Jenis Gempa Menurut Penyebabnya
Gempa bumi akhir-akhir ini sering terjadi di berbagai belahan bumi termasuk di Indonesia. Gempa bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Biasanya gempa terjadi di tempat-tempat tertentu, seperti di batas Plat Pasifik.
Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan di permukaan bumi. Kenyataan alam ini terjadi sebab adanya konvoi lempeng bumi atau disebut juga kerak bumi. Bumi kita sebenarnya selalu bergerak. Gempa terjadi jika tekanan dari konvoi bumi sudah sangat besar dan tak bisa ditahan lagi. Gelombang nan muncul dampak getaran tersebut juga disebut gelombang seismik.
Gempa bumi biasa terjadi dampak adanya konvoi kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu, ukuran gempa bumi nan dialami selama periode waktu eksklusif juga ditentukan dan dipengaruhi oleh frekuensi suatu wilayah.
Untuk mengukur besaran gempa bumi digunakan sebuah alat pengukur gempa nan dinamakan dengan seismometer dengan skala generik nan paling sering digunakan buat mengukur besarnya gempa bumi di seluruh dunia, yakni moment magnitudo. Sementara itu, skala richter juga merupakan skala gempa bumi nan biasanya dilaporkan oleh observatorium sesmologi nasional dengan skala lokal 5 magnitude.
Penyebab Gempa
Hal nan mendominasi terjadinya gempa ialah divestasi energi nan disebabkan oleh tekanan lempengan nan bergerak. Tekanan nan terjadi semakin membesar sampai akhirnya tekanan tersebut tak bisa ditahan lagi oleh pinggiran lempengan dan terjadilah gempa. Gempa biasa terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa terparah terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Selain itu, gempa bumi juga dapat terjadi sebab adanya materi lapisan litosfer nan terjepit ke dalam dengan pengalaman semacam transisi fase pada kedalaman sekitar 600 km lebih.
Gempa juga bisa terjadi sebab adanya konvoi magma di dalam gunung berapi. Hal ini merupakan tanda-tanda akan meletusnya gunung berapi. Ada juga gempa nan terjadi sebab menumpuknya massa air nan besar sekali di balik dam, contohnya nan terjadi di Zambia, Afrika. Tapi, gempa seperti ini sporadis terjadi.
Gempa Bumi di Belahan Dunia
• Gempa di Mentawai pada 2010 (7.2 Skala Richter).
• Gempa di Biak, Papua pada 2010 (7,1 Skala Richter).
• Gempa di Chili pada tanggal 27 Februari 2010 (8.8 Skala Richter).
• Gempa di Haiti pada tanggal 12 Januari 2010 (7,0 Skala Richter).
• Gempa paling dahsyat nan menimbulkan tsunami pada 2004 di Samudera Hindia (9,0 skala Richter).
Jenis Gempa Menurut Penyebabnya
Berikut ialah jenis-jenis gempa berdasarkan penyebab terjadinya gempa tersebut.
1. Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik nan berupa pergeseran lempeng tektonik secara tiba tiba dengan kekuatan dari skala kecil sampai kekuatan nan berskala besar.
Gempa bumi jenis ini sering kali menimbulkan banyak kerusakan atau bala alam di muka bumi ini. Hal tersebut disebabkan oleh adanya divestasi tenaga nan terjadi dampak bergesernya lempengan plat tektonik seolah olah gelang karet nan ditarik dan dilepaskan secara mendadak.
Akibat gempa bumi ini ialah terjadinya kerusakan dan bala alam di bumi. Getaran nan dihasilkan gempa ini mampu menyebar ke seluruh permukaan bumi. Gempa ini terjadi seperti gelang karet nan ditarik kemudian dilepaskan secara tiba-tiba.
2. Gempa Bumi Tumbukan
Gempa bumi tumbukan ini merupakan gempa nan disebabkan oleh adanya tumbukan meteor atau asteroid nan jatuh ke bumi sehingga mengakibatkan bumi tergoncang. Akan tetapi, gempa jenis ini sporadis sekali terjadi.
3. Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi runtuhan merupakan gempa bumi nan terjadi di daerah kapur atau daerah pertambangan. Sama seperti gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan juga sangat sporadis terjadi.
4. Gempa Bumi Buatan
Gempa bumi protesis merupakan gempa bumi nan diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti peledakan dinamit, divestasi nuklir, atau benda lain nan dipukulkan ke permukaan bumi sehingga menimbulkan goncangan besar.
5. Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi nan terjadi sebab adanya aktiitas magma, yakni cairan nan biasanya muncul dari perut bumi sebelum gunung barah meletus. Semakin tinggi keaktifan gunung barah tersebut, maka kemungkinan ledakan nan ditimbulkannya pun akan semakin besar. Gempa bumi vulkanik ini akan terasa oleh masyarakat nan berada di sekitar gunung barah nan meletus. Contoh gempa vulkanik nan pernah terjadi ialah gempa di Yogyakarta pada 2006.
Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman
Selain berdasarkan penyebabnya, jenis gempa bumi juga dapat diklasifikasikan menurut kedalamannya. Berikut ialah jenis gempa bumi berdasarkan kedalamannya.
1. Gempa Bumi Dalam
Gempa bumi dalam merupakan gempa bumi dengan hiposentrum berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi jenis ini tak terlalu berbahaya jika dibandingkan jenis gempa bumi lainnya.
2. Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi menengah ini merupakan gempa bumi dengan hiposentrum berada di antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi sehingga getarannya lebih terasa dibandingkan dengan gempa bumi dalam. Kerusakan bumi dapat ditimbulkan dampak gempa bumi ini. Namun, kerusakan tersebut masih tergolong sebagai kerusakan nan ringan.
3. Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal merupakan gempa bumi dengan hiposntrum berada kurang dari 60 km daripermukaan bumi. Kerusakan nan ditimbulkan oleh gempa bumi dangkal biasanya termasuk kerusakan nan besar sebab getaran terasa sangat dekat.
Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Getarannya
Selain gempa bumi berdasarkan penyebab dan kedalamannya, tipe gempa bumi juga dapat diklasifikasikan menurut getaran nan dihasilkannya. Berikut ialah tipe gempa berdasarkan getaran nan dihasilkannya.
- Gempa dengan Gelombang Utama (longitudinal), yakni gempa nan memiliki gelombang atau getaran nan merambat di tubuh bumi dengan kecepatan berkisar antara 7 sampai 14 km/detik nan berasal dari hiposentrum.
- Gempa dengan gelombang sekunder (transversal), yakni gempa nan memiliki gelombang atau getaran nan merambat dengan kecepatan berkisar antara 4 sampai 7 km/detik. Gelombang ini tak dapat merambat melalui lapisan nan cair.
Gempa bumi memang sesuatu nan tak dapat dihindari sebab hal tersebut merupakan suatu bala nan terjadi secara alamiah, meskipun ada juga jenis bala alam nan diakibatkan oleh ulah manusia.
Namun, kita juga dapat melakukan berbagai hal buat dapat terhindar dari gempa bumi, yakni dengan menjaga seluruh kekayaan alam nan ada di bumi agar tak mudah runtuh, bertumbuh, dan kejadian lain nan berpotensi menimbulkan gempa.
Kegiatan nan dapat dilakukan buat dapat tetap menjaga sumber daya alam nan ada di muka bumi ini ialah dengan tak membuang sampah ke laut, terutama segala sampah kimia.
Selain itu, kita juga seyogyanya tak menebang pepohonan sembarangan, terutama pohon-pohon nan berada di sekitar wilayah gunung api. Hal tersebut dapat menjadi loka persembunyian nan kondusif saat terjadi pengeluaran magma dari perut bumi nan pada akhirnya menimbulkan gempa vulkanik.
Sementara itu, ada juga hal lain nan dapat dilakukan agar akibat negatif dan reruntuhan gempa tak akan menimbulkan kerusakan nan terlalu parah. Cara nan dapat dilakukan buat menghindari kerusakan bangunan nan parah ialah dengan membangun rumah anjung atau bagian dalam bangunan nan dapat berguling saat gempa bumi terjadi sehingga tak akan terjadi keruntuhan nan besar.