Pengaruh Synthesizer bagi Perkembangan Musik
Synthesizer atau biasa disingkat dengan Synth ialah sebuah alat elektronik nan mampu menghasilkan berbagai suara. Alat ini diciptakan oleh Robert Arthur ‘Bob’ Moog asal Amerika serikat. Synth bisa meniru (sesuai dengan namanya, sintesis, yakni bisa meniru) beberapa instrumen atau menghasilkan rona nada nan baru.
Synthesizer bahkan bisa diputar atau dikontrol melalui berbagai perangkat nan berbeda, termasuk keyboard, sequencer musik, dan instrumen pengendali. Synth juga menghasilkan frekuwensi listrik (dalam bentuk gelombang). Gelombang ini bisa dikonversi dan kemudian terdengar melalui pengeras suara atau headphone.
Synth menggunakan beberapa teknologi nan berbeda, atau algoritma. Teknologi ini diprogram buat menghasilkan sinyal, nan masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri. Teknik waveform ialah nan paling populer. Namun, di antara teknik waveform, nan paling populer dalah buatan subtraktif, buatan aditif, wavetable sintesis, buatan frekuensi modulasi, buatan fase distorsi, buatan pemodelan fisik, dan sampel nan berbasis sintesis.
Metode buatan ini, buatan sub harmonic nan digunakan pada mixture trautonium, atau buatan granular nan menghasilkan Soundscape atau Cloud. Synth sering dikontrol dengan menggunakan sebuah piano-dengan gaya keyboard.
Hal ini membuat instrumen Synth menjadi bergaya keyboard. Beberapa pengandali bahkan telah dirancang menyerupai fingerboards, gitar (atau Synth gitar), biola, alat musik tiup (atau pengontrol angin), drum dan perkusi (drum elektronik), dan lain-lain.
Sejarah Panjang Synthesizer
Pada awalnya, mungkin sulit buat mendefinisikan Synth ini sebab definisinya sendiri memiliki variasi nan panjang. Bahkan terkadang, ada kebingungan antara Synth suara dan alat musik elektronik lainnya. Namun, hal nan paling bisa dikatakan sebagai disparitas khusus Synth dari alat musik lainnya ialah kemampuannya buat meniru suara.
Salah satu instrumen paling awal mengenai musik elektrik ialah ketika ditemukannya suatu sirkuit pengontrol suara nan memiliki getaran elektromagnetik oleh seorang insinyur listrik Amerika bernama Elisa Gray.
Alat ini ditemukan secara tak sengaja pada tahun 1876. Untuk bisa menghasilkan suara, dibutuhkan sebuah Osilator. Gray juga membangun sebuah perangkat pengeras suara sederhana nan terdiri dari getaran diafragma dalam suatu medan magnet. Ini bertujuan buat membuat osilator terdengar.
Alat nan dibuat Grey ini dikatakan sebagai alat musik instrument elektromagnetik kecil nan menggunakan telegraf buzzer dan listrik tanpa memiliki fungsi buatan suara lainnya. Inilah nan membuatnya dijuluki sebagai Synthesizer generasi pertama.
Pada periode selanjutnya, yakni pada tahun 1897, Thaddeus Cahill menciptakan sebuah alat buatan baru bernama Teleharmonium atau dikenal juga dengan sebutan Dynamophone. Alat tersebut memanfaatkan dinamo (atau generator listrik awal) dan memiliki kemampuan buatan aditif.
Hal ini juga kemudian terlihat pada organ Hammond nan diciptakan pada 1934. Namun demikian, usaha nan dilakukan Cahill dengan alat ciptaannya itu tak berhasil sebab ukuran nan terlalu besar, ketidakkompakan instrumen, dan lain sebagainya.Sebuah evolusi besar terhadap industri elektronik terjadi pada 1906, melalui audio tabung.
Seorang insinyur asal Amerika bernama Lee De Forest menemukan amplifying vacuum tube (audio tube) pertama di dunia. Alat ini kemudian memimpin perkembangan luas teknologi baru, termasuk juga radio dan audio film buat hiburan.
Teknologi baru ini juga memengaruhi industri musik dan mengakibatkan munculnya berbagai instrumen musik elektronik, termasuk Audion piano oleh Lee De Forest pada tahun 1915, Theremin oleh Léon Theremin pada tahun 1920, Ondes Martenot (2G) oleh Maurice Martenot pada tahun 1928, dan Trautonium oleh Friedrich Trautwein pada tahun 1929.Pada instrumen terbaru ini, teknik Heterodyne buat radio dimanfaatkan buat memproduksi frekuensi suara nan bisa didengar.
Namun, kemampuan buatan suara instrumen ini masih terbatas. Pada tahun 1920, seorang bernama Arseny Avraamov menciptakan sebuah sistem seni sonik grafis. Diikuti dengan diciptakannya unsur dasar buatan analog modern—audio osilator, filter, anvelope controllers, dan beberapa imbas lainnya nan sudah muncul dan dipergunakan pada beberapa instrumen elektronik.
Sebuah organ bernama Warbo Formant Organ nan dikembangkan oleh Harald Bode di Jerman pada tahun 1937 ialah sebuah empat suara kunci keyboard dengan dua filter formant dan dynamic envelope controller. Alat ini bahkan diproduksi secara komersil oleh perusahaan di Dachau.
