Hasil Akhir Rumusan Pancasila
Sebagai warga negara Indonesia, mengetahui hakikat ideologi bangsanya, yaitu pancasila merupakan hal nan patut dilakukan. Walaupun terdapat banyak ideologi di dunia, yaitu Sosialisme, Totalitarianisme, Liberalisme, Marxisme, Konservatisme, dan Anarkisme, Indonesia memilih buat tak menggunakan salah satu dari ideologi tersebut.
Indonesia mempunyai inisiatif tersendiri buat menggunakan ideologi nan sinkron dengan kepribadiannya. Ideologi ini dipilih dengan menggali secara dalam kebudayaan nan dimiliki Indonesia sehingga lahirlah Pancasila.
Pancasila bukanlah sesuatu nan dihasilkan dari pemikiran suatu golongan penguasa. Pancasila ditemukan sebab digali dari kehidupan masyarakat Indonesia sendiri.
Membahas ideologi, seperti Pancasila, tak akan terlepas dari membahas sesuatu nan terkait dengan keyakinan nan dimiliki seseorang maupun keyakinan suatu kelompok masyarakat. Keyakinan tersebut pada akhirnya dijadikan landasan berpikir serta bertindak. Ideologi menjadi landasan suatu negara, sehingga kedudukannya sangat penting.>
Dimensi dalam Ideologi Pancasila
Pancasila ialah ideologi. Ideologi bisa tetap bertahan ketika menghadapi perubahan nan terjadi di masyarakat jika memiliki dimensi realita, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.
Kemampuan ideologi buat mencerminkan fenomena dalam suatu masyarakat tecermin dalam dimensi realita. Dimensi idealisme menggambarkan kemampuan ideologi sebagai pemberi asa dalam pembangunan masa depan, sedangkan dimensi fleksibilitas merupakan kemampuan ideologi buat menyesuaikan diri terhadap perkembangan. Pancasila telah memiliki ketiga dimensi tersebut.
Sejarah Perumusan Pancasila
Membahas proses perumusan Pancasila, tentunya ttidak akan terlepas dari proses persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia. Untuk kali pertama, istilah Pancasila dikenalkan dalam sidang BPUPKI.
- Sidang I BPUPKI (29 Mei 1945 – 1 Juni 1945)
Dalam proses lahirnya Pancasila, BPUPKI mempunyai andil nan sangat besar. Badan nan dibentuk oleh Jepang pada 28 Mei 1945 ini memiliki tujuan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) nan diketuai oleh dr. Radjiman Widiodiningrat ini memiliki 62 orang anggota.
Sebelum lahirnya Pancasila, para anggota sidang BPUPKI diminta oleh dr. Radjiman Widiodiningrat buat memberikan pendapatnya mengenai dasar Indonesia merdeka pada sidang pertama. Hal tersebut dilakukan mengingat dasar negara diperlukan buat memberikan citra tentang dasar, hakikat, dan tujuan suatu negara ketika sudah berdiri. Sidang nan kali pertama inilah nan membahas perumusan dasar negara Indonesia.
Sidang I BPUPKI dilaksanakan selama tiga hari. Tiga orang nan berkesempatan mengemukakan pendapatnya mengenai dasar negara Indonesia sebelum lahirnya Pancasila ialah Muhammad Yamin pada 29 Mei 1945, Supomo pada 31 Mei 1945, dan Soekarno pada 1 Juni 1945.
Soekarno mengusulkan ideologi Pancasila nan kemudian tanggal diusulkannya tersebut diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Nama Pancasila sendiri didapat Soekarno dari Moh.Yamin nan juga merupakan seorang pakar tata bahasa. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya asas. Sayangnya, dalam sidang ini belum dicapai kesepakatan mengenai dasar negara Indonesia.
- Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
Sebelum Pancasila dilahirkan, pada 22 Juni 1945, di Jakarta diadakan rendezvous nan dilakukan oleh anggota BPUPKI. Rendezvous ini membicarakan Rancangan Pembukaan UUD dan membahas interaksi antara kaum nasionalis dan umat Islam agar tak tercerai-berai setelah rumusan negara ditetapkan.
Masih sebelum Pancasila dilahirkan, terbentuklah panitia nan berjumlah sembilan orang. Mereka diambil dari anggota BPUPKI, yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subardjo, A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wachid Hasyim, K.H Agus Salim, Tjokrosujoso, dan Muhammad Yamin. Mereka membentuk kepanitiaan nan disebut Panitia Sembilan nan diketuai oleh Soekarno.
