Lompat Galah
Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olah raga atletik nan lebih mengedepankan unsur ketrampilan, kelenturan serta sedikit kekuatan. Cabang olah raga ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas hingga ke seluruh penjuru dunia. Salah satu buktinya ialah dimasukkannya cabang olah raga lompat tinggi ke dalam berbagai event olah raga internasional.
Lompat homogen ini mengacu pada trek dan lapangan di mana atlet mencoba buat melompat sejauh mungkin. Persaingan di lompat jauh ini terbuka buat pria dan wanita, meskipun mereka biasanya bersaing dalam even terpisah. Ini juga merupakan even Olimpiade kuno, antara kejadian orisinil di kompetisi Olimpiade nan diselenggarakan di Yunani Kuno. Format dasar dari lompat jauh telah berubah sedikit sejak saat itu, meskipun pemahaman nan lebih dalam fisika dan anatomi manusia telah membawa pemugaran dalam teknik dan pelatihan, seperti berjalan, berdiri, berlari.
Teknis Lompat
Keduanya entah berjalan cepat dan posisi berdiri digunakan buat lompat jauh, meskipun sebagian besar peristiwa gunakan saat mulai berlari. Atlet membangun semacam ledakan singkat dari kecepatan saat berlari di trek sebelum meluncurkan dirinya sendiri dari papan lepas landas terletak tepat di depan sebuah patch besar pasir. Loka di mana atlet nan pertama menyentuh tanah dikenal sebagai tanda, sebab tanda nan tersisa di pasir dengan kaki atlet, dan digunakan buat mengukur jeda nan atlet melompat.
Pelatihan buat lompat jauh membutuhkan membangun stamina dan kecepatan sehingga atlet bisa tampil baik di beberapa upaya di lompat jauh dan berlari secepat mungkin menuju daerah melompat, sehingga membangun momentum. Bekerja pada pendekatan ke papan lepas landas dan bentuk di udara juga merupakan aspek krusial dari pelatihan. Belajar buat pendekatan dengan baik ialah salah satu bagian paling menantang dari pelatihan buat lompat jauh.
Dalam kompetisi, atlet diberikan beberapa upaya lompat jauh, lompat dengan hukum paling lama menjabat sebagai skor akhir atlet. Jumlah usaha bisa bervariasi, tergantung pada tempat, tetapi tiga nan khas. Sebuah jumper panjang akan didiskualifikasi jika ada bagian dari kaki nya berjalan melewati papan lepas landas sebelum melompat, sebab jeda lompatan diukur dari garis busuk langsung di depan papan lepas landas. Mendapatkan bagian tubuh atas papan sebelum memulai lompat jauh dapat memberikan laba nan tak adil pada atlet. Rumit memang.
Lompat jauh dulu disebut "melompat luas", mungkin buat lebih membedakannya dari lompat tinggi. Namun, banyak atlet bersaing dalam kedua peristiwa, sebab mereka memerlukan kemampuan atletik nan sama dan kontrol fisik. Banyak peristiwa kombinasi seperti dasalomba alias penthatlon juga mencakup even melompat jauh . Pada 2007, rekor lompat jauh hampir 30 kaki (8,95 meter), oleh Mike Powell dari Amerika Serikat.
Memulainya
Memainkan olah raga lompat tinggi ini tak terlalu sulit dan rumit. Perlengkapan nan dibutuhkan pun tak terlalu banyak. Dalam lompat tinggi, kita cukup menyediakan matras, mistar serta tongkat penghalang. Selain itu, adanya ruang nan cukup lapang menjadi salah satu media buat melakukan olah raga ini. Cabang ini dapat dimainkan di ruangan tertutup, namun dapat pula dilakukan di ruangan nan terbuka.
Untuk melakukan lompatan, seorang atlet harus memiliki ekuilibrium dan kekuatan kaki nan cukup. Kekuatan kaki ini dibutuhkan sebagai media penopang dan tumpuan kekuatan saat seorang atlet melakukan lompatan ke atas rintangan. Sementara kelenturan dibutuhkan agar pada saat tubuh atlet melewati rintangan nan berada di bagian mistar, mampu memosisikan dengan baik sehingga tak menyentuh rintangan tersebut.
Hal ini terkait dengan sistem evaluasi nan digunakan dalam olah raga lompat tinggi. Dimana seseorang dinyatakan sukses melakukan lompatan apabila mampu melewati rintangan tersebut tanpa menjatuhkan rintangan nan ada pada mistar. Apabila rintangan tersebut jatuh, maka lompatan dianggap gagal dan sang atlet tak akan mendapatkan penilaian.
Selain kedua hal tersebut, komponen lain nan mempengaruhi keberhasilan seorang atlet dalam melakukan lompatan ada beberapa hal. Diantaranya ialah terkait dengan jeda ancang-ancang. Penentuan jeda ancang-ancang akan mempengaruhi posisi tumpu dan titik loncatan seorang atlet lompat tinggi.
