal Jenis-jenis Bala Alam
Macam-macam bala alam nan dapat mengancam kelanggengan populasi makhluk hayati dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni bala alam nan sifatnya alami, tak alami, dan bala alam nan berasal dari luar angkasa . Apa saja bala alam nan termasuk dalam tiga kategori tersebut? Berikut klarifikasi lebih rincinya buat Anda!
1. Bala Alam Bersifat Alami
Bencana alam nan sifatnya terjadi secara alami memiliki batasan nan sebenarnya mulai kabur. Banjir dan tanah longsor misalnya. Dua bala alam tersebut memang terjadi secara alami, tetapi penyebabnya terkadang tak alami. Ulah manusia nan sembarangan dalam memperlakukan alamnya menjadi salah satu penyebab banjir dan tanah longsor nan boleh dikatakan sama sekali tak alami.
Namun, di luar dua bala alam tersebut, ada beberapa macam bala alam nan proses terjadinya memang secara alami, yaitu sebagai berikut.
a. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi boleh dikatakan sering terjadi di Indonesia. Bala nan paling diingat sepertinya letusan gunung berapi nan terjadi di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Peristiwa meletusnya gunung berapi nan menewaskan Mbah Marijan tersebut menjadi duka bagi masyarakat Yogyakarta sekaligus Indonesia.
Jika mau melihat cerita sejarah lebih jauh, sebuah letusan gunung lainnya terjadi jauh sebelum letusan gunung di Yogyakarta. Letusan gunung ini bahkan terjadi pada 79 Masehi, tepatnya ialah peristiwa letusan Gunung Vesuvius. Lahar nan keluar dari mulut gunung menyusul semburan barah tersebut sukses membuat dua kota hilang sekaligus, yakni Kota Pompeii dan Herculaneum.
Hilangnya Kota Pompeii bahkan dimaknai oleh beberapa orang sebagai kutukan. Karena kota ini syahdan memiliki masyarakat dengan kelakuan nan mengerikan. Kota Pompeii nan hilang ini kemudian ditemukan sekita 1631. Fosil penduduk Pompeii pun terlihat jelas.
b. Tsunami
Bencana alam ini beberapa tahun lalu dirasakan oleh masyarakat Indonesia nan tinggal di bagian barat. Bahkan, dampaknya menyeberang hingga ke negara-negara tetangga. Bala tsunami nan terjadi di tanah Aceh beberapa tahun silam hingga kini masih menyisakan duka mendalam. Pembenahan infrastruktur pun masih berlanjut hingga kini.
Tsunami benar-benar sangat mengerikan. Terjangan badai dahsyat dari bahari menuju darat dapat meluluh-lantakkan bangunan-bangunan dan nan niscaya melayangkan nyawa manusia. Sebuah bala nan sangat mengerikan.
Bencana Tsunami juga terjadi pada 21 Juli 365 di Alexandria. Tsunami nan terlebih dahulu diawali dengan gempa ini menghancurkan empat peradaban sekaligus, yakni Yunani, Siprus, Mesir, Sisilia dan Libya. Gempa mengerikan ini terjadi di Bahari Tengah, dekat dengan Pulau Kreta, Yunani .
c. Gempa Bumi
Gempa Bumi terjadi sebab adanya pergeseran lempeng Bumi. Begitu kira-kira menurut para ilmuwan. Indonesia kebetulan secara geografis berada di wilayah Ring of Fire , sama seperti Jepang . Maka dari itu, tak heran jika Indonesia juga sering mengalami bala ini. Bahkan saking seringnya, masyarakat Jepang sengaja mendesain rumah mereka dari kayu dan kertas agar jika terjadi gempa, elemen rumah tersebut tak melukai dirinya.
Sebuah gempa nan terjadi di bahari berpotensi buat melahirkan tsunami. Seperti pada gempa di atas. Selain itu, ada juga gempa bumi lainnya nan menyebabkan tsunami, yaitu gempa bumi nan disusul dengan Tsunami nan terjadi di Kota Helike, Yunani. Bala maha dahsyat ini terjadi pada 375 SM. Bahkan, dampak bala itu, Kota Helika dikabarkan tenggelam hingga ke dasar laut.
Secara periode, ketiga bala alam tersebut sudah terjadi sejak abad awal Masehi. Ribuan korban jiwa bisa dipastikan menjadi bagian dari sejarah. Bala alam nan sifatnya terjadi secara alami tersebut tak kalah mengerikan dibanding dengan bala alam nan sifatnya tak alami. Apa saja bala jenis tersebut?
2. Bala Alam Bersifat Tidak Alami
Bencana alam nan sifatnya tak alami bukan berarti tak mengerikan. Bala alam jenis ini juga sama-sama bisa mengancam keberlangsungan hayati manusia.
a. Kelaparan
Mungkin Anda berpikir kenapa kelaparan dimasukkan dalam kategori bala alam? Padahal, tak ada sangkutannya dengan alam. Secara langsung memang tak ada, tetapi secara tak langsung, jelas ada. Jika alam tak bersedia menumbuhkan beberapa tanaman sebagai makanan manusia, apa nan akan terjadi? Bala kelaparan hampir bisa dipastikan akan menimpa.
Bencana alam kelaparan ini telah membunuh lebih dari 70 juta jiwa. China dan Uni Soviet merupakan negara nan akrab dengan bala ini. Penyebabnya ialah kekejaman pemerintahnya. Stalin ialah sosok bengis dibalik ini semua.
b. Endemi Penyakit
Endemi penyakit juga menjadi bala alam nan sukses memusnahkan banyak manusia penghuni Bumi. Beberapa peristiwa meninggalnya masyarakat secara massal menjadi bagian dari sejarah dunia. Salah satunya ialah endemi flu Spanyol nan menyerang global dan mematikan 50 juta manusia. Korban dampak endemi flu Spanyol ini bahkan lebih banyak dibandingkan dengan korban dampak PD I.
Selain flu, penyakit lain nan mewabah dan menjadi bala bagi manusia ialah penyakit cacar air. Penyakit cacar air ini pada masa lalu dikenali dengan nama demam Antonine . Lebih dari 5 juta masyarakat nan tinggal di wilayah Kekaisaran Romawi meninggal sebab endemi ini.
3. Bala dari Luang Angkasa
Tidak berhenti sampai di sana, manusia kembali dihadapkan dengan bala alam lainnya. Kali ini, ancaman becana datang dari luar angkasa. Bala nan datang dari luar angkasa di antaranya asteroid atau badai matahari. Kedua bala tersebut akan dapat memusnahkan manusia di seluruh global dengan segera. Sebuah fenomena mengerikan nan kedatangannya tak dapat diprediksikan.
Sebagai makhluk paling sempurna, sudah selayaknya melakukan hal-hal nan sekiranya bisa mencegah datangnya bencana, terutama jenis bala alam nan sifatnya tak alami. Jangan lupa juga buat selalu bersikap baik terhadap sesama dan bertakwa kepada Tuhan. Karena, hanya dengan itulah, hayati menjadi selamat, baik global maupun akhirat.