Tahu Tentang Psikologi
:
Siapa nan tak tahu Leonardo da Vinci? Dia ialah pelukis dengan karya nan sangat luar biasa. Monalisa ialah salah satu lukisan nan hingga kini dinilai sebagai lukisan paling populer. Lukisan paras satu ini mungkin paling banyak dianalisis. Berbagai bidang ilmu pengetahuan berusaha memberikan tanggapan terhadap berbagai estimasi jawaban dari rahasia nan ada dlaam wajah. Banyak nan berusaha mengungkapkan apa teknik menggambar paras nan digunakan oleh Leornardo da Vinci.
Matematika
Untuk dapat menggambar paras dengan baik, salah satu ilmu nan harus didalami ialah matematika . Dengan ilmu ini, pelukis dapat membuat estimasi secara seksama perimbangan wajah, dan letak organ nan ada di wajah. Kalau tak dapat mengukur dengan tepat, paras nan digambar dapat terlihat aneh.
Cara pandang orang nan paham matematika tentu saja berbeda dengan orang nan tak paham. Leornardo da Vinci ialah seorang ilmuwan nan tentu sangat paham tentang matematika dan ilmu alam lainnya. Leonardo da Vinci juga terkenal sebagai seorang arsitektur.
Jangan heran kalau tak dapat membuat lukisan sehebat protesis da Vinci, kalau tak dapat menguasai beberapa bidang ilmu seperti nan dikuasi oleh laki-laki nan pernah dituduh sebagai seorang gay ini.
Bukannya terlalu mengagungkan Leornardo da Vinci, tetapi apa nan dilakukan oleh da Vinci terhadap lukisan paras Monalisa nan fenomenal itu memang luar biasa. Detailnya membuat orang kagum. Bahkan ada nan mengatakan bahwa Leonardo da Vinci membuat beberapa kode di lukisan itu. Kode-kode itu menggiring orang kepada siapa Monalisa sesungguhnya.
Senyum Monalisa nan banyak membuat orang penasaran itu terlihat begitu konkret seolah terbentuk dari goresan manusia nan sangat mengagungkan detailnya. Kalau Leonardo tak mampu mengukur secara matematika, ia tak akan mampu membuat senyum Monalisa menjadi senyum paling misterius sepanjang masa. Perhatikanlah senyum itu secara saksama. Akan terlihat bahwa tarikan bibir Monalisa memang sangat luar biasa.
Anatomi Tubuh
Untuk dapat menggambar wajah, seorang pelukis harus mempunyai pengetahuan tentang anatomi tubuh. Ia harus dapat menggambar majemuk bentuk bibir, hidung, mata, dari berbagai ras dan bangsa. Jeda nan tepat antar organ tubuh tersebut. Misalnya, jeda antara dua mata dan bentuk lubang hidung.
Bentuk alis juga harus dikuasai sebab bentuk alis akan membentuk wajah. Berbeda sedikit saja bentuk mata, atau bentuk bibir, maka penampilan paras pun menjadi berbeda.
Bila perlu sebelum mampu menggambar holistik wajah, ada baiknya buat bermain game di internet tentang bagaimana membentuk sebuah wajah. Selanjutnya, mulai berlatih menggambar masing-masing organ tubuh nan ada di wajah. Contohnya, berlatih menggambar mata. Mulailah dengan menggambar mata sendiri.
Kalau masih kesulitan, ambillah foto diri sendiri dan tataplah dengan lekat sambil menggoreskan pensil nan digunakan. Pakai saja pensil HB terlebih dahulu agar mudah buat menghapusnya. Mata ialah muara jiwa atau ventilasi jiwa. Lewat mata, orang dapat melihat dan menilai apa nan sedang terjadi pada orang tersebut. Oleh sebab itu, citra mata harus benar-benar bagus.
Perhatikanlah gambar Monalisa . Detail dari setiap sudut membuat lukisan ini abadi. Detail itu termasuk goresan kerutan bibir nan tak terkadang tak terpikirkan oleh para pelukis. Gambar rambut nan menawan juga perlu dipikirkan. Apalagi buat gambar telinga. Apabila mau menutupi paras dengan rambut, jangan hanya melakukannya sembarangan. Jatuhnya rambut harus diperhatikan dengan saksama.