Hal lain nan mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan lompat tinggi ialah penentuan titik tumpu. Sebaiknya, seorang atlet menggunakan titik tumpu saat meloncat dengan menggunakan kaki nan terkuat. Sehingga pada saat melompat akan didapatkan titik optimal agar mampu melewati rintangan tersebut.
Lompat Galah
Cabang atletik lainnya nan juga sudah diperlombakan di taraf internasional ialah lompat galah. Olah raga ini sepintas mirip dengan lompat tinggi. Hanya saja, jika dalam lompat tinggi seorang atlet melompat dengan bertumpu pada kakinya, maka pada lompat galah terdapat sedikit perbedaan.
Dalam lompat galah, seorang atlet menggunakan donasi galah saat melompat. Dengan demikian, ketinggian rintangan nan menempel pada mistar pun jauh berbeda dengan ketinggian rintangan pada lompat tinggi. Namun secara generik peraturan kedua olah raga tersebut hampir serupa. Yaitu seorang atlet harus mampu melewati rintangan tanpa membuat rintangan tersebut terjatuh.
Untuk dapat melakukan lompat galah dengan baik, seorang atlet harus memperhatikan titik tumpu saat meletakkan galah ketika akan melakukan lompatan. Dengan demikian, galah dapat tertekan dengan baik sehingga mampu membantu sang atlet melompat pada ketinggian nan diinginkan tersebut. Jika titik tumpu galah meleset, selain tak dapat melompat muncul pula resiko si atlet akan terjatuh sebab tumpuan galah meleset dari titik awalnya.
Lari
Cabang atletik lain nan juga cukup populer ialah olah raga lari. Pada olah raga lari ini pun masih terbagi menjadi beberapa nomor. Seperti lari marathon, estafet, lari gawang dan juga lari sprint serta lari jeda menengah.
Lari marathon sendiri ialah bagian dari olah raga lari nan memadukan antara kecepatan dan ketahanan fisik seorang atlet. Hal ini terkait dengan jeda nan harus ditempuh pada nomor ini nan mencapai 10.000 meter atau setara dengan 10 kilometer. Sehingga seorang atlet pada nomor ini harus mampu mengatur nafas dan staminanya agar mampu menyelesaikan jeda tempuh dengan hasil nan optimal. Biasanya, atlet marathon ini akan menjaga ritme lari mereka pada awal-awal pertandingan. Baru ketika mendekati garis finis mereka akan melakukan sprint guna meraih nomor juara.
Sementara buat nomor estafet merupakan cabang olah raga lari nan dilakukan secara beregu. Dalam sebuah tim, biasanya terdiri dari empat pelari buat menyelesaikan jeda tertentu. Biasanya, jeda dalam lari estafet ini antara 2500 meter hingga 5000 meter. Masing-masing atlet akan menempuh jeda nan sama dan selanjutnya digantikan oleh pelari berikutnya hingga seluruh jeda selesai ditempuh.
Pada cabang lari gawang, seorang atlet akan berlari sambil menghindari rintangan nan berbentuk gawang. Selain menghitung waktu tempuh, evaluasi nan diberikan juga tergantung pada taraf keberhasilan seorang atleet melewati rintangan nan ada. Biasanya, jeda nan harus ditempuh seorang atlet lari gawang ini tergolong pendek.
Pada nomor lari sprint, merupakan lomba lari nan menempuh jeda pendek. Biasanya jeda nan harus diselesaikan antara100 hingga 200 meter. Disebut sprint sebab sejak awal perlombaan, seorang atlet harus memacu kecepatan nan dimilikinya semaksimal mungkin. Dalam pertandingan kelas dunia, rekor buat jeda pendek 100 meter ini dapat ditempuh hanya dengan waktu sekitar 10 detik saja. Sehingga tak ada kesempatan seorang pelari buat mengurangi kecepatan larinya pada nomor sprint ini.
Lompat Jangkit
Nomor lompat jangkit, ialah bagian lain dari atletik nan merupakan bagian dari cabang loncat jauh. Disparitas dengan loncat jauh adalah, dalam loncat jauh seorang atlet akan langsung meloncat ke dalam bak loncat setelah berlari ancang-ancang.
Sementara dalam lompat jangkit ada tiga termin nan harus dilakukan seorang atlet sebelum meloncat. Ketiga rangkaian tahapan tersebut disebut dengan termin Hop, Step dan Jump. Tekniknya, seorang atlet akan berlari menuju bak loncat dan setelah sampai pada garis loncat dirinya akan melakukan loncatan.
Disini, kaki tumpu buat meloncat dan mendarat harus sama. Setelah mendarat, satu kaki nan tak digunakan buat tumpuan dilangkahkan maju satu langkah dan dengan menggunakan kaki tersebut sang atlet melakukan lompatan. Pengukuran dilakukan dari garis lompatan hingga bekas tapak paling belakang dari sang atlet saat mendarat di bak loncat.