Bulan Ramadhan, Bulan Berkah

Bulan Ramadhan, Bulan Berkah

Bulan kudus Ramadhan ialah waktu buat umat muslim kembali pada keagungan hayati nan bertaqwa. Bulan ini ialah saat nan tepat bagi masing-masing pribadi buat mengoreksi diri dan kembali jalan Allah.

Jika dalam waktu-waktu biasa, umat muslim mulai lupa buat melakukan ibadah dan sedekah maka bulan ini ialah saat nan tepat bagi semua umat muslim buat berbagi dengan sesama dan lebih mendalami nilai-nilai ibadah secara utuh.

Untuk itu, umat muslim harus lebih mengutamakan nilai ibadah pada bulan kudus Ramadhan dan tak lebih mengutamakan aspek lain seperti belanja dan hedonisme dalam menyambut moment Ramadhan. Ada baiknya, umat muslim memiliki kontrol buat mencegah pemborosan di bulan kudus ini. Selain itu, umat muslim juga harus lebih mengutamakan kesederhanaan dalam menjalani Ramadhan.

Untuk menghindari pemborosan dalam moment ini kita harus mempunyai niat bahwa tak akan hiperbola dalam berbelanja. Kita hanya harus belanja sinkron kebutuhan seperti hari-hari biasa. Selain itu, kita juga harus cerdas dalam menjalani bulan ini. kita tak harus menyetok terlalu banyak sebab itu bisa membuat kita lebih boros sebab membeli terlalu bisa memicu kita menghabiskan dengan cepat stok nan banyak tersebut.

Jadi, sebaiknya kita belanja sedikit dan membeli lagi ketika habis. Namun demikian, belanja terlalu sedikit juga dapat berbahaya. Kita jadi lebih mudah buat pergi belanja lagi dan hal ini juga bisa menyebabkan kita membeli terlalu banyak barang nan sebenarnya tak perlu.

Jadi, kita harus benar-benar tahu seberapa banyak nan kita perlukan, kemudian mencatatnya sebagai keperluan bulanan. Tidak perlu ada perubahan drastis buat bulan Ramadhan sebab bulan ini sebenarnya sama saja ditinjau dari sisi ekonomi. Hanya saja, kita sering menyalahartikan moment puasa sebagai waktu di mana kita dapat menikmati makanan nan spesial sebab telah seharian berpuasa dan lain-lain.

Selain itu, kita sering menggunakan moment puasa sebagai buat kita berfoya-foya dengan belanja makanan spesial buat merayakan setiap moment buka puasa nan langka. Padahal, makanan buka puasa hendaknya bergizi dan bukan nan mewah.

Selanjutnya, kita harus menyambut bulan kudus Ramadhan dengan perhitungan nan matang. Kita sebaiknya mengkalkulasikan budget Ramadhan dan mengatur keuangan juga buat menyambut hari raya Idul Fitri. Kita harus mempersiapkan diri buat berbagai kebutuhan selanjutnya di hari raya. Kebutuhan hari raya tidaklah sedikit.

Kita harus benar-siap sebab pada moment ini, seluruh keluarga sedang berkumpul. Di saat ini kita tentunya tak ingin melewatkan estetika berkumpul begitu saja. Oleh sebab itu, memasak kuliner spesial hendaknya dilakukan pada hari lebaran saja. Lebih baik memasak sedikit mewah dalam satu hari dan menghemat dalam bulan Ramadhan.

Selain itu, ada pula hal-hal nan harus diwaspadai buat mengurangi lonjakan biaya hayati dalam bulan Ramadhan. Kita harus menguatkan hati buat tak termakan promosi-promosi dan diskon nan ditawarkan di moment Ramadhan ini. Kita harus menahan diri semurah apapaun harga nan ditawarkan.

Selain iklan menggiurkan di televisi kita juga akan mendapat tawaran-tawaran menarik buat membeli barang nan diobral di super market dan pasar-pasar. Hal ini bisa memicu kita melakukan pemborosan dengan belanja terlalu banyak. Selain itu, biasakan buat selalu mengacu pada daftar keperluan bulanan nan sudah kita buat.

Dengan berdisiplin pada daftar nan kita telah buat, kita bisa lebih mengontrol belanja kita buat mencegah pemborosan. Selain itu, kita harus memaksimalkan bulan ini sebagai moment buat sedekah. Oleh sebab itu, kita harus menyisihkan uang buat keperluan sedekah.

Hal ini akan sangat bermanfaat buat memacu kita buat menyimpan cadangan uang dan berhemat. Bulan Ramadhan ialah waktu nan spesial. Namun demikian, hal itu bukanlah alasan kita buat boros dan berlebih-lebihan dalam pengeluaran.



