Menjadi Muslimah Sejati - Jujur Sebagai Jalan
Tantangan bagi setiap perempuan muslim adalah menjadi muslimah sejati . Menjadi muslimah sejati seakan begitu sulit dan terkesan begitu kolot. Bayangan mengenai muslimah sejati nan identik dengan bayangan mengenai syarat-syarat dan kehidupannya nan dianggap terus-menerus menjadi momok bagi sebagian perempuan buat bisa menjadi seorang muslimah sejati.
Sebagian besar beranggapan menjadi muslimah sejati begitu sulit dan banyak hal mesti dikorbankan. Terlebih lagi bagi perempuan nan berkarir dan memiliki prestasi nan bagus pada bidang pekerjaannya.
Memang tidak bisa dipungkiri pandangan banyak orang nan menafsirkan muslimah sejati adalah perempuan nan memakai baju nan serba besar, membatasi mobilitas dan aktivitas, membatasi hubungan dengan versus jenis, dan tak memiliki kebebasan dalam berkarir.
Belum lagi bagi mereka nan sudah menikah dan memiliki anak, bayangan menjadi muslimah sejati nan ditafsirkan dengan banyak berdiam diri di rumah, mengurus anak seharian penuh, pergi berbelanja dengan tergesa sebab harus segera kembali ke rumah, mengatur pengeluaran sehemat mungkin, dan hal lain nan dianggap begitu menyulitkan dan membatasi ruang mobilitas seorang perempuan.
Tafsiran-tafsiran tersebutlah nan membuat banyak perempuan terkesan menunda bahkan seolah enggan menjadi muslimah sejati. Berbekal percaya dan konfiden terhadap Allah Swt dan menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim dalam hal lima rukun Islam yakni syahadat, shalat, puasa, zakat, dan naik haji.
Muslimah Sejati - Menutup Aurat
Hal lain nan berhubungan dengan keislamannya dianggap sudah tercakup hanya dari segi shalat dan puasa saja. Persoalan menutup aurat misalnya tak menjadi prioritas primer kebanyakan perempuan buat menjadi sosok muslimah sejati. Jikapun menutup aurat dalam hal memakai kerudung, hanya sebatas menutup kepala, memakai baju berlengan panjang, dan memakai celana atau rok nan menutupi bagian paha hingga mata kaki.
Sebagian besar dari mereka masih belum mengerti dan memahami menutup aurat nan sebenarnya. Sandang nan dikenakan masih jauh buat bisa dikatakan benar-benar menutup aurat karena bagian lekukan tubuh mereka masih bisa disaksikan meski memakai baju nan serba panjang.
Pilihan mereka selalu jatuh pada pakaian nan ketat dan celana nan ketat pula, ditambah dengan celana dengan model hipster atau di bawah pinggang. Belum lagi bagian pakaian nan dikenakan biasanya tak cukup panjang sehingga ketika sedikit membungkukkan badannya, maka akan terlihat celana dalamnya.
Persoalan dalam memandang muslimah sejati pun menjadi bias dari segi pakaian. Mereka nan hanya menutup tubuh, menutup aurat dengan hanya memakai kerudung dan baju berlengan panjang, menganggap perempuan lain nan memakai baju nan hiperbola belum menjadi sosok muslimah sejati.
Sebagian dari mereka berpendapat menjadi seorang muslimah sejati mesti pula mengerti bahwa baju nan hiperbola itu akan menggerus debu jalanan nan banyak najisnya. Kesucian dari najis menjadi dapat saja terabaikan ketika hal tersebut tak terpikirkan.
Persoalan sosok muslimah sejati dari segi baju nan terlihat secara ekstrim perbedaannya tentu akan menjadi bakal calon perdebatan. Titik tengah dari bakal calon perdebatan tersebut bisa diantisipasi dengan penggunaan baju nan menutup bagian tubuh nan menjadi aurat dengan baju nan tak ketat namun tak juga menyapu jalan.
Pakaian nan pantas dan menjaga aurat akan membuat seorang perempuan tidak hanya terlihat cantik dan santun namun menunjukkan bahwa kita menghargai diri kita sendiri, tak memberikan celah bagi siapapun terlebih versus jenis buat mengolok-olok kita dari segi penampilan.
Menjadi muslimah sejati sesungguhnya tidaklah sulit. Tafsiran mengenai muslimah sejati nan begitu dianggap sulit dan membatasi mestinya dikesampingkan terlebih dahulu. Segalanya dimulai dengan perlahan dan melalui sebuah proses. Namun proses tersebut mesti diciptakan, dilakukan, bukan ditunggu atau sekadar dikhayalkan.
Sebuah perubahan memang mesti dimulakan, jika tak disegerakan buat dilakukan, maka hal tersebut hanya sebatas niatan belaka tanpa mewujud sesuatu apapun. Muslimah sejati mesti diciptakan, bermula dengan niatan menutup aurat dengan memakai kerudung. Kemudian menjaga ucapan dari hal-hal nan bisa merugikan orang lain.
