Teknologi Baru Beton Ringan
Beton merupakan bahan material bangunan nan berasal dari campuran semen, air, dan agregat lain nan biasanya berupa pecahan batu serta pasir. Beton memiliki tegangan hancur tarik nan rendah serta ciri tegangan hancur tekan nan tinggi.
Ada satu pengertian resmi nan digunakan di Indonesia, pengertian ini merujuk pada definisi SK.SNI T-15-1990-03:1, nan menyebut beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik nan lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan nan membentuk massa padat.
Sejarah Beton
Sejarah beton diawali sejak ditemukannya Portland Cement pada 1824. Inovasi ini semakin membuka penemuan buat melakukan percobaan dan penelitian guna mengenalkan dan mengembangkan konsep konstruksi komposit.
Konsep ini berdasarkan pada upaya penggabungan dua material bahan konstruksi nan berbeda, namun tetap dapat bekerja sama dalam menahan beban. Selanjutnya teknologi ini mengalami pengujian penggunaan pada pekerjaan pembesian konstruksi atap, kubah dan pipa.
Pengujian ini sukses baik. Bahkan, teknologi ini semakin mendapat penyempurnaan setelah ditemukannya penahan gaya geser (sengkang) serta mulai dipergunakannya balok berbentuk " T " nan terbukti mampu mengurangi beban dari dirinya sendiri.
Kemajuan-kemajuan semakin didapat setelah analisis letak garis netral beton mulai dilakukan. Berdasarkan analisis ini, para pakar mulai mendapatkan banyak kegunaan berhubungan dengan peletakan kait pada ujung tulangan.
Namun, teknologi beton ternyata juga sudah banyak digunakan sejak puluhan abad lampau. Namun penggunaan ini tak dilakukan secara masal. Berdasarkan catatan, pada zaman dahulu teknologi beton sudah digunakan buat membuat bangunan berikut.
- Bangunan kubah Pantheon (27 SM).
- Pembuatan pot kembang dari beton dengan dawai anyaman sebagai tulangan. Teknologi ini selanjutnya dipatenkan oleh Joseph Monier pada tahun 1867.
- Kapal beton dengan penulangan (1855)
- Jembatan Lamnyong-Darussalam.
- Menara Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Sifat dan Ciri Beton
Seperti telah disebut bahwa beton memiliki ciri tersendiri, yaitu memiliki tegangan hancur tarik nan rendah, tetapi memiliki tegangan hancur tekan nan tinggi.
Dengan sendirinya karakteristiknya nan demikian, beton tak dapat digunakan pada struktur konstruksi dengan beban tarikan atau momen lengkung sebab jika mendapat gaya tarik beton akan sangat mudah retak dan retakan ini lambat laun akan semakin melebar.
Campuran antara air dan semen akan menghasilkan proses pengikatan kimia nan panas dan biasa disebut dengan proses hidrasi. Fungsi air dalam campuran ini dimaksudkan buat mengurangi gesekan antar material padat atau butiran. Berkurangnya gesekan sehingga akan memudahkan pemadatan bahan material padat campuran beton secara sempurna.
Campuran nan kelebihan air, akan menyebabkan butiran semen semakin berjarak dan kurang padat. Akibatnya, kekuatan beton tak maksimal, dan tak berkualitas bagus. Untuk mendapat beton nan berkualitas tinggi, harus dibuat perencanaan perbandingan campuran, atau estimasi komposisi. Untuk hal ini memang sudah ada rumusan-rumusan campuran nan biasa digunakan oleh para praktisi bangunan.
Campuran beton membutuhkan waktu buat bisa mengeras sempurna. Selama proses pengerasan berlangsung kelembaban beton harus mendapat perhatian serius. Agar bisa menghasilkan beton dengan kualitas seperti nan sudah direncanakan maka kelembaban beton harus terus dipertahankan.
Biasanya beton akan mencapai kekuatan optimal nan paripurna dan sanggup menahan beban luar, setelah proses pengerasan berlangsung selama 4 minggu atau 28 hari.
Daerah tarikan sebaiknya dipasang tulangan baja. Hal ini dilakukan buat menjaga agar penampang balok tak mengalami keretakan. Kombinasi campuran beton dan tulangan baja, akan memaksimalkan kualitas beton. Sebab dengan adanya tulangan baja nan kuat dalam menerima gaya tarik, akan mengimbangi kelemahan beton.
Sebenarnya beton memiliki nilai ekonomis, awet, tak memerlukan perawatan khusus, dan cukup tahan terhadap api. Keunggulan nan seperti ini tak akan didapat dari penggunaan kayu atau besi saja dalam suatu konstruksi. Namun, sayangnya beton ini teramat berat bahkan buat memikul beban dari dirinya sediri. Kekurangan lain, dia juga mudah menyusut dan memuai.
