Kata-Kata Sakit Hati Dapat Timbulkan Penyakit
Kata-kata sakit hati tak harus sebab patah hati sebab cinta. Kata-kata sakit hati dapat diakibatkan oleh apapun dan oleh siapapun. Seorang teman, seorang pimpinan, seorang tetangga bahkan seseorang nan tak dikenal sekalipun bisa menyebabkan sakit hati sehingga kata-kata sakit hati terlontar begitu saja.
Kata-kata sakit hati seorang pengendara motor nan terkena cipratan air hujan sebab sebuah mobil mewah tidak memperlambat lajunya saat melewati genangan air, dapat jadi akan membuat si pengendara motor merasa kesal sepanjang hari. Sedangkan si supir mobil mewah dapat saja merasa sangat bersalah tapi tak dapat memperlambat laju kendaraannya sebab dia terburu-buru mencari sebuah SPBU dan bukan mau membeli bahan bakar melainkan mau mencari toilet.
Tiap kali melihat atau teringat dengan orang nan telah menyebabkan rasa sakit hati itu, maka kata-kata sakit hati nan tadinya mungkin sudah terselimuti dengan baik di dalam hati, akhirnya tersentuh dan terlontar lagilah kata-kata sakit hati tersebut.
Kata-Kata Sakit Hati - Gaya Pujangga Ungkapkan Kata-Kata Sakit Hati
Seseorang nan sangat pendai mengolah kata, mungkin tak akan dengan vulgar mengungkapkan rasa sakit hatinya. Kata-kata sakit hati, seperti ' Enyahlah', 'Mati kau' , 'Semoga kau cepat dibalas Tuhan' atau kata-kata sakit hati lainnya nan menggunakan nama-nama hewan nan menjijikkan dan nan dianggap hina oleh manusia, mungkin tak akan terlontar dari mulut si pujangga. Apalagi di akun Twitter, status Facebook atau BBM, sang pujangga biasanya akan menuliskan kata-kata sakit hatinya dengan kalimat nan tersirat.
Seorang pujangga akan mengungkapkan kata-kata sakit hatinya dengan penuh penghayatan sehingga kata-kata sakit hati itu dapat menjelma menjadi sebuah puisi, sebuah cerita pendek bahkan sebuah novel nan sangat menyentuh. Kata-kata sakit hati itu menjelma menjadi sesuatu nan mempunyai roh sehingga kata-kata sakit itu akan membuat orang lain merasakan hal nan serupa dengan apa nan dirasakan oleh sang pujangga.
Misalnya, seorang pujangga akan mengungkapkan perasaan tertindasnya dengan kata-kata sakit hati, seperti, ' Semut pun merasa sakit walau manusia terkadang tak sengaja meyentuh si imut mahluk yang kecil itu' atau 'Kulit begitu halus. Tersentuh sedikitpun akan terasa. Apalagi hatiku nan lebih halus daripada kulit. Senyum manismu itu terasa bagai tusukan bambu beracun sianida' . Kata-kata sakit hati tersebut dapat menjadi semakin panjang manakala sang pujangga masih merasakan rasa sakit hati nan sangat mendalam.
Misalnya, 'Damai tidurku menguap oleh semburan kata-katamu nan bagai badai angin ribut di pagi hari. Tidakkah kau tahu kalau kelinci nan imut itu pun dapat marah walaupun kemarahannya tak mampu diutarakannya sebab si kelinci tidak diberi auman seperti singa. Berhentilah mengibaskan kata-kata keji nan membuat batinku terjatuh ke dalam jurang dan hatiku terkoyak-koyak bagai serpihan kertas basah' . Seorang pujangga begitu pandai mengolah hati dan batinnya sehingga semua metafora, personafikasi, simile keluar menjadi barisan-barisan kalimat dan kata-kata sakit hati mengungkapkan apa nan dipikirkannya dan apa nan dirasakannya.
Bila diikuti dengan penderitaan batin nan semakin dalam, pengungkapan itu akan menjadi sebuah memoar sakit hati nan menakjubkan. Ada nan berpendapat bahwa sebuah kata-kata sakit hati akan menjadi semakin bagus ketika penciptanya sedang dilanda kesusahan batin nan sangat mendalam. Biasanya karya-karya nan hebat tersebut diiringi dengan keadaan batin nan sedang sakit hati, sedang jatuh cinta atau sedang dalam penderitaan nan diakibatkan kesulitan keuangan, kesulitan hidup, pasangan hayati nan banyak tuntutan, dan lain-lain.
