Akhir Masa Kejayaan Suku Inka
Suku Inka ialah bangsa antik nan tinggal di Amerika Selatan. Budaya mereka nan unik mulai menyebar selama abad ke-12, dan dalam 400 tahun mereka mengontrol wilayah nan lebih besar daripada Amerika Selatan lainnya kelompok budaya pernah dikontrol. Pada terbesar, lebih dari satu juta Inka tinggal di wilayah nan memeluk pantai barat Amerika Selatan dari Ekuador di utara sampai apa nan sekarang Chili di selatan.
Inka sendiri ialah sebuah kerajaan antik nan dahulunya terletak di wilayah Peru. Kerajaan ini ada pada tahun 1438 dan berakhir sampai tahun 1533 masehi. Sukunya disebut suku inka .
Suku inka menguasai hampir seluruh Amerika Selatan bagian barat dengan pusat pemerintahan nan berada di sekitar pegunungan Andes. Sebagai suku kuno, suku ini telah memiliki kebudayaan nan cukup maju. Hal ini terkuak setelah dilakukan ekspedisi oleh para sejarahwan nan kemudian ditemukanlah kota nan hilang tersebut di pegunungan Andes sebagai sisa-sisa peradaban suku inka.
Para peneliti menemukan bekas jalan, sistem irigasi, serta bangunan-bangunan berupa candi kuno. Selain itu ditemukan juga beberapa mumi, yaitu mayat nan diawetkan, sebab mereka percaya bahwa orang nan telah meninggal masih bagian dari mereka nan masih hidup.
Kepercayaan Suku Inka
Suku inka menyembah Dewa Matahari. Mereka senantiasa menyiapkan tumbal buat diberikan kepada Sang Dewa berupa seorang anak kecil. Sebelum dijadikan tumbal, anak tersebut digemukkan terlebih dahulu dengan cara memberinya makanan nan enak dan bergizi seperti daging dan jagung sebagai pengganti kentang. Hal ini terungkap dari inovasi mumi anak-anak nan berusia sekitar lima belas tahun. Selain itu ditemukannya lokasi loka aplikasi ritual juga, semakin memperkuat bahwa suku ini dahulunya ialah pemuja Dewa Matahari.
Kebudayaan Suku Inka nan Maju
Budaya Inka disebarkan oleh menaklukkan kelompok budaya lain. Instalasi pemimpin lokal ke pemerintah Inka, mereka umumnya murah hati terhadap siapa saja nan membela budaya Inka terhadap penyusup. Mereka juga membuat titik memberikan perlakuan istimewa kepada semua orang nan tak melawan penaklukan.
Pemimpin kelompok inti Inka disebut Inka dan dianggap sebagai keturunan ilahi dari dewa matahari - dewa nan paling krusial dari agama politeistik mereka. The Inka memiliki kekuasaan absolut, dan segera di bawahnya dalam hirarki sosial keluarga kerajaan nya.
Keluarga kerajaan nan terdiri dari saudara kandung Inka, orang tua, istri, anak, dan selir. Di bawah keluarga kerajaan ialah kepala suku, nan masing-masing dipimpin klan.
Di bawah kepala suku ialah rakyat jelata, nan diselenggarakan dalam kelompok puluhan, dengan bos buat setiap kelompok. Ini hirarki nan ketat sangat tak dianjurkan kemajuan sosial individu dan menciptakan masyarakat nan sangat terpusat.
Suku Inka sukses dalam beberapa prestasi nan mengesankan, seperti skala besar terasering dari pegunungan dan struktur bangunan batu tanpa banyak donasi dari mortar.
Mereka begitu berhasil di terasering bahwa selama masa kejayaan suku Inka, malah terdapat ribuan huma garapan di dataran tinggi Andes daripada nan ada di zaman modern. Mungkin nan paling terkenal ialah bertingkat gunung-ridge Machu Picchu di Peru - simbol umumnya terkait dengan suku Inka.
Suku Inka juga membangun bangunan besar dengan banyak batu nan begitu justru dipotong bahwa mereka tak memerlukan mortar. Karena kehebatan bangunan mereka, banyak dari bangunan mereka masih berdiri hari ini.
Mereka juga menggunakan batu-pemotongan semacam keterampilan mereka buat membangun jalan lengkap dengan terowongan dan jembatan di seluruh Andes, dan mereka membangun saluran air buat membawa air ke kota-kota mereka.
