Tema Puisi Saat Ini
Berpuisi bukan hanya menjadi kegiatan nan dilakukan oleh para penyair atau sastrawan. Berpuisi bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh orang awam sekalipun. Berpuisi tak hanya sekadar membaca puisi, tetapi dapat berarti menciptakan puisi, mengapresiasi puisi, menghayati puisi, ataupun mengalih bahasakan puisi. Puisi bisa ditulis berdasarkan berbagai tema, salah satunya tema puisi malam sunyi .
Puisi menjadi salah satu bentuk tulisan nan dianggap bisa merepresentasikan perasaan seseorang. Tiap bait puisi kadang kala menunjukan apa nan sedang dirasakan penulis, menunjukan minat, emosi, kegundahan, bahkan keinginan sang penulis.
Jika kita menelusuri global maya, banyak bermunculan para penyair global maya nan sebenarnya bukanlah seorang penyair kenamaan, tetapi bisa menuliskan tiap bait puisi dengan indah. Hal ini tentu berkaitan dengan fungsi dari puisi nan telah disebutkan sebelumnya.
Dari masa ke masa, puisi memang telah mengalami banyak perubahan nan disesuaikan dengan bahasa dan kebutuhan masyarakat pada tiap zaman. Saat ini, puisi nan banyak dituliskan oleh penyair ternama dan penyair pemula termasuk dalam jenis puisi modern.
Perkembangan Puisi di Indonesia
Dilihat dari sejarah, puisi merupakan jenis sastra nan paling tua. Pada zaman dahulu, puisi menjadi salah satu cara menyampaikan kisah ataupun bait nan kemudian didendangkan. Dahulu, masyarakat Jawa Antik menyebut puisi sebagai mantra. Dalam perkembangannya, puisi di Indonesia mengalami banyak perubahan dalam strukturnya, baik struktur fisik maupun struktur batin.
Periode-periode perubahan tersebut memiliki karakteristik tersendiri sinkron dengan upaya-upaya para sastrawan dalam menyikapi perkembangan sastra. Untuk mengetahui apa saja perubahan puisi dari masa ke masa di Indonesia, hal tersebut tentu tidak bisa dilepaskan dari sejarah karya sastra secara generik nan memiliki periode-periode tersendiri, seperti berikut.
1. Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Balai Pustaka merupakan periode peralihan dari kesusastraan pujangga lama. Pada periode ini, keberadaan prosa dan puisi mulai menggeser pantun, hikayat, syair, dan jenis-jenis sastra pada periode sebelumnya. Periode ini dinamakan Balai Pustaka sebab pada masa tersebut muncul penerbit Balai Pustaka nan menerbitkan banyak karya sastra nan berpengaruh saat itu.
Pada masa ini, tokoh nan terkenal adalah Nur Sutan Iskandar sedangkan karya sastra nan berpengaruh adalah Siti Nurbaya karya Marah Roesli dan Salah Asuhan karya Abdul Muis. Kedua karya sastra tersebut mengangkat tema pemberontakan terhadap kekangan adat istiadat nan kemudian menjadi corak nan banyak diikuti para penuls lainnya.
2. Angkatan Pujangga Baru
Angkatan pujangga baru ditandai dengan reaksi dari para sastrawan atas tindakan sensor nan kerap kali dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya sastra terutama karya sastra nan bertemakan nasionalisme dan kebangsaan. Angkatan ini ditandai dengan hadirnya majalah Pujangga Baru nan dipimpin oleh tiga sastrawan nan berpengaruh pada masa itu, yaitu Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Armjin Pane.
Pada periode tersebut, hadir pula karya sastra nan menyedot perhatian seperti Siti Nurbaya ataupun Salah Asuhan pada angkatan Balai Pustaka. Karya tersebut adalah Layar Terkembang karangan Sutan Takdir Alisjahbana. Beberapa sastrawan kenamaan pada masa Pujangga Baru adalah Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, Armijn Pane, Hamka, Sanoesi Pane, Roestam Effendi, dan lain-lain.
3. Angkatan 45
Siapa nan tak mengenal Chairil Anwar ? Puisinya ”Aku” menjadi salah satu puisi fenomenal sampai saat ini. Ia salah satu pelopor lahirnya angkatan 45. Pada masa ini, karya sastra nan ditampilkan lebih realistik, berbeda dengan karya sastra pada angkatan Pujangga Baru nan cenderung idealistik. Tema perjuangan merebut kemerdekaan menjadi karakteristik puisi-puisi saat itu.
