Nilai Mulia Menjadi Pekerja Sosial

Nilai Mulia Menjadi Pekerja Sosial

Sebagai sebuah negara, Indonesia tentu terdiri dari ragam masyarakat dengan lapisan ekonomi nan beragam. Menjamurnya pulau-pulau di Indonesia memang menjadi kekayaan tersendiri bagi Aspek sosial budaya Indonesia, namun di sisi lain juga melahirkan karakter Indonesia nan beragam.

Berangkat dari sini, masalah sosial pun seringkali tidak bisa dielakan. Terkadang menuai konflik dan problematika lainnya. Mulai dari masalah pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya, agama, dan politik kerap menjadi masalah sosial nan harus dihadapi bersama.



CSR dan Pemerintah

Ada pekerjaan nan sangat kurang banyak dalam industri nan terutama terkonsentrasi pada melayani orang lain. Salah satu pekerjaan tersebut ialah pekerja sosial, nan disalurkan melalui Corporat Social Responablity (CSR).

Seorang pekerja sosial ialah orang nan bertanggung jawab buat melayani mereka nan membutuhkan dukungan emosional atau bahkan keuangan. Jika Anda berpikir buat menjadi seorang pekerja sosial, Anda perlu memahami bahwa salah satu persyaratan nan paling krusial ialah memiliki kemauan buat melayani orang dengan segala cara nan mungkin.

Dan Anda memang dapat menyalurkannya melalui dua jalur utama, partikelir dan pemerintah. Walau ini tugas pemerintah, namun partikelir masih dibutuhkan.

Pemerintah lewat Dinas Sosial, tentu tak akan mampu menyelesaikan masalah ini sendiri. Maka dari itu, peran para pekerja sosial nan ikhlas membantu menyelesaikan masalah saudara-saudaranya di lapangan masih sangatlah dibutuhkan. Keberadaannya merupakan ujung tombak pemerintah.

Apalagi kita tahu, bahwa masalah pendidikan, bencana, kesehatan, kelaparan, konflik budaya dan agama, dan masalah nan berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat di Indonesia, dari hari ke hari kian marak saja.



Tugas Pokok

Banyak sekali ragam fungsi dari peran para pekerja sosial. Namun secara garis besar keberadaan para pekerja sosial mengemban amanah sinkron dengan fungsinya masing-masing. Adapun tugas nan biasa dilakukan di lapangan ialah sebagai berikut.

• Fasilitator Para pekerja sosial nan menjadi fasilitator bertugas melakukan aksi-aksi nan erat hubungannya dalam hal memberikan kesempatan, mendongkrak semangat, dan daya dukungan bagi hajat hayati masyarakat. Lewat fasilitator, problem masyarakat akan mendapat semacam model nan akan menjembatani mereka pada solusi nan diharapkan.

• Pendidik Para pekerja sosial pun haruslah mampu menjadikan dirinya sebagai pendidik. Dalam arti bukanlah menjadi guru, tetapi mengajarkan hal-hal nan selama ini tak sahih di tengah masyarakat. Pekerja sosial harus mengaktifkan diri dalam memberikan input positif dan langsung berdasarkan kemampuannya. Salah satu tugas pekerja sosial sebagai pendidikan ialah mampu menyampaikan informasi, membangun pencerahan kolektif, menggelar pelatihan nan tepat dan bermanfaat bagi masyarakat, bahkan harus mampu melakukan konfrontasi.

• Mediator Sekali lagi, para pekerja sosial harus mampu menjadi perantara dalam menjembatani masalah dua kelompok sosial nan akan mengarah pada konflik. Mereka inilah nan disebut dengan kelompok ketiga. Mereka harus mampu melakukan mediasi dengan para anggota kelompok, termasuk mampu menembus sistem-sistem nan menghambat dan berpotensi menimbulkan konflik.

• Pendampingan Pendampingan ini tidak hanya dilakukan semata menampung aspirasi dari masyarakat bermasalah. Tetapi lebih dari itu, tugas seorang pekerja sosial sebagai pendamping masyarakat sangatlah luas cakupannya. Para pendamping harus mampu menjalin interaksi serasi dengan lembaga-lembaga pendukung kepentingan masyarakat. Adapun tugas nan biasa dilakukan ialah menelisik sumber potensi, menyiapkan pembelaan, merangkul media, dan memperluas jejaring kerja.



