Penanganan Diare

Penanganan Diare

Tahukah Anda virus penyebab diare ? Sebelum membahas seputar virus penyebab diare, penulis akan membhas sedikit tentang diare. Jangan sepelekan diare. Banyak korban, terutama anak-anak, nan meninggal sebab penyakit ini. Laporan WHO pada 2009, menyebutkan sekitar 1,1 juta jiwa usia di atas lima tahun meninggal gara-gara diare.

Penelitian sebelumnya menyebutkan, jumlah bayi di atas lima tahun nan meninggal sebab mencret sebanyak 300 ribu jiwa. Laporan lainnya membeberkan jumlah kematian dampak diare pada balita di negara-negara berkembang sebanyak 1,5 juta jiwa.

Di Indonesia, diare merupakan salah satu penyebab ]kematian kedua terbesar pada balita. Apakah diare itu? Apa penyebab dan dampaknya? Lalu, bagaimana cara menghindari dan menanganinya?



Apa Itu Diare dan Apa Virus Penyebab Diare?

Diare ialah suatu penyakit dengan gejala bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya. Frekuensi ini biasanya tiga kali atau lebih per hari, dan disertai perubahan bentuk tinja menjadi lebih encer dari biasanya. Kita lebih mengenalnya dengan istilah mencret .

Jika tak ditangani dengan cepat, baik, dan benar, diare bisa mengakibatkan kehilangan cairan tubuh (kekurangan cairan), shock, dan bahkan kematian.

Banyak hal nan menyebabkan diare. Diare disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, cacing, dan protozoa. Penyebab diare nan terkenal ialah bakteri e. coli . Namun, kita juga perlu tahu penyebab diare lainnya nan bernama rotavirus, virus penyebab diare.



Virus Penyebab Diare - Rotavirus nan Bikin Kurus

Rotavirus ialah salah satu virus penyebab diare, selain Norwalk virus, cytomegalovirus , virus herpes simplex, dan virus hepatitis. Virus ini pertama kali ditemukan oleh Ruth Bishop dari Australia pada 1976.

Sebagian besar kasus diare pada balita di Indonesia disebabkan oleh rotavirus. Anak nan terkena diare dampak terinfeksi rotavirus akan mengalami muntah-muntah tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan diare nan disebabkan bakteri.

Virus ini bisa membuat anak menjadi lebih kurus sebab berkurangnya cairan (dehidrasi). Anak juga biasanya mendadak rewel dampak kehausan. Tak sporadis pula memuntahkan kembali air nan diminum. Matanya terlihat cekung.

Jika dicubit, kulit perut tak kenyal. Dalam kondisi kehilangan cairan tubuh nan sangat parah, pencerahan anak menurun. Kaki dan tangannya terasa dingin, dan disertai kejang-kejang. Kehilangan cairan tubuh ini bisa menyebabkan kematian sebab kurangnya cairan nan masuk buat menggantikan cairan nan terbuang.



Gejala dan Tanda Terinfeksi Rotavirus - Virus Penyebab Diare

Virus penyebab diare, rotavirus merupakan virus nan sering mengakibatkan gastroenteritis akut (infeksi saluran pencernaan) pada anak-anak. Infeksi virus penyebab diare ini ditandai dengan nyeri perut, demam, muntah, dan diare. Pada balita dan anak kecil, infeksi virus penyebab diare, rotavirus ini bisa mengakibatkan diare dan muntah berlebih sehingga si anak akan banyak kehilangan cairan (dehidrasi).

Bagaimana cara mencegah infeksi virus penyebab diare ini? Pencegahan infeksi rotavirus, virus penyebab diare, bisa dilakukan salah satunya dengan melakukan imunisasi rotavirus. Sementara itu, gejala dan tanda infeksi virus penyebab diare ini, yaitu:

  1. demam;
  2. muntah;
  3. diare; dan
  4. nyeri perut.

Gejala primer dari infeksi rotavirus, virus penyebab diare, ialah muntah dan diare. Gejala seperti ini bisa terjadi terus menerus selama 3-8 hari. Selain itu, infeksi virus penyebab diare ini mungkin saja dibarengi dengan gejala lainnya, misalnya nafsu makan hilang dan tanda-tanda dehidrasi. Dampak dari infeksi virus penyebab diare ini ialah kehilangan cairan tubuh ringan dan berat, bahkan terjadi kematian.



Virus Penyebab Diare - Inspeksi Laboratorium Infeksi Rotavirus

Diagnosa gastroenteritis akut nan diakibatkan oleh infeksi rotavirus, virus penyebab diare , sering kali dilakukan berdasarkan gejala klinis dan inspeksi oleh dokter. Sementara itu, inspeksi laboratorium terkait infeksi virus penyebab diare ini sporadis dilakukan kecuali jika terjadi komplikasi.

