Riset nan Berkesinambungan
Fungsi Riset
Riset komunikasi merupakan salah satu hal nan harus dilakukan. Riset ini berkaitan tak saja dengan alat komunikasi tetapi juga tentang bagaimana mengembangkan komunikasi antar manusia agar tercipta interaksi nan serasi antar manusia itu sendiri. Bahkan banyak juga riset nan melibatkan bagaimana hewan berkomunikasi. Riset nan paling terkenal ialah tentang pengetahuan bahasa para simpanse.
Diyakini bahwa hewan ini mempunyai kecerdasan di atas rata-rata hewan lainnya sehingga ia mampu mengerti kata-kata manusia dan bahkan dapat mengucapkan kata-kata tertentu. