Titiek Puspa

Titiek Puspa

Menjadi artis populer sepanjang tahun mungkin ialah idaman setiap orang. Bayangkan saja, berikut ini ialah kemudahan-kemudahan nan akan diterima seseorang apabila menyandang predikat “artis populer sepanjang tahun”, yaitu terkenal, kaya, dipuja, disanjung, menjadi pusat perhatian, dielu-elukan, dan semacamnya.



Profesi Artis

Paling tak itulah kerangka berpikir nan inheren kuat dalam benak masyarakat terkait profesi sebagai “artis”. Tentu saja disamping majemuk masalah dan sensasi nan mereka buat. Namun demikian, karir sebagai seniman tersebut tidak dapat dijadikan sandaran hidup.

Saat masa-masa puncak, mungkin seorang seniman akan memanen hasil nan begitu banyak. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, karier sang seniman dapat saja berubah drastis sebab kalah dalam persaingan.

Hanya segelintir nan tetap eksis di global keartisan. Mereka nan tetap eksis tersebut dijuluki sebagai seniman populer sepanjang tahun. Kepopuleran mereka tetap dirasakan oleh semua lapisan masyarakat di segala usia dan sepanjang waktu. Siapa saja mereka?



Dedy Mizwar

Sosok Dedy Mizwar mungkin sudah tak asing lagi bagi khalayak ramai khususnya orang Indonesia. Dedy Mizwar merupakan salah satu maestro perfilman Indonesia nan masih berhasil sampai saat ini.

Sudah tak terhitung lagi, berapa banyak film nan telah dibintanginya. Selain itu, Dedy Mizwar juga sukses menuai berhasil sebagai produser dalam film-film Indonesia.

Artis senior nan sekarang juga berprofesi sebagai produser ini memulai karier keartisaannya pada tahun 1976. Dari situlah, karir Dedy Mizwar terus naik.

Perjalanan karier Dedy Mizwar dapat dibilang cukup sempurna. Berbagai lakon di perfilman nasional pernah dirasakan aktor senior ini. Dedy memulai debut pertamanya sebagai actor lewat film Cinta Abadi pada 1976.

.Tak hanya global film saja nan dirambah, namun juga global sinetron, iklan, dan terakhir produser. Dedy Mizwar juga langganan mendapatkan penghargaan di ajang FFI, mulai dari pemeran pria terbaik, pemeran pembantu pria terbaik, dan pengarah adegan terbaik.

Pesona Dedy masih melekat, membuat eksistensinya di dunai hiburan Tanah Air tetap terjaga. Lihat saja barisan Piala Gambaran nan dikoleksinya. Terakhir, Dedy sukses menambah satu Piala Gambaran pada 2007, sebab berhasil memerankan Jenderal Naga Bonar dalam film “Naga Bonar Jadi 2”.

Karier nan sangat cemerlang ditambah sosok Dedy nan semakin religius, membuatnya dipercaya sebagai Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N) periode 2006-2007.

Totalitasnya di global akting nan tidak sekadar mencari ketenaran semata, membuat namanya dikenal oleh banyak kalangan. Hingga sekarang nama Dedy Mizwar masih dikenal oleh masyarakat luas sebagai ikon produser dan pengarah adegan film dan sinetron berkualitas.

Ternyata Dedy Mizwar tidak puas dengan kesuksesannya di global hiburan Indonesia, dirinya juga mencoba buat terjun ke ranah politik. Dedy Mizwar mencalonkan dirinya sebagai wakil gubernur Jawa Barat mendampingi Ahmad Heriyawan.

Mencari popularitas bukanlah tujuan dari aktor senior ini buat terjun ke global politik. Tujuan primer Dedy ialah adanya hasrat nan besar buat memajukan kesenian, khususnya Jawa Barat dan umumnya kesenian nasional.

Keputusan Dedy Mizwar buat terjun ke global politik merupakan sebuah bentuk pengorbanannya buat memajukan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat Jawa Barat. Dedy menyadari bahwa jabatan sebagai wakil gubernur mempunyai risiko nan cukup tinggi. Untuk itu, Dedy telah mempersiapkan fisik danmental dengan baik buat menghadapi segala permasalahan nan muncul nantinya.



Titiek Puspa

Wanita nan dikenal dengan lagu nan berjudul “Kupu-Kupu Malam” mulai meniti karier pada tahun 60an. Titiek Puspa merupakan seniman nan serba bisa. Ia mendapatkan penghargaan sebab pengabdiannya di global musik dan keartisan nan lebih dari satu dekade. Perjuangan dan totalitasnya, menghasilkan karya nan luar biasa. Lagu-lagunya kerap kali dinyanyikan oleh para penyanyi muda berbakat Indonesia.