Jenis-jenis Beton
PaBerdasarkan jenisnya, beton dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
- Beton keras. Beton keras memiliki sifat krusial nan berkaitan dengan kekuatan karakteristiknya, meliputi kekuatan tegangan dan regangan, kekuatan tekan, reaksi terhadap suhu, pemuaian dan penyusutan dan kekedapannya terhadap air.
- Beton segar. Beton segar dibuat dengan memperhatikan dan memiliki 2 sifat, yaitu sifatnya pada jangka lama dan pada jangka pendek.
Dalam hal ini kekuatan tekan beton merupakan sifat penting. Hal ini akan mencerminkan kualitasnya berhubungan dengan struktur. Untuk itu, beton keras harus menjalani serangkaian uji coba buat mengetahui, antara lain sebagai berikut.
- Kekuatan tekan (compression)
- Kekuatan tarik belah (spillting tensile)
- Kekuatan lentur
- Lekatan antara beton dan tulangan
- Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.
Dalam jangka lama beton segar harus mampu memberikan kestabilan volume, kekuatan, dan keawetan. Sementara pada jangka pendek, beton segar harus bisa berkondisi plastis (workabilitas) agar pengerjaannya dapat dilakukan secara mudah tanpa menimbulkan bleeding dan segregation. Sebagai kontrol terhadap kualitas beton segar maka workabilitasnya harus dikur melalui uji, antara lain sebagai berikut.
- Slump test
- Compaction test
- Flow test
- Remoulding test
- Penetration test
- Mixer test.
Adapun parameter nan paling berpengaruh terhadap kekuatan atau kualitas beton ialah semen, perbandingan campuran, kekuatan, dan kebersihan bahan padat campuran (agregat), ikatan antara agregat dengan semen, teknik pencampuran, teknik pemadatan dan teknik perawatan. Dengan demikian keahlian atau ketrampilan tenaga bangunan nan cakap, akan sangat memengaruhi kualitas suatu beton dan bangunan secara keseluruhan.
Tenaga bangunan harus mengetahui parameter baku dalam membuat campuran nan sinkron dengan ketentuan SNI. Menurut SNI-15-1990-03, buat membuat beton dengan kekuatan dibawah 10 MPa dapat mempergunakan perbandingan campuran 1 portland cement: 2 pasir: 3 batu pecah (split).
Sementara itu, buat membuat beton nan memiliki kekuatan tekan sampai 20 MPa dapat memakai penakaran volume. Namun, buat membuat beton nan memiliki kekuatan diatas 20 MPa harus memakai campuran berat.
Teknologi Baru Beton Ringan
Salah satu kekurangan beton ialah beratnya. Namun, persoalan tersebut kini sudah dapat diatasi dengan ditemukannya teknologi baru nan sanggup membuat beton ringan. Sinkron namanya, beton ini memiliki bobot nan lebih kecil daripada beton pada lazimnya. Beton nan terbuat dari campuran pasir silica, kapur, air, semen dan bahan pengembang ini juga dikenal dengan sebutan Aerated Lightweight Concrete atau Autoclaved Aerated Concrete.
Beton ringan nan berbobot antara 600-1600 kilogram permeter kubik ini, pada mulanya digunakan di Swedia (1923) dan dimaksudkan buat mengurangi pembalakan hutan guna keperluan pembuatan bangunan. Selanjutnya konsep ini dikembangkan di Jerman Barat oleh Joseph Hebel pada tahun 1943.
Keunggulan beton ringan nan primer ialah ukurannya nan seksama dan ringan. Jadi mudah dibentuk atau disesuaikan dengan kebutuhan hingga mempermudah dan mempercepat proses pengerjaan konstruksi. Keunggulan lain, dia juga anti jamur, antiserangga, rapat suara, dan nyaman.
Memang ada sedikit masalah dengan teknologi ini, di mana bahan perekat nan digunakan haruslah semen instan. Selain itu, juga memiliki compressive strength (nilai tekan) nan terbatas, beton ini tak direkomendasikan buat digunakan sebagai struktur bangunan.
Untuk masalah harga memang lebih mahal dibanding harga batu bata atau batako. Namun dengan bobot nan ringan akan membuat pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu nan nisbi lebih singkat sebab tukang bangunan jadi tak cepat lelah sehingga produktivitasnya tetap terjaga.
Pada saat ini, beton ringan sudah semakin banyak digunakan dalam berbagai proyek dan tersedia dalam majemuk bentuk mulai dari block, panel, dan ready mix.