Unsur Ekstrinsik dalam Cerita Rakyat Bali
Cerita rakyat Bali merupakan cerminan tradisi budaya masyarakat setempat. Fakta tersebut dapat kita lihat dalam beberapa contoh cerita seperti Kisah Kebo Iwa, Jayaprana dan asal-usul Selat Bali. Sebenarnya hal tersebut tak hanya ada di lingkungan masyarakat Bali, karena hampir semua cerita rakyat di nusantara niscaya berlatar belakang tradisi budaya, sosial dan keagamaan.
Di antara cerita rakyat tersebut ada beberapa nan bersifat kontroversial dan dianggap tak layak dikonsumsi oleh anak-anak dengan berbagai alasan. Kisah Sangkuriang misalnya, dalam cerita tersebut dikisahkan seorang anak jatuh cinta dengan ibu kandungnya sendiri. Atau cerita rakyat nan mengandung unsur mistis seperti Jaka Tarub, Asal usul Selat Bali dan Timun Mas.
Sebagian besar cerita rakyat orisinil Indonesia memang mengandung unsur mistis. Hal tersebut bisa dimengerti sebab latar belakang masyarakat pada waktu cerita tersebut dilahirkan ialah masyarakat animisme/dinamisme serta pengaruh tradisi Hindu/Budha. Dan cerita rakyat Bali dapat dikatakan memiliki kandungan tradisi kebudayaan nan cukup kental.
Cerita rakyat memiliki beberapa pengertian. Menurut Emeis, salah seorang pakar folktale , legenda ialah cerita antik nan setengahnya berdasarkan sejarah dan nan setengah lagi berdasarkan angan-angan. Sedangkan menurut William R. Bascom, legenda mempunyai ciri-ciri nan mirip dengan mite, dianggap benar-benar terjadi, tetapi tak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda ialah cerita dongeng nan berhubungan dengan sejarah dan mengandung sesuatu nan ajaib.
Dari beberapa pengertian di atas maka bisa disimpulkan bahwa cerita rakyat ialah cerita masa lampau nan merupakan karakteristik khas suatu bangsa dengan kultur budaya beraneka ragam dan terkadang dihubungkan dengan legenda atau terjadinya peristiwa alam, seperti terbentuknya gunung, danau, dan sungai.
Namun adanya hubungan antara cerita rakyat dengan peristiwa sejarah di suatu loka diakui oleh para pakar folktale . Menurut mereka, cerita rakyat merupakan sesuatu nan benar-benar terjadi, setidaknya demikian menurut sang empunya cerita, namun dampak tak tertulis, akhirnya cerita tersebut mengalami distorsi atau penyimpangan.
Tak heran bila akhirnya cerita rakyat nan berkembang jadi jauh berbeda dengan kisah aslinya, seperti nan terjadi pada cerita rakyat Bali atau cerita rakyat daerah lainnya.
Oleh sebab sifat dan karakter cerita rakyat itu tidak dapat lepas dari unsur distorsi, maka jika legenda hendak digunakan sebagai bahan buat merekonstruksi sejarah, hendaknya legenda tersebut haruslah dibersihkan terlebih dahulu dari bagian-bagian nan mengandung sifat-sifat folklor.
Unsur Ekstrinsik dalam Cerita Rakyat Bali
Unsur ekstrinstik ialah unsur luar nan memengaruhi terciptanya sebuah cerita, contohnya kebudayaan serta tradisi nan dimiliki oleh daerah asal itu sendiri. Kebudayaan tersebut mau tak mau akan berpengaruh terhadap bukti diri nan dimiliki oleh sebuah cerita.
Dalam beberapa contoh cerita rakyat Bali seperti terbentuknya Selat Bali, tergambar bahwa rakyat Bali merupakan masyarakat Hindu nan religius. dan dekat dengan alam. Namun di saat bersamaan tradisi masyarakat setempat terkadang menjadi penyakit sosial nan merugikan, seperti sabung ayam, berjudi, dan mabuk-mabukan.
Pada cerita rakyat Bali ini ada tokoh seorang Begawan sakti nan dihormati masyarakat. Hal ini menandakan latar belakang masyarakat Bali nan sangat menghormati para pemuka agamanya. Demikian pula dengan alat nan disebut