Bergosip memang menyenangkan namun hal tersebut bisa merugikan orang lain karena gosip identik dengan sesuatu nan belum jelas faktanya dan lebih besar unsur fantasinya atau rekaannya.
Memasuki Islam mestilah kaffah, artinya memasuki dengan benar-benar memelajari dan mengamalkan seluruh hukum-hukum keagamaan. Mengaplikasikan keislaman bukan dari segi kata-kata, namun dari segi perlakuan, tindakan. Banyak nan belajar mengenai ayat Al-Quran, banyak juga nan tahu betul isi ayat namun rata-rata memelajari dan mengetahui Al-Quran buat menasihati orang lain, bukan buat mengamalkan.
Itu sebabnya banyak sekali jumlah warga muslim di Indonesia namun masih banyak pula nan belum bisa mengamalkan tafsirannya atas ayat. Sebagai muslimah sejati, semestinya mengetahui ayat-ayat nan bisa semakin memperkokoh keislamannya, pemahaman dan pengaplikasiannya atas sesuatu nan berhubungan dengan syariat, tarekat, dan ma'rifat.
Muslimah sejati tentu mesti bisa menjaga tingkahnya, baik ketika di hadapan banyak orang maupun ketika dalam lingkungan keluarga karena muslimah sejati tahu sahih bahwa Tuhan selalu menyaksikan segala nan diperbuatnya. Sebagai seorang muslimah sejati sudah semestinya takwa terhadap Allah Swt.
Takwa dalam arti benar-benar menaati segala nan diperintahkan dan dilarang oleh Allah Swt. Benar-benar menaati perintah dan embargo tidaklah mudah, keteguhan keimanan seorang muslimah benar-benar dijaga, terlebih dengan perkembangan zaman dan ocehan orang lain nan mungkin saja mengombang-ambingkan kadar keimanan seseorang.
Menjadi Muslimah Sejati - Jujur Sebagai Jalan
Dalam agama Islam terdapat riwayat pada zaman Nabi Muhammad Saw yakni ketika seseorang mendatangi Nabi Muhammad Saw dan bertanya apa nan harus dilakukan agar menjadi seorang muslim nan baik. Nabi Muhammad Saw hanya menjawab singkat: jujur.
Ucapan Nabi Muhammad Saw sangatlah singkat dan begitu sederhana namun dalam pengaplikasiannya tidaklah mudah. Menjadi orang nan jujur begitu sulit, ketika kita jujur, maka kita akan terhindar dari segala hal nan dilarang oleh Tuhan karena kita tahu sahih bahwa kejujuran itu begitu berat.
Saat kita melakukan kesalahan kemudian kita bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah takwa atau belum, maka jawabannya ialah kejujuran itu sendiri: takwa atau tidak. Jujur seakan hal nan sangat mudah, namun tidak semua orang bisa berlaku jujur dalam kehidupannya. Muslimah sejati mestilah menjadi sosok nan jujur sehingga dengan cara itulah ia bisa memasuki Islam dengan kaffah.
Kisah Nabi Muhammad Saw bisa menjadi inspirasi bagi calon muslimah sejati. Dalam kisah Nabi Muhammad Saw, kita semua tahu bahwa Nabi Allah tersebut memiliki empat julukan, salah satunya adalah bisa dipercaya, jujur.
Kejujuran begitu kompleks jika dikaji secara mendalam. Kejujuran memiliki nilai filosofis nan berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan. Ketika kita ingin menjadi seorang muslimah sejati nan selamat global akhirat, kuncinya hanyalah jujur. Jujur atas apa nan Tuhan perintahkan, jujur atas segala kesalahan, jujur dalam bertaubat, jujur dalam mencapai surganya Allah membuat kita benar-benar takwa.
Seorang muslimah nan telah bisa mengamalkan kejujuran, maka ia telah meniru rasulnya, meniru utusan Allah, meniru perpanjangan tangan Tuhan. Ia telah berupaya menggapai surganya Allah dengan cara menjadi muslimah sejati. Sejati dalam arti benar-benar sungguh-sungguh menjadi refleksi estetika Islam.
Seorang muslimah sejati mampu menunjukkan kepada orang lain bahwa Islam itu penuh kebaikan, menenangkan, dan cinta damai. Muslimah sejati mesti bisa menjadi istri idola, penuh cinta, istri nan bisa memberikan bahunya ketika suami merasa lelah atau bersedih, istri nan bisa menjaga kehormatan nama baik keluarganya.
Muslimah sejati pun mesti menjadi ibu nan hangat bagi anak-anaknya, bisa memberikan pelukan nan hangat menjelang tidur dan kecupan nan menenangkan saat anak-anak sedang sakit.
Menjadi sosok muslimah sejati sesungguhnya tidaklah sulit. Menjadi muslimah sejati segalanya dikembalikan pada kitab kudus umat Islam, pada Al-Quran buat mengetahui bagaimana sikap, tindakan, dan ucapan nan mesti dilakukan oleh seorang muslimah sejati. Insha Allah surga ialah jalan nan diperolehnya melalui jalan kejujuran sebagai kunci pembuka pintu surga.