Nilai Mulia Menjadi Pekerja Sosial

Pekerjaan sosial melibatkan sisi pemberian kembali kepada masyarakat di mana Anda merasa Anda berutang buat itu. Bahwa singkatnya, ini ialah inti, dari raison d'etre, alasan nan eksis bagi orang nan telah mendapat banyak dari masyarakatnya dan ingin mengembalikan apa nan telah ia dapatkan.

Orang nan cukup kaya atau berhasil atau terkenal begitu sebab masyarakat, nan telah memberi mereka pendidikan dan kesempatan, dengan mana mereka telah mampu mencapai sesuatu dalam hidup, umumnya akan kembali ke masyarakat menampilkan sayang atas dukungan dan care nan ada.

Ini ialah hutang nan inheren mereka merasa hayati buat masyarakat dan bukan sebaliknya, buat membiarkan mereka berkembang nan menciptakan kebutuhan bagi orang-orang dan organisasi perusahaan buat mencoba-coba dengan hayati dengan pekerjaan sosial.

Hal ini sering dibagi menjadi dua cabang nan berbeda. Anda bisa membantu masyarakat secara fisik maupun finansial. Beberapa orang nan tak punya uang buat memberikan kembali, berkontribusi dengan waktu dan energi. Ada beberapa kasus di mana kita melihat bahwa orang-orang pergi buat mengajar anak-anak kurang mampu dan melakukan drive pada pencerahan sosial, dll.

Banyak lainnya, dengan mencoba lebih banyak menyumbang uang dan sedikit waktu, lebih memilih membiayai kegiatan ini dari badan kerja sosial dengan membagi-bagikan sejumlah uang nan cukup besar sebagai sumbangan dan amal buat membantu orang banyak.



Semua tentang Melayani

Karena itulah Anda di dalamnya buat tetap melayani orang orang. Memang semua ini ialah tentang melayani orang-orang nan secara finansial terbelakang dan membutuhkan dukungan Anda buat bisa bekerja dengan pijakan bahkan dengan seluruh dunia. Sikap pelayanan, maka ialah krusial sebagai titik dari pekerjaan sosial ialah buat membantu orang-orang tumbuh. Ini ialah darma lepas,

Orang-orang nan pekerja nan melayani nan jelas buat satu alasan atau nan lain, nan kurang beruntung. Dengan membantu keluar, gagasan nan mendasari ialah buat meminimalkan disparitas ini antara mereka dan seluruh dunia. Ini bentuk keadilan sosial nan diamalkan.

Jadi orang nan telah melakukan tugas perlu diingat bahwa menjamin dan menegakkan keadilan merupakan aspek krusial dari pekerjaan nan mereka lakukan. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan buat memastikan bahwa pada akhir itu, setiap orang memiliki kesempatan nan sama.

Integritas ialah salah satu dari nilai-nilai inti nan benar-benar pas mengingat bahwa itu ialah integritas itu sendiri nan memicu keluar semangat sejati dari para pekerja sosial.

Integritas ialah perasaan nan lahir dari kebenaran moral dan kebutuhan buat menyesuaikan diri dengan sistem nilai seseorang. Ketika integritas menjadi bagian dari nilai-nilai inti, maka hanya bisa pekerjaan sosial dianggap sukses.



Kompentensi tak Dilupakan

Namun bukan lantas berkerja sekedar berkerja. Pekerja sosial pun orang orang nan punya keterampilan dalam melakukan tugasnya. Karena mereka membantu orang lain, bukan merepotkannya.

Pelayanan sosial dan saat ini membutuhkan banyak kompetensi, kerja keras dan usaha buat berprestasi, banyak seperti halnya dengan pekerjaan perusahaan. Orang nan tak kompeten niscaya tak dapat menjalankan tugas sosial ini, juga tak ada kurang harus dari performa terbaik nan dituntut oleh orang-orang nan berada di dalamnya.

Bidang pekerjaan sosial ialah salah satu menuntut saat ini dan memerlukan apa-apa selain para pemain terbaik buat membantu unggul. Tapi semua melalui, kita harus ingat inti dari keberadaan pekerjaan sosial, yaitu buat membantu nan kurang mampu sehingga mereka juga bisa menjadi warga global nan kompeten.

Demikianlah, garis besar tugas para pekerja sosial. Sekali lagi kondisi Indonesia nan rentan konflik, tentunya menghajatkan para pekerja nan ikhlas dan solid. Keberadaan mereka ialah partner pemerintah. Tinggal bagaimana pemerintah sebenarnya menunjukan sikap keseriuasannya. Selamat bertugas.