Dua tahun kemudian, pada 1939, Novachord Hammond dirilis. Alat ini merupakan sebuah keyboard frekuensi pembagi elektronik dengan vibratos, filter, resonator jaringan dan dynamic envelope controller. Alat ini juga sempat dikomersilkan, namun dihentikan sebab Perang Global II. Kedua instrumen belakangan ialah pendahulu dari organ elektronik dan Synth polifonik kemudian.
Di Jepang, pada tahun 1935, Yamaha menciptakan Magna Organ. Ini merupakan Synth pertama Yamaha. Synth ini dibuat berdasarkan Keyboard Theremin. Pada 1949, seorang komposer Jepang bernama Minao Shibata membahas konsep alat musik dengan kinerja nan sangat tinggi, nan bisa menyintesiskan segala bentuk gelombang suara, serta dioperasikan dengan sangat mudah.
Shibata kemudian memprediksikan, bahwa dengan instrumennya ittu, ia konfiden global musik akan berubah secara drastis. Meskipun pada dasarnya RCA telah menghasilkan sebuah alat nan juga disebut sebagai Synthesizer Musik Elektronik pada 1951-1952, alat ini masih diklasifikasikan sebagai sebuah mesin komposisi sebab suara tak diproduksi secara konkret oleh alat ini.
RCA lantas mengembangkan RCA Mark II Sound Synthesizer dan dipasang pada Columbia-Princeton Electronic Music Center. Pada 1959-1960, Harald Bode mengembangkan Synthesizer modular dan prosesor suara. Pada 1961, Bode menulis sebuah makalah nan mengeksplorasi konsep berdikari Synthesizer dengan menggunakan teknologi transistor baru. Setelah itu, barulah ide-idenya diadopsi oleh Donals Buchla, Robert Moog, dan lain-lain.
Baru pada tahun 1965-lah Robert Moog merilis Synth modern pertama nan tersedia secara komersil. Kurun waktu 1960 hingga 1970, pengembangan miniatur komponen solid-state memungkinkan Synth menjadi instrumen portable berdikari sebagaimana diusulkan Harald Bode pada tahun 1961.
Pada tahun 1980, beberapa perusahaanmenjual alat ini dengan harga nisbi murah kepada publik. Hal ini, bersamaan dengan perkembangan alat music digital interface atau dikkenal dengan MIDI. Kehadiran MIDI sendiri membuatnya lebih mudah buat diintegrasikan dan disinkronkan pada Synthesizer serta alat instrumen elektronik lainnya buat digunakan dalam komposisi musik. Pada tahun 1990-an Synthesizer mulai muncul sebagai sebuah perangkat lunak komputer.
Pengaruh Synthesizer bagi Perkembangan Musik
Synth memiliki peranan besar pada perkembangan musik, terutama abad ke-20. Tercatat Micky Dolenz dari The Monkees membeli salah satu Synthesizer pertama milik Moog. Band ini ialah band pertama nan merilis album dengan alat ini dan berkolaborasi dengan Moog.
Album ini kemudian menduduki peringkat pertama dalam charts musik. Beberapa bulan kemudian, Rolling Stones “2000 Lights Years from Home” dan track lagu The Doors “Strange Days” juga berkolaborasi dengan alat Synthesizer Moog, nan kemudian dimainkan oleh Brian Jones dan Paul Breaver secara berturut-turut.
Kemudian, ada Wendy Carlos dengan Switched-On Beach (1968) nan melakukan rekaman dengan menggunakan Syhthesizer Moog. Hal ini juga menginspirasi dan memengaruhi banyak musisi pada era ini dan menjadikannya sebagai salah satu rekaman paling populer dari musik klasik nan pernah dibuat.
Pada awal 1970, Synth digunakan buat membuat suara protesis baru dan bukan hanya meniru instrumen nyata. Hal ini lantas membuat kemajuan nan signifikan dalam sebuah peprograman synth analog. Selain beberapa musisi nan telah disebutkan tadi, Synthesizer Moog juga mencapai pasar besar dengan The Beatles “Abbey Road” tahun merikutnya.
Setelah itu, ratusan rekaman dengan menggunakan Synthesizer Moog dilakukan. Album musik elektronik kemudian bermunculan. Sebut saja Beaver and Krause, Tonto’s Expanding Head Band, White Noise, bahkan musik rock progresif semacam Richard Wright dari Pink Floyd, Rick Wakeman dari Yes juga menggunakan alat ini.
Synth ialah salah satu alat musik instrumen nan mengawal perubahan besar musik dunia. Jika sekarang kita banyak mendengar band atau musisi nan menggunakan musik elektronik, kita tak boleh mengabaikan sejarah Synth. Sejarah panjang dari saat pertama ditemukannya cikal bakal alat ini memang bukanlah suatu nan sia-sia.
Buktinya, Synthesizer begitu komersil sebab semakin banyak artis, musisi, band nan membuat musik dengan alat ini. Memang, kemampuan alat kecil ini tak dapat diabaikan sebab bisa meniru bahkan membuat berbagai macam suara. Suara-suara inilah nan ditransformasikan menjadi musik nan banyak kita dengar dewasa ini.