Solusi buat Orang nan Cemburu
Siapa pun tahu bahwa cemburu ialah sesuatu sikap dan perasaan nan kurang baik dan tidak layak dilakukan sebab dapat menimbulkan adanya rasa kurang bahagia melihat orang lain mendapatkan keberuntungan. Cemburu juga ditumbulkan disebabkan curiga alias kurang percaya. Namun, apa semua cemburu itu dilarang?
Ada dua cemburu nan dibolehkan bagi setiap orang dan mesti menimbulkan rasa cemburu bila melihatnya. Apakah itu? Di dalam kitab "Jawahirul Bukhari", terdapat hadis nan diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud. Ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, " Tidak ada kecemburuan nan boleh dilakukan kecuali kepada dua orang. Yaitu, (1) seseorang nan diberi harta oleh Allah, lalu digunakannya buat hal-hal nan benar. Dan (2) seseorang nan diberi Allah ilmu lalu ia mengajarkannya kepada orang lain."
Inilah cemburu positif. Cemburu nan tidak menguras hati. Yang ada malah, kita berusaha buat menjadi seperti apa nan dilakukannya. Beda dengan cemburu terhadap pasangan. Kita merasa kesal bila ada nan mendekatinya. Sedang cemburu ini, kita merasa ingin melakukan seperti apa nan dilakukannya dan bahkan terkadang ingin selalu dekat dengannya. Jadi, ada dua cemburu nan dibolehkan.
Cemburu Positif Pertama - Orang Kaya Menafkahkan Hartanya
Kenapa harus cemburu dengan orang kaya nan mampu menafkahkan hartanya di jalan Allah? Karena ia dapat menduduki posisi derajat orang nan luar biasa. Pasalnya, tidak semua orang kaya nan mau menafkah hartanya di jalan Allah. Tentu saja orang kaya nan dimaksud di sini ialah orang kaya nan menafkahkah hartanya bukan buat mencari popularitas, tetapi semata-mata mencari ridho Allah Swt.
Selain itu, cemburu positif nan ditimbulkan juga wajar sebab orang kaya nan menafkahkan hartanya di jalan Allah ialah orang kaya nan sedang mengamalkan fiman Allah Swt. " Siapa nan meminjami Allah dengan pinjaman nan baik, maka Allah akan melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan ." (QS. Al-Baqarah [2]: 245)
Meminjam istilah Ippho Santosa dalam buku "Percepatan Rezeki", orang kaya seperti ini nan akan mendapatkan balasan dari Allah dengan tak pakai menunggu lama sebab Allah sudah menjanjikan ganti. Tentu saja, balasan nan diberikan Allah bukanlah satu banding satu, tapi tujuh banding satu.
Allah Swt berfiman, " Perumpaan orang nan menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji nan menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa nan Dia kehendaki dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. " (QS. Al-Baqarah [2]: 261)
Karena itu, jika kita cemburu terhadap orang kaya nan dapat menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka kita juga semangat bekerja agar menjadi orang kaya dan dapat meniru perilakunya nan suka bersedekah. Namun, bukan berarti lantaran belum kaya, kita jadi tak bersedekah. Kita tetap bersedekah sambil berdoa kepada Allah agar diberikan rezeki kekayaan seperti orang kaya nan dapat bersedekah lebih banyak. Jika dikabulkan Allah dan kita dapat meniru perilakunya, maka kita tak cemburu lagi kepadanya, tetapi orang lain nan bakal cemburu kepada kita.
Cemburu Positif Kedua - Orang nan Berilmu dan Mengajarkannya
Ini juga bagian dari nan layak dicemburui. Pasalnya, ia memiliki ilmu dan mau mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Cemburu kepada perilakunya sebab ia dapat meniru konduite Nabi Muhammad saw. Maka tidak salah bila dikatakan orang nan berilmu (baca; ulama) ialah pewaris nabi. Karena tugas selebaran telah pindah kepundaknya. Bahkan orang nan paling takut kepada Allah Swt ialah para ulama atau orang-orang nan berilmu.
Cemburu pada orang nan berilmu lantaran ia memiliki karunia Allah nan luar biasa sebab tidak semua orang dapat menguasai ilmu tersebut. Plus lagi, ia mampu mengajarkannya kepada orang lain. Tentu saja, orang nan berilmu di sini ialah orang nan benar-benar mengamalkan ilmunya juga.
