Kepuasan Komunikasi Dalam Organisasi

Kepuasan Komunikasi Dalam Organisasi

Mau gimana lagi? Komunikasi memang memegang peranan nan sangat krusial dalam suatu organisasi atau disebut komunikasi organisasi . Jikalah keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung kepada kelancaran komunikasi nan dilakukan oleh para anggotanya, maka concern para manajer pun harus mampir pula buat memahami apa itu komunikasi organisasi.

Gampangnya, komunikasi nan dihubungkan dengan suatu organisasi disebut komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi ini tentu akan berhubungan dengan suasana dan interaksi kerja di dalam organisasi tersebut.

Persepsi mengenai komunikasi organisasi banyak dikemukakan oleh para pakar di antaranya menurut Katz dan Kahn ialah komunikasi organisasi merupakan suatu arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Praktisnya, dapat dilihat ketika Anda mengikuti outbound training , atau pelatihan tentara. Peranan kode bersama, krusial di sana.

Anda bicara kepada orang lain, ialah buat membuatnya mengerti dan langsung menjalani, tanpa ada debat lagi, wong organisasi bukan suasana di ruang kelas, di mana ilmu diperdebatkan. Dalam organisasi, ilmu itu diterapkan dan dijalankan dengan efisien. Jika di antara organisasi ada nan reclutant sebab harga dirinya ‘bermain’ berarti ada masalah tuh, dengan komunikasi organisasinya.

Goldhaber (1986), pernah memberikan definisinya mengenai komunikasi organisasi sebagai berikut : “Organizational communications is the process of creating and exchanging message within a network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainly.” Atau maknanya, Komunikasi ialah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan interaksi nan saling tergantung satu sama lain buat mengatasi lingkungan nan tak pasti.

Definisi di atas mengandung tujuh konsep kunci komunikasi organisasi,yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. (Muhammad, 1995)

  1. Proses, suatu organisasi ialah suatu sistem terbuka nan bergerak maju nan menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
  1. Pesan, nan dimaksud dengan pesan ialah susunan simbol nan penuh arti tentang orang, objek, kejadian nan dihasilkan oleh hubungan dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu citra mental, memberi citra itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif kalau pesan nan dikirimkan itu diartikan sama dengan apa nan dimaksudkan oleh si pengirim. Pesan dalam organisasi bisa dilihat menurut beberapa klasifikasi nan berhubungan dengan bahasa, penerima nan dimaksud, metode difusi dan arus interaksi dari pesan. Pengklasifikasian pesan menurut bahasa bisa pula dibedakan atas pesan verbal dan pesa non verbal. Pesan verbal dalam oranisasi misalnya surat, memo, pidato, percakapan. Sedangkan pesan non verbal dalam organisasi terutama sekali nan tak diucapkan atau tak ditulis seperti, bahasa gerakan badan, sentuhan, nadasuara, aktualisasi diri wajah, dan sebagainya.
  1. Jaringan, organisasi terdiri dari satu seni orang nan tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan eksklusif dalam organisasi. Kreasi dan pertukaran pesan dari orang-orang sesamanya ini terjadi melewati satu set jalan kecil nan dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau holistik organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, interaksi peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan. Secara tradisional ada tiga klasifikasi arah jaringan komunikasi ini, yaitu komunikasi kepada bawahan, komunikasi kepada atasan, dan komunikasi horizontal.
  1. Keadaan saling tergantung antara satu bagian dengan bagian lainnya menjadi sifat dari suatu organisasi nan merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan, maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.
  1. Hubungan, manusia dalam organisasi nan memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang nan terlibat suatu interaksi perlu dipelajari. Interaksi dalam organisasi berkisar mulai dari nan sederhana, yaitu hubunan di antara dua orang sampai kepada interaksi nan kompleks, yaitu interaksi dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
  1. Lingkungan ialah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial nan diperhitungkan dan pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini bisa dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal dari organisasi.
  1. Ketidakpastian ialah disparitas informasi nan tersedia dengan informasi nan diharapkan. Ketidakpastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu banyaknya informasi nan diterima daripada nan sesungguhnya diperlukan buat menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan primer dari komunikasi organisasi ialah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi nan diperlukan buat mengurangi ketidakpastian tanpa informasi nan berlebih-lebihan.

Komunikasi menurut Wiliam U. Hamey ialah organisasi terdiri dari sejumlah orang. Ia melibatkan keadaan saling tergantung; ketergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi. Sementara itu, komunikasi organisasi nan dikemukakan oleh Keith Davis ialah suatu organisasi tak akan eksis tanpa adanya komunikasi.