Bulan Ramadhan - Bulan Petunjuk dan Bulan Berkah

Bacalah baik-baik hadis Rasulullah Saw berikut ini,

“Akan datang kepadamu Bulan Ramadhan, penghulu seluruh bulan. Marhaban (selamat datang) kepadanya dan mudah-mudahan kita semua menjadi pakar keluarganya. Bulan puasa datang dengan membawa segala keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu (pengunjung) nan akan tiba itu.” (HR. Thabrani).

Apa nan dapat Anda pahami dari hadis di atas? Tepat. Bulan Ramadhan ialah bulan nan mulia. Di dalamnya, Allah janjikan keberkahan. Berkah untuk orang nan mampu mengisi Ramadhan dengan puasa dan amal ibadah. Keberkahan nan tak akan pernah didapat di bulan-bulan selain Ramadhan.

Selain itu, Allah juga memberikan pengakuan tentang keistimewaan Ramadhan di dalam kitab-Nya,

“Bulan Ramadhan ialah (bulan) nan didalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara nan sahih dan nan batil)…” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

Jadi, Bulan Ramadhan ialah bulan petunjuk dan bulan berkah. Inilah konklusi generik nan bisa dipahami dari firman Allah Swt dan sabda Rasulullah Saw. Nah, mau tahu petunjuk jenis apa nan diberikan Al-Quran, plus keberkahan apa nan didapat oleh orang-orang nan menemui Bulan Ramadhan dan beribadah di dalamnya? Artikel ini akan menjelaskannya satu demi satu.



Bulan Ramadhan - Bulan Petunjuk

Tak banyak orang memahami bahwa Bulan Ramadhan bukanlah sekedar bulan biasa. Kata Rasulullah Saw, “Bulan Ramadhan ialah penghulu seluruh bulan.” Hebat sekali, bukan? Pernyataan Rasulullah Saw. tentu saja memiliki argumentasi nan sangat tepat. Di Bulan Ramadhan, Allah menurunkan Al-Quran. Fungsi Al-Quran sendiri juga dijelaskan oleh Allah Swt sebagai petunjuk, penjelas dan pembeda antara nan hak dan nan batil.

Contoh konkritnya juga dipaparkan Allah Swt di dalam Al-Quran,

“Hai orang-orang nan beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).

Ayat perintah berpuasa ini saja sudah menjelaskan ketiga fungsi Al-Quran. Yaitu, jika kita berpuasa di Bulan Ramadhan, Allah akan memberi pentunjuk dan penjelas buat kita menjadi orang nan bertakwa. Orang nan bertakwa ialah orang nan dapat membedakan mana nan sahih dan mana nan batil. Karena orang nan berpuasa dilarang berbuat zhalim kepada orang lain, misalnya ghibah (menceritakan orang lain), berbohong dsb.

Bukankah ini menunjukkan bahwa Bulan Ramadhan ialah bulan pembeda antara nan sahih dan nan salah? Menceritakan aib orang lain ialah perbuatan nan salah. Di Bulan Ramadhan dilarang melakukannya. Jelas, ini menunjukkan bahwa Bulan Ramadhan ialah bulan petunjuk. Terlebih primer lagi, Al-Quran sendiri diturunkan di Bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan juga menjadi media penunjuk mengenai fungsi Al-Quran nan tak hanya menunjuki masalah akhlak, tapi juga masalah ibadah. Lihatlah kapan dibolehkan berpuasa? Allah Swt menjelaskannya,

”Maka siapa di antara kamu menyaksikan bulan itu berpuasalah…” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

Demikian halnya dengan orang nan tak sanggup berpuasa lantaran sakit dan musafir, Allah Swt. juga menjelaskan petunjuk anggaran mainnya,

“Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari nan ditinggalkannya itu, pada hari-hari nan lain.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

Bulan Ramadhan juga dijadikan petunjuk mengenai posisi Allah sebagai Tuhan dan posisi orang nan beriman sebagai mahluk-Nya. Petunjuk keimanan.

Di dalam Al-Quran ditunjukkan, jika ingin meminta nan luar biasa banyak, lakukanlah di Bulan Ramadhan. Karena di bulan ini Allah menyatakan dirinya sangat dekat dengan hamba-Nya.

“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang nan berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186)



Bulan Ramadhan, Bulan Berkah

Nah, cerita Bulan Ramadhan bulan nan berkah ialah cerita nan paling menyenangkan. Pasalnya, kita akan menyaksikan betapa cintanya Allah dengan kita. Karena Allah Swt. memberikan segala hal nan diinginkan manusia selama ini. Apa saja itu?