Pada masa ini, muncul pula sebuah konsep seni nan dinamakan Surat Kepercayaan Gelanggang. Konsep nan diusung ini berisi mengenai keinginan para sastrawan angkatan 45 buat berkarya dengan bebas, merdeka, dan mengikuti hati nurani. Para sastrawan kenamaan pada angkatan 45 antara lain Chairil Anwar, Idrus, Asrul Sani, dan lain-lain.
4. Angkatan 66
Jika pada masa angkatan 45 semangat kebebasan berkarya menjadi salah satu perubahan nan diusung, maka pada masa angkatan 66 semangat kebebasan itu bertransformasi menjadi semangat avant-garde . Ruang mobilitas para sastrawan semakin bebas. Tema nan diusung beraliran surealistik maupun absurd.
Pada masa angkatan 66, lahir pula para sastrawan nan sampai saat ini masih tetap eksis tampil di publik. Sastrawan-sastrawan angkatan 66 di antaranya Goenawan Mohammad, Sapardi Djoko Damono, Taufiq Ismail, Arifin C. Noer, Kuntowijoyo, dan Paus Sastra Indonesia H.B Jassin.
Setelah periode angkatan 66, bermunculan angkatan-angkatan selanjutnya, seperti angkatan 80, angkatan reformasi, dan angkatan 2000. Namun, semuanya belum memiliki karakteristik nan kukuh sehingga tak ada disparitas nan terlalu mencolok.
Pada saat perkembangan angkatan 66, penulisan puisi memang seperti tak memiliki batas-batas pakem, semua orang bebas mengekspresikan diri lewat puisi. Kebebasan berbahasa menjadikan puisi nan hadir semakin majemuk dan unik.
Tema Puisi Saat Ini
Puisi menjelma menjadi bentuk komunikasi nan dianggap lebih artistik. Maka dari itu, orang-orang bahu membahu dan semakin tidak ragu buat menulis dan mengeskpresikan dirinya lewat puisi. Tema-tema nan dihadirkan semakin beragam, mulai dari puisi cinta, puisi galau, puisi agama, puisi malam sunyi, dan lain sebagainya.
Puisi Cinta
Puisi cinta menjadi tema nan sering diangkat oleh para penyair. Jika diperhatikan memang dari masa ke masa, tema cinta selalu menjadi sesuatu nan menarik perhatian. Cinta memang menjadi cerita latif manusia nan selalu meninggalkan kesan berarti.
Orang nan tengah jatuh cinta, biasanya akan mendadak puitis , sebab itu tidak heran jika puisi cinta menjadi salah satu puisi nan sangat sering muncul dan dinikmati oleh penikmat puisi. Salah satu, puisi cinta nan sampai saat ini tetap disukai dan dianggap puisi nan sangat romantis adalah puisi Sapardi Djoko Damono nan berjudul ”Aku Ingin”.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata nan tidak sempat diucapkan
kayu kepada barah nan menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat nan tidak sempat disampaikan
awan kepada hujan nan menjadikannya tiada.
Puisi Galau
Ada saatnya seseorang jatuh cinta dan ada juga saatnya seseorang merana sebab cinta. Biasanya, cinta tidak selalu meninggalkan akhir nan manis, maka pada saat itu muncul juga tema-tema puisi galau nan mewakili perasaan para pecinta nan tengah patah hati atau memendam luka sembilu sebab cinta.
Puisi Malam Sunyi
Langit dan isinya selalu memberi sejuta pesona. Semua ciptaan-Nya terukir begitu latif di bentangan langit. Apalagi jika malam tiba, maka kesunyian dan kegelapan nan disertai sinar redup gemintang memberi rona tersendiri bagi para penyair .
Orang-orang nan bahagia menyendiri, bahagia memandang langit, dan bahagia akan kesunyian malam biasanya membawa tema malam sunyi pada bait-bait puisi. Puisi malam sunyi seakan-akan menunjukan keromantisan tersendiri bagi para penikmat puisi. Selain itu, puisi malam sunyi bisa puisi nan menceritakan suasana kesedihan atau haru terhadap hal-hal nan telah terjadi pada diri kita.
Apapun tema nan diangkat, jika diolah secara baik maka puisi akan menjadi karya sastra nan hebat. Banyak dari penyair ternama nan dikenal hanya sebab satu buah puisinya nan dianggap fenomenal dan memiliki cita rasa seni nan tinggi. Oleh sebab itu, tidak usah ragu menuangkan barisan perasaan melalui puisi. Selamat berpuisi.