Tidak akan memungkinkan terjadinya koordinasi kerja nan diharapkan. Kolaborasi baik antara pimpinan dengan karyawan, maupun antara karyawan dengan karyawan tak mungkin tercipta karena mereka tak mengomunikasikan kebutuhan dan perasaannya satu sama lain.



Efektivitas Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan suatu bagian nan sangat krusial dalam suatu sistem pengendalian organisasi, nan pada hakekatnya ialah buat mencapai suatu tujuan melalui orang lain. Oleh karena itu, komunikasi organisasi nan efektif krusial dalam kegiatan organisasi. Menurut Cultip dan Center dalam bukunya “Effective Public Relations”, bahwa faktor-faktor nan menyebabkan komunikasi organisasi efektif antara lain sebagai berikut.

  1. Credibility (Kepercayaan). Dalam komunikasi antara komunikator dengan komunikan harus saling mempercayai. Kalau tak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tak akan berhasil, tak ada saling percaya akan menghambat komunikasi.
  1. Context (penghubung, pertalian). Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi/kondisi lingkungan pada saat komunkasi berlangsung. Misalnya, situasi atau keadaan nan sedang kacau, maka komunikasi akan terhambat sehingga komunikasi tak berhasil.
  1. Content (kepuasan). Komunikasi harus menimbulkan rasa kepuasan, antar kedua belah pihak. Kepuasan ini akan tercapai apabila isi warta bisa dimengerti oleh pihak komunikan dan sebaliknya pihak komunikan mau memberikan respon kepada pihak komunikator.
  1. Clarity (Kejelasan). Kejelasan nan dimaksud ialah nan meliputi kejelasan isi berita. Kejelasan tujuan nan hendak dicapai, kejelasan istilah-istilah nan dipergunakan dalam pengoperan lambang-lambang.
  1. Continuity and Consistency (Kesinambungan dan Konsistensi). Komunikasi harus dilaksanakan secara terus menerus dan informasi nan disampaikan jangan bertentangan dengan informasi nan terdahulu.
  1. Cafability of Audience (Kemampuan pihak Penerima Berita). Pengiriman warta harus disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan pihak penerima berita. Jangan mempergunakan istilah-istilah nan memungkinkan tak dimengerti oleh pihak penerima berita.
  1. Channel of Distributions (Saluran Pengiriman Berita). Agar komunikasi berhasil, hendaknya dipakai saluran-saluran komunikasi nan sudah biasa dipergunakan dan dipakai oleh umum. Saluran komunikasi nan sering dipergunakan dapat melalui media cetak (surat, buletin, majalah) atau melalui radio, TV, dan telepon.

Dengan adanya komunikasi nan efektif di dalam organisasi akan timbul jalinan pengertian antara atasan dan bawahan sehingga apa nan dikomunikasikan bisa dipahami, dimengerti dan kemudian dilaksanakan tanpa adanya keterpaksaan dan bisa mendorong bawahan buat bekerja lebih produktif dalam melaksanakan tugas-tugas dari atasan.



Kepuasan Komunikasi Dalam Organisasi

Menurut Downes dan Hazen (1977) kepuasan komunikasi organisasi berkaitan dengan fungsi terapan komunikasi nan hasilnya begitu pragmatis dapat diterima oleh para pelakunya di dalam suatu organisasi, yakni:

  1. Sejauh mana komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang para pegawai buat memenuhi tujuan organisasi dan berpihak pada organisasi.
  1. Sejauh mana para penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan menawarkan bimbingan buat memecahkan persoalan nan berkaitan dengan pekerjaan.
  2. Sejauh mana para individu menerima informasi tentang lingkungan kerja saat itu.
  1. Sejauh mana pertemuan-pertemuan diatur dengan baik, pengarahan tertulis singkat dan jelas, dan jumlah komunikasi dalam organisasi cukup.
  1. Sejauh mana terjadinya desas-desus dan komunikasi horizontal nan cermat dan mengalir bebas.
  1. Sejauh mana informasi tentang organisasi sebagai holistik memadai.
  1. Sejauh mana para pegawai responsif terhadap komunikasi ke bawah dan memperkirakan kebutuhan penyelia.
  1. Sejauh mana pegawai merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana mereka dihargai

Pada akhirnya, komunikasi organisasi berkaitan dengan penghargaan dan bagaimana memahami dan saling bertukar konsep harga diri dalam organisasi terkait. Antara personal di segala tingkatannya, baik atasan-bawahan, maupun bawahan-bawahan.