1. Bulan Ramadhan - Dibuka Selebar-lebarnya Pintu Surga

Di Bulan Ramadhan pintu surga dibuka oleh Allah selebar-lebarnya. Artinya, buat mendapatkan rahmat (kasih sayang) Allah di Bulan Ramadhan ini cukup gampang. Lho , apa hubungannya rahmat Allah dengan surga? Tenang, sahabat Ahira. Tak ada orang nan dapat masuk surga tanpa Rahmat Allah. Oleh sebab itu, Bulan Ramadhan ialah bulan terbaik buat mendapatkan kasih sayangnya.

Bayangkan saja, dengan gembira saja akan datangnya Ramadhan, Allah sudah janjikan tubuhnya tidak disentuh barah neraka. Kalau sudah tidak disentuh, berarti masuk surga. Kalau sudah masuk surga berarti sudah mendapatkan rahmat-Nya. Rasulullah Saw. nan memiliki sifat jujur berkata, “Siapa nan gembira dengan datangnya bulan kudus Ramadhan, diharamkan jasadnya disentuh barah neraka.”



2. Bulan Ramadhan - Ditutup Serapat-rapatnya Pintu Neraka

Setelah Allah janjikan pintu surga dibuka selebar-lebarnya, janji Allah juga jika Bulan Ramadhan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Artinya, peluang masuk neraka untuk orang nan beriman lalu ia berpuasa dan beramal saleh tak ada lagi. Allah janjikan masuk surga. Luar biasa, bukan? Yang menyatakan seperti ini Rasulullah Saw, “Apabila telah datang Bulan Ramadhan, dibukakan pintu surga dan ditutup pintu neraka.”



3. Bulan Ramadhan - Diikat Kuat-kuat Setan

Kalau sudah pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup buat orang nan beriman nan berpuasa, maka setan pun dibelenggu oleh Allah. Ia tak punya kuasa menggangu orang nan beriman. Karena orang nan beriman tengah aktif mendekatkan diri kepada Allah Swt. Makanya, di Bulan Ramadhan setan gigit jari. Dalil nan menyatakan setan diikat ialah sabda Rasulullah Saw.,

“Apabila telah datang Bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan dibelenggu.”



Bulan Ramadhan - Pahala Dibagi-bagi

Yang paling asyik di Bulan Ramadhan adalah, Allah Swt membagi-bagikan pahala dengan tak tanggung-tanggung. Yang sunnah diberi pahala setara dengan ibadah nan wajib di luar Bulan Ramadhan. Dan ibadah nan wajib dilipatgandakan pahalanya sebesar 70 kali lipat. Luar biasa, bukan? Makanya, jika sedang berada di Bulan Ramadhan perbanyak berzikir kepada Allah.

Jika tak dapat baca Al-Quran, lakukan saja zikir nan ringan. Seperti subhanallah wal hamdulillah . Jika pun tak bisa, zikir membaca salah satu nama Allah juga boleh, seperti Ya Razzaq , Ya fattah . Karena, kata Rasulullah Saw.,

“sekali bacaan tasbih di Bulan Ramadhan lebih primer dari seribu kali tasbih dibulan-bulannya.” (HR. At-Tirmidzi)



Bulan Ramadhan - Bulan Cuci Dosa

Jika Anda belanja di Departemen store ada cuci gudang. Di bulan puasa ada cuci dosa. Yang menyatakan demikian ialah Rasulullah Saw. Ia bersabda,

“Shalat lima waktu, dari jumat ke jumat berikutnya, dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya ialah penghapus dosa-dosa di antaranya, apabila ditinggalkan dosa-dosa besar.” (HR. Muslim).

Dan dalam hadis nan lain, Rasulullah Saw. bersabda,

“Siapa nan berpuasa di Bulan Ramadhan dengan keimanan dan menghadap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya nan telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, Bulan Ramadhan juga berperan menghapus segala dosa kecil nan pernah dilakukan sebelumnya. Syaratnya, dengan menjalankan ibadah puasa.

Oleh sebab itu, jangan pernah kita sia-siakan bila berjumpa dengan Bulan Ramadhan. Bulan nan memang diciptakan Allah buat memberi petunjuk dan memberi keberkahan untuk kita. Berkah mendapatkan kesempatan bertemu dengan penghulu bulan dan berkah mendapatkan kesempatan masuk surga, beri pahala sebanyak-banyaknya dan dihapuskan segala dosa.

Jika sudah demikian, pantaslah kita merenungkan firman Allah Swt,

“Maka Nikmat Tuhanmu nan manakah nan kamu dustakan?” (QS. Ar rahman [55]: 33).