Cemburu kepada orang nan berilmu tidak terbatas hanya pada ustad atau guru mengaji. Cemburu di sini nan dimaksud ialah cemburu kepada orang nan memiliki ilmu apa pun dan mengajarkannya kepada orang lain. Tentu saja, ilmu nan diajarkan ialah ilmu nan positif dan tidak mengandung mudarat bagi orang lain.
Cemburu kepada orang berilmu akan menjadi kuat ketika kita mengetahui bahwa Allah meninggikan posisi mereka beberapa derajat dari orang nan tak berilmu. Allah Swt. berfiman, " … Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang nan beriman di antaramu dan orang-orang nan diberi ilmu beberapa derajat…. " (QS. Al-Mujaadalah [58]: 11)
Beruntunglah orang nan memiliki ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain. Kecemburuan selanjutnya terhadap orang nan berilmu dan mengamalkan ilmunya adalah, kala Rasulullah Saw. mengumumkan ada tiga amal manusia nan tidak pernah terputus pahalanya meski ia sudah meninggal. Rasulullah Saw., " Apabila meninggal anak adam maka terputus amalnya kecuali tiga: (1) sedakah jariyah, (2) ilmu nan bermanfaat, dan (3) anak shaleh nan berdoa untuknya. "
Bila dikaji dari hadis di atas, orang kaya nan menafkah hartanya dan orang nan berilmu dan mengamalkan ilmunya sudah memiliki " reward " dari Allah, meski sudah tidak bernyawa. Tentu saja kita cemburu. Karena itu, mari kita terus bekerja dengan motivasi agar dapat menjadi kaya. Setelah kaya, meniru konduite orang kaya nan menafkahkan hartanya di jalan Allah. Begitu juga kita pun semangat menunut ilmu dan mengajarkan ilmu nan didapat agar kita termasuk orang nan memiliki ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain.
Solusi buat Orang nan Cemburu
Lantas, bagaimana dengan kita nan tidak memiliki harta nan banyak buat dinafkahkan di jalan Allah dan juga tidak memiliki ilmu nan bisa diajarkan kepada orang lain agar dapat mengimbangi amal nan dilakukan mereka? Jawabannya ialah dengan memperbanyak zikir kepada Allah. Ini tentunya untuk nan sudah tua dan tidak mungkin lagi bekerja dengan produktif agar menjadi kaya. Maka zikirnya kepada Allah dapat menjadikannya jalan buat dapat mengimbangi amal mereka dan doakan semoga mereka diberikan kemurahan rezeki, biar selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah.
Selain itu, jika tak memungkinkan lagi belajar buat menjadi orang nan berilmu dan mengajarkan ilmu kepada orang lain, maka jadilah kita sebagai pendengar dan pencinta ilmu. Meski cemburu dengan orang nan berilmu, kita mesti tetap bahagia dengan mereka. Sinkron dengan ajaran Rasulullah Saw., " Jadilah orang nan berilmu, orang nan menuntut ilmu, orang nan mendengar ilmu, atau orang nan mencintai ilmu. Tapi jangan jadi orang nan kelima, maka kamu celaka ."
Yang dimaksud orang nan kelima ialah orang nan membenci ilmu. Ini tanda orang celaka. Jika ia cemburu, maka nan dilakukannya bisa-bisa membunuh orang nan berilmu. Padahal agama mengajarkan, banyaklah berteman dengan orang nan memiliki ilmu agar hati selalu mendapat cahaya keilmuan. Pasalnya, orang nan berilmu akan selalu mengajarkan hal nan positif.
Berteman dengan orang kaya nan menafkahkan hartanya dan orang berilmu nan mengamalkan ilmunya ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi. Jika pun belum sanggup membeli minyak wanginya, namun sudah kecipratan bagaimana memilih dan menentukan aroma minyak wangi nan tepat buat digunakan.
Karena itu, timbulkan rasa cemburu terhadap orang kaya nan menafkahkan hartanya dan orang nan berilmu mengamalkan ilmunya. Karena kecemburuan ini akan menimbulkan semangat positif buat kita. Semangat ingin meniru konduite dan langkah nan mereka lalui. Jika sudah demikian, cintailah orang kaya nan rajin bersedekah dan guru nan mengamalkan ilmunya.