Untuk membuat detail ini semakin menarik, berlatihlah menggambar rambut. Berbagai jenis rambut dan penataannya tentu bukan perkara mudah buat dilukis. Ingatlah bahwa semakin detail sebuah lukisan, semakin tampak hayati gambar tersebut. Memberikan ‘semangat’ dan ‘ruh’ kepada gambar terutama melalui tatapan mata akan membuat gambar terlihat nyata.
Arsiran akan memberikan kesan nan cukup bagus kepada setiap gambar. Agar asiran bagus, penggunaan jenis pensil atau rona nan kontras, akan sangat berpengaruh. Ambillah contoh beberapa gambar paras nan dianggap terbaik. Contohlah sepenuhnya dan jangan membuat improvisasi apa pun. Kalau gambar jiplakan terlihat sangat sama dengan nan dijiplak, artinya asiran sudah dapat dikatakan berhasil.
Untuk gambar paras ini, latar belakang gambar tak perlu ada. Hal nan paling krusial ialah penonjolan dari wajah. Jika ada latar seperti gambar rumah, mobil, dan lain-lain, hanya akan memberikan kesan nan kurang menonjol pada paras nan telah digambar. Bagian tubuh lainnya saja tak digambar, apalagi harus menggambar latar.
Agar gambar paras ini tak terlalu mengerikan, jangan lupa buat menggambar bagian bahu dan dada sedikit. Berikan kesan bahwa gambar nan dibuat ini ialah gambar seseorang nan cukup krusial dalam kehidupan. Dalam tahapan ini sebaiknya tak langsung mencoba menggambar paras seseorang secara langsung. Mintalah foto orang tersebut sebagai media rujukan.
Gambar paras tentu akan sangat berbeda ketika sudut pandang berbeda. Untuk itulah, seorang tukang gambar atau pelukis berusaha membuat bentuk paras dari segala sudut. Mata dan organ tubuh lain nan ada di paras akan terlihat sangat bagus kalau penempatannya lebih bagus. Dari sisi sebelah kanan, bentuk paras akan sangat berbeda dibandingkan dengan melihat paras dari sisi sebelah kiri.
Tahu Tentang Psikologi
Seorang pelukis gambar wajah, seharusnya paham tentang Psikologi . Ia harus tahu apa kira-kira nan sedang terjadi pada objek lukisannya. Tatapan mata nan berbeda itu dapat menyiratkan apa pun, seperti rasa bahagia, sedih, sebal, gundah, dan perasaan lainnya nan berkecamuk.
Mungkin akan sangat sulit bagi seorang pemula buat dapat memahami hal ini. Tetapi seiring bergulirnya waktu, ketrampilan mengetahui perasaan orang lain akan meningkat. Citra mata ialah sesuatu nan sangat berguna. Dari mata inilah dapat dimainkan, mau melukis kesedihan, kesusahan, atau ketidakpedulian.
Untuk melihat kebahagiaan nan sebenarnya, cobalah menggambar paras seorang bayi usia sekira 6 bulan. Kelucuan ini akan membuat pelukis senang walaupun ia sendiri belum mempunyai anak. Menangkap aura senang dari seorang bayi itu benar-benar pengalaman nan tidak terbayangkan.
Teknik Sederhana
Melukis seperti nan dilakukan oleh sang maestro seperti Leonardo da Vinci mungkin sulit. Tidak perlu bersedih kalau tak dapat sehebat dia. Ada teknik menggambar nan cukup sederhana nan dapat diikuti kalau ingin menggambar wajah.
Pertama, buatlah bulatan dengan bentuk oval. Kedua bagilah bulatan bulat telur itu dengan satu garis horizontal dan satu garis vertikal. Pertemukan kedua garis di sepertiga gambar. Selanjutnya akan terlihat bagian dahi dan bagian pipi ke bawah. Ketiga, gambarlah mata, mulut, dan hidung. Setelah menggambar ketiga anggota tubuh nan paling menentukan bentuk paras itu, gambarlah alis, telinga, dan anggota tubuh lainnya.
Pensil nan digunakan dapat bermacam-macam sinkron dengan taraf kehitaman pensil. Keempat, tataplah foto secara berkali-kali. Ketika akan melukis satu bagian tubuh nan lainnya, jangan lupa buat memperhatikan bagian tubuh itu dengan sangat teliti. Tahi lalat dan tanda lain nan ada di paras harus diperhatikan juga.
Demikianlah majemuk teknik menggambar wajah, asah terus talenta Anda dalam menggambar, sehingga akan tercipta karya nan luar biasa. Selamat mencoba!