Bahasa mereka disebut Quechua, nan masih diucapkan oleh masyarakat adat nan hayati di Andes. Alih-alih menulis, suku Inka menggunakan tali diikat berwarna disebut Quipu nan dirawat buat menyimpan catatan. Mereka juga sangat dicapai dalam matematika, kedokteran, dan astronomi.
Di lokasi suku inka berdiam ditemukan puing-puing nan menunjukkan bekas jalan. Walaupun pada waktu itu belum mengenal berbagai macam kendaraan beroda dua, mereka telah mampu membangun jalan-jalan nan bagus. Selain itu, sistem irigasi nan mereka gunakan juga cukup maju pada waktu itu.
Karena tinggal di daerah pegunungan, mereka membuat lereng-lereng gunung sedemikian rupa sebagai huma buat bercocok tanam.
Suku inka terkenal dengan konstruksi bangunannya nan bagus dan terbaik di dunia. Mereka membuat rumah dari batu dan beratapkan jerami. Sebagai pemanas ruangan mereka membuat tanur nan berasal dari pembakaran organik, yaitu dari kotoran hewan nan dikeringkan.
Akhir Masa Kejayaan Suku Inka
Menurut sejarah, kehancuran peradaban inka diawali dengan terjadinya gempa bumi. Kemudian wilayah kerajaan ini dihempas ombak besar dan menyebarnya hama penyakit nan memakan banyak korban jiwa. Pada akhirnya kerajaan ini benar-benar runtuh dan musnah setelah kedatangan tentara Spanyol pada tahun 1533 nan bermaksud buat menguasai wilayah mereka. Raja inka nan terakhir, Altahuapa, tewas dalam peperangan tersebut.
Pada tahun 1531, Spanyol Francisco Pizarro menyerang suku Inka. Dengan hanya 200 tentara ia sukses menculik Atahualpa, kemudian-saat Inka.
Atahualpa menolak upaya Pizarro buat menggunakan dia sebagai penguasa boneka, sehingga Pizarro mengeksekusinya pada tahun 1533. Setelah empat puluh tahun lagi perjuangan, Spanyol selesai menaklukkan suku Inka di 1570-an.
Ada juga nan menyebutkan awal hancurnya Inka pada dasarnya dimulai dengan kematian mendadak Huayna Capac pada tahun 1528. Sejarawan menyimpulkan bahwa kematian Kaisar sebagian besar disebabkan sebab cacar, penyakit menular orang Eropa nan dibawa membawa kedatangan orang Spanyol
Dan digunakan sebagai senjata biologi, nan mungkin dia dikontrak selama tugas perluasan di Ekuador. Huayna Capac telah terus memperluas kerajaannya dengan penaklukan. Tepat sebelum kematiannya, ia dikatakan telah menyadari betapa sulitnya memerintah kerajaan besar dari ibukota Inka, Cuzco.
Kematian mendadak berganti dengan serangkaian kudeta antara dua putranya nan paling kuat - Pangeran Tupac Cusi Hualpa, alias Huáscar, dan favorit anak Huayna Capac nan belum sah, Atahualpa (Huayna Capac diyakini telah menjadi ayah setidaknya 500 anak nan absah dan tak absah ).
Sengketa suksesi berlangsung selama lima tahun nan panjang, posting nan Atahualpa menyatakan dirinya sebagai Inka Sapa atau Kaisar saja. Tapi kemuliaan-Nya tak berlangsung selama lebih dari dua minggu.
Sampai akhirnya terjadi perang dengan Spanyol. Berakhir dengan kekalahan Inka. Dikatakan bahwa Kaisar Inka dipenjarakan di ruang tebusan besar. Atahualpa memohon kebebasan dalam pertukaran buat perak cukup buat mengisi seluruh ruangan dua kali bersama dengan emas nan cukup buat mengisi sekali.
Pizarro malah jadi penipu mengambil jarahan dari Kaisar, tapi bukannya membebaskan kaisar nan ditawan, Pizarro menampar tuduhan "kejahatan terhadap negara Spanyol" pada Atahualpa dan mengeksekusi nya dengan garroting pada 29 Agustus 1533.
Setelah kematian Atahualpa, jalan buat Spanyol menjadi jelas. Pizarro memang menunjuk Manco II nan berusia 17 tahun sebagai Raja Inka Sapa berikutnya, tapi ia sekedar boneka di tangan monarki Spanyol.
Degenerasi peradaban suku Inka dimulai dengan kematian Atahualpa dan lengkap dengan pemenggalan kepala dari Kaisar Inka terakhir Tupac Amaru pada 1572.