Tugas Panitia Sembilan ialah menetapkan Rancangan Pembukaan UUD yang dikenal dengan Piagam Jakarta dan berisi lima sila, yaitu:
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusiaan nan adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan nan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945)
Dalam sidang kedua, dibentuk Panitia Perancang UUD nan juga diketuai oleh Soekarno. Saat itu, Pancasila belum terlahir. Pada 16 Juli, UUD telah dibentuk melalui berbagai proses dan perdebatan mengenai isinya selama sidang BPUPKI berlangsung. Pembubaran BPUPKI secara resmi dilakukan setelah hasil sidang tersampaikan dan usul Soekarno buat membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan diajukan.
- Perumusan Pancasila dalam Sidang PPKI
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, saat Pancasila belum dilahirkan, ternyata kelengkapan Indonesia buat mendirikan sebuah negara masih belum cukup. Usul Soekarno buat membentuk suatu Panitia Persiapan Kemerdekaan pun diterima. Pada tanggal 7 Agustus 1945, dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) nan diketuai oleh Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai wakil.
Putusan nan diambil saat sidang pada 18 Agustus 1945 ialah mengubah isi rumusan sila pertama nan terdapat pada Piagam Jakarta. Sila nan berbunyi " Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya " mengalami perubahan pada tujuh kata menjadi " Ketuhanan Yang Maha Esa ". Namun, rumusan ini masih belum menjadi Pancasila.
Hal tersebut dilakukan buat tetap menjaga rasa persatuan bangsa Indonesia dan buat menghargai pluralisme. Putusan itu disetujui oleh semua anggota PPKI. Rumusan Pancasila nan menjadi ideologi bangsa Indonesia ialah rumusan nan telah disepakati oleh anggota PPKI pada 18 Agustus 1945 dan tercantum pada pembukaan UUD 1945.
Jadi, Pancasila nan absah ialah Pancasila nan terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Selain menghasilkan Pancasila, sidang PPKI menghasilkan tiga keputusan penting, yaitu menetapkan Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil, mengesahkan UUD 1945, dan menetapkan bahwa sebelum terbentuk MPR, tugas presiden akan dibantu oleh komite nasional.
Hasil Akhir Rumusan Pancasila
- Ketuhanan Yang Maha Esa,
- Kemanusiaan nan adil dan beradab,
- Persatuan Indonesia,
- Kerakyatan nan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila di atas sudah menjadi hasil akhir dan tak boleh diubah-ubah. Selain itu, sebab rumusan tersebut dicantumkan pada pembukaan UUD, alasan tak diperbolehkannya pengubahan menjadi lebih kuat sebab mengubah pembukaan UUD nan berarti membubarkan NKRI.
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
Pancasila memiliki beberapa fungsi penting. Selain menjadi dasar negara Indonesia, Pancasila juga memiliki beberapa fungsi lain, seperti:
- Menyatukan bangsa dan menjaga persatuan
Mengingat Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan pluralitasnya tinggi, Pancasila sangat dibutuhkan sebagai alat pemersatu.
- Penuntun suatu bangsa buat mencapai cita-citanya.
Pancasila memberi suatu pandangan dan semangat buat tetap berjuang dalam mencapai sesuatu.
- Memotivasi warga negara buat mengembangkan bukti diri bangsanya.
Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum dan menjadi acuan peraturan perundangan nan ada di Indonesia. Oleh sebab itu, segala peraturan nan berlaku di Indonesia tak boleh ada nan bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Berbeda dengan ideologi lain, Pancasila memiliki kemampuan buat dikembangkan sinkron dimensi fleksibilitas nan dimilikinya. Pancasila bukanlah sebuah ideologi nan bersifat absolut dan kaku. Nilai Pancasila langsung diambil dari nilai dan kebudayaan nan dimiliki oleh masyarakat Indonesia, sehingga nilainya bisa disesuaikan.
Nilai Pancasila sendiri sudah ada pada bangsa Indonesia bahkan sebelum diusulkan dalam sidang BPUPKI. Namun, nilai Pancasila saat itu belum dapat terlihat sebab bangsa ini masih dijajah.
Pancasila memiliki lima nilai dasar nan digunakan buat memberi acuan dalam menyelenggarakan negara. Karena hanya memiliki lima nilai dasar, penafsiran terhadap tiap sila bisa disesuaikan buat menghadapi masalah nan beraneka ragam. Pancasila pun bisa menjadi ideologi nan aktual.
Pancasila ialah ideologi politik nan dijadikan panduan buat kehidupan berbangsa dan bernegara sebab membahas lima masalah pokok negara, yaitu:
- kedudukan suatu kepercayaan dalam kehidupan bernegara,
- kedudukan manusia dalam sebuah negara,
- untuk siapa negara didirikan,
- kedaulatan suatu negara, dan
- tujuan didirikannya suatu negara.
Pancasila sangat menghargai kebebasan dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan melalui sila “Kemanusiaan nan adil dan beradab ” yang berarti hak setiap manusia nan memiliki derajat sama diakui di dalam Pancasila. Kemunculan Pancasila pun turut dilatarbelakangi oleh pluralisme di Indonesia.