Jika ditemukan indikasi tertentu, misalnya terjadi komplikasi infeksi rotavirus, virus penyebab diare, mungkin saja dokter akan mengadakan inspeksi laboratorium. Inspeksi laboratorium ini misalnya analisa feses dan inspeksi elektrolit. Walaupun sporadis terjdai, komplikasi kehilangan cairan tubuh bisa muncul sebab adanya infeksi virus penyebab diare, rotavirus. Komplikasi kehilangan cairan tubuh nan tak segera ditangani secara baik akan membahayakan si penderita.



Virus Penyebab Diare - Mengobati Rotavirus

Hal primer buat menangani infeksi virus penyebab diare ini yaitu pemberian cairan nan berguna mencegah dan mengatasi dehidrasi. Sampai saat ini, belum ada obat antivirus nan efektif mengobati rotavirus, virus penyebab diare. Antibiotik pun tak dibutuhkan karena antibiotik itu bukan buat mengobati infeksi virus, tetapi mengobati infeksi bakteri.

Pemberian cairan buat menangani infeksi virus penyebab diare ini dapat dilakukan melalui mulut (minum) atau secara oral. Untuk kehilangan cairan tubuh nan bersifat berat, pemberian cairannya melalui infus.



Virus Penyerbab Diare - Pencegahan Infeksi Rotavirus

Rotavirus, virus penyebab diare, bisa menular secara mudah. Mencegah infeksi virus penyebab diare dengan cuci tangan dan menjaga kebersihan memang krusial sekali, tetapi hal ini tak efektif mencegah menularnya infeksi rotavirus, virus penyebab diare.

Vaksin rotavirus mampu mencegah kasus infeksi rotavirus, virus penyebab diare. Ada dua jenis vaksin rotaries, yakni Rota Teq dan Rotarix. Vaksin RotaTeq diberikan lewat mulut dengan 3 takaran (umur 6-12 minggu, 4-10 minggu setelah takaran pertama, 4-10 minggu setelah takaran kedua, dan takaran terakhir diberikan sebelum usia 32 minggu), sedangkan Rotarix diberikan lewat tetesan pada mulut bayi.



Penanganan Diare

Jika balita mengalami diare, biasanya disarankan buat banyak minum dengan tujuan buat mencegah dehidrasi. Kita tentu tak asing dengan oralit, cairan nan biasa digunakan saat anak diare.

Oralit mengandung larutan elektrolit sebagai pengganti cairan nan hilang. Jika kondisi anak tak kunjung membaik, periksakan segera ke dokter buat mendapatkan pengobatan dan perawatan.

Jika penyebab diare ialah bakteri, biasanya anak diberi antibiotik. Namun, pemberian antibiotik tak ada gunanya jika diare disebabkan virus sebab antibiotik tak dapat mematikan virus.



Pencegahan Diare

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Begitu juga dengan diare ini. Tindakan pencegahan nan dapat dilakukan ialah tentu saja selalu menjaga kebersihan lingkungan. Penyebaran virus penyebab diare lebih banyak diakibatkan sebab menelan makanan atau minuman nan terkontaminasi virus. Tidak akan ada virus jika lingkungan bersih.

Virus dapat muncul gara-gara dot bayi dan botol susu tak dicuci higienis sehingga residu susu masih tertinggal di dot dan di botol susu hingga menimbulkan bau tidak sedap. Keberadaan virus juga disebabkan Norma tak mencuci tangan sebelum makan. Tak hanya itu, kotoran bayi nan tak segera dibersihkan atau dibuang dapat menjadi sarang virus. Virus dalam tinja nan mengering, akan menyebar melalui udara.

Tindakan pencegahan lainnya nan belum banyak dilakukan ialah dengan cara pemberian vaksin rotavirus. Vaksin ini bisa membuat tubuh menjadi kebal terhadap virus penyebab diare, rotavirus.

Sayangnya, vaksin rotavirus buat saat ini belum banyak digunakan di Indonesia. Penyebabnya mungkin sebab harganya nan nisbi masih mahal. Orangtua harus merogoh kocek antara Rp300 ribu-Rp500 ribu buat satu kali vaksin.

Padahal, hampir semua negara Eropa, Amerika Serikat, Cina, India, Bangladesh, dan Filipina sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan, pemerintah Filipina dan Amerika Perkumpulan mewajibkan bayi vaksinasi rotavirus nan diberikan 2-3 kali pada bayi usia 6-8 minggu.

Semoga, dalam waktu dekat Indonesia juga segera mewajibkan vaksinasi rotavirus, virus penyebab diare sehingga jumlah kematian dampak diare bisa dikurangi.