Kata-kata latif ketika si punjangga sedang jatuh cinta atau kata-kata sakit hati ketika dia sedang menderita, akan dibungkusnya dengan kertas fantasi nan menawan sehingga menjadi sebuah hadiah cerita nan sangat menyentuh kalbu. Kedahsyatan rasa nan dialami oleh seorang pujangga ini akan terungkapkan dalam kata-kata sakit hati nan begitu halus. Terkadang apa nan diungkapkan oleh si pujangga tak dipahami oleh orang nan menjadi penyebab rasa sakit hati tersebut.
Memang tak semua orang mampu memahami kata-kata sakit hati nan diungkapkan dengan menggunakan kalimat-kalimat personafikasi, metafora, simile, dan lain sebagainya. Tapi tentu saja masih ada orang nan mudah tersentuh dan langsung mengerti makna di balik kata-kata sakit hati nan tertuang dalam kisah sedih tersebut.
Kata-Kata Sakit Hati Dapat Timbulkan Penyakit
Hati nan menderita secara batin pada akhirnya akan membuat hati juga menderita secara fisik. Organ hati nan sakit sebab penderitaan batin itu, akan menjadi rusak. Ketika hati rusak, maka keadaan tubuh dan organ dalam tubuh lainnyapun akan ikut rusak. Peranan hati sebagai penyaring racun akan berkurang dan bahkan tak berfungsi lagi.
Ketika hati tak menjalankan fungsinya dengan baik, maka fungsi ginjal pun menjadi sangat berat dan akhirnya tak sanggup menjalankan fungsinya. Ketika hati dan ginjal berhenti bekerja, bisa dipastikan semua organ tubuh akan rusak. Kalaulah kata-kata sakit hati nan terucap dari dalam lubuk hati nan paling dalam itu akhirnya akan merusak fungsi organ hati secara fisik, itu artinya sine qua non tindakan agar kata-kata sakit hati tak menjadi suatu bumerang kepada diri sendiri.
Menjaga hati dari kata-kata sakit hati itu tak mudah. Tapi dengan latihan dan dengan menggunakan kekuatan kata-kata nan mampu mengalahkan kata-kata sakit hati, maka hal tersebut akan semakin mudah buat dilakukan. Saat kata-kata sakit hati terlontar, ingatlah bahwa keadaan tersebut dapat saja berbalik. Artinya bahwa dapat jadi diri sendiri pun pernah melakukan hal nan sama.
Bukannya percaya bahwa karma itu ada, tapi Allah ingin umatnya menyadari kalau apa nan menimpa diri seseorang saat ini dapat jadi sebagai pembalasan dari dosa nan pernah dilakukannya. Karena Allah tak ingin dosa tersebut dibalas dan dihukum di akhirat nanti, maka sang Maha Penyayang itu memberikan sanksi nan niscaya terasa lebih ringan pada saat umatnya tersebut masih hayati di dunia. Walaupun tak akan mudah begitu saja menata hati, berusaha monoton melipur hati dari kata-kata sakit hati, ialah satu cara menyelamatkan organ hati dari kehancuran.
Mencoba menerima keadaan apapun dengan lapang dada akan lebih menyehatkan jiwa dan mencerahkan organ hati. Hati nan sangat lapang akan lebih mudah buat meraih kebahagiaan dan merasakan indahnya kehidupan dunia. Hati nan penuh dengan rasa dendam dan rasa sakit, akan lebih sulit buat merasakan keteduhan makna cinta Illahi dalam kehidupannya. Menatap langit dengan segala rahasianya, menatap bumi dengan segala bentuk dan warnanya, mungkin akan mampu mengobati hati nan merana sehingga kata-kata sakit hati akan berganti dengan kata-kata cinta nan lebih mampu membuat paras berseri dan kening tak berkerut.
Jika mampu menata hati dan tak terlalu sering mengumbar kata-kata sakit hati, maka hati nan lapang itu akan tercermin di paras nan ceria. Paras nan ceria akan membuat pemilik paras tampak berseri dan selalu semangat sehingga usia nan menua tak tampak di paras nan terlihat masih saja awet muda. Jadi, bijaksanalah mengungkapkan kata-kata sakit hati.