Titiek Puspa bukan hanya dikenal panadai menyanyi, melainkan juga penulis lagu nan handal. Titiek sering mencetak lagu-lagu hits. Sebut saja, dua lagunya, yaitu Virus Cinta dan Emangnya Gue Pikirin (EGP).Titiek Puspa tak hanya sukses mempopulerkan lagu EGP, tetapi juga menciptakan bahasa gaul EGP. Bahasa gaul EGP ini sering digunakan oleh kalangan remaja dalam pergaulannya.

Titiek merasa sangat bersyukur, sebab telah diberikan bakat seni nan begitu banyak. Terlahir dengan nama Sudarwati, anak keempat dari 12 bersaudara ini, merupakan putrid dari keluarga Menteri Kesehatan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam. Nama sudarwati tersebut akhirnya diganti menjadi Kadarwat, sebab sering sakit-sakitan. Kemudian diubah lagi, hingga akhirnya menjadi Sumarti dan panggilan akrabnya ialah Titiek.

Di tengah kebangkitan kembali film Indonesia, Titiek Puspa justru tak latah buat ikut-ikutan bermain dalam film layar lebar. Hal ini bukan dikarenakan, Titiek tak dapat berakting. Buktinya, pada masa kejayaan film Indonesia dulu, penyanyi dan pencipta lagu ini turut meramaikan global perfilman.

Sedikitnya ada enam buah judul film pernah ia bintangi. Di usianya nan memasuki usia 70-an, Titiek Puspa masih tetap enerjik, semangat dan penuh guyon (bergurau) .

Titiek akan tetap eksis di global hiburan, selama dirinya masih sanggug dan masih diterima oleh masyarakat.



Widyawati

Wanita nan dikenal sebagai seniman kawakan sekaligus istri Sophian Sophian ini memulai karier di usia belasan (tahun 60-an). Sama seperti Titik Puspa, karier Widyawati juga terus melambung meski zaman sudah berganti. Tak hanya akting saja nan ia tekuni, melainkan juga bintang sinetron dan bintang iklan.

Widyawati kerap kali tampil berdua dengan sang suami di setiap film atau sinetron nan ia bintangi. Film berjudul LOVE nan dirilis tahun 2008 merupakan film terakhirnya bersama sang suami, sebelum sang suami meninggal dunia. Hingga kini, Widyawati masih terus eksis di global akting.

Kesedihan menyelimuti perasaan Widyawati disaat sang suami, Sophian Sophiaan meninggal global pada 17 Mei 2008. Widyawati sempat mengalami keterpurukan ketika Sophian Sophiaan meninggal. Namun berkat dukungan dari para sahabat, Widyawati akhirnya dapat bersikap ikhlas dan tegar atas kepergian suaminya tersebut.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya Widyawati dapat bangkit kembali mengukir karya di global hiburan Indonesia. Widyawati mulai menuai prestasi demi prestasi. Mulai dari penghargaan ‘Sang Prada Prameswati’ dari SCTV Award, sampai penghargaan sebagai ‘Aktris Pendukung Wanita Terbaik’ dari Festival Film Asia Pasifik

Widyawati merupakan contoh wanita nan andal dalam menjalani kerasnya kehidupan. Widyawati berusaha buat tetap enjoy menikmati hari-harinya kini, meski tanpa didampingi sang suami. Hal nan terpenting bagi Widyawati saat ini ialah berusaha buat menjadi orang nan lebih baik dari sebelumnya. Lebih baik di loka ini ialah lebih tegar dan kuat dalam menghadapi cobaan nan datang.

Widyawati sangat brsyukur, sebab di usianya nan tidak lagi muda, dirinya masih dapat menjadi bagian dari perfilman Indonesia. bagi widyawati melakoni peran dalam sebuah film, bagaikan bernostalgia mengingat masa-masa indahnya bersama sang suami dulu.

Jadi, tak ada alasan bagi widyawati buat meninggalkan global perfilman nan sudah membesarkan namanya ini. Widyawati akan terus berkarier selama masyarakat masih ingin melihat aktingnya di layar kaca.

Ketiga seniman kawakan di atas pantas menjadi seniman populer sepanjang tahun. Nama mereka tidak pernah rusak sebab perbuatan mereka nan tak terpuji. Justru sebaliknya, nama mereka dielu-elukan dan dihormati oleh para penggemar mereka, sebab segudang prestasi nan mereka miliki. Ketiga seniman tersebut pantas dijadikan contoh bagi artis-artis lain.

Demikianlah profil perjalanan karier dari ketiga seniman populer Indonesia. meskipun usianya sudah tak muda lagi, tapi berkat karya-karya nan berkualitas, ketiganya masih eksis di global hiburan Indonesia.

Semoga informasi nan ada di artikel ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya buat penggemar ketiga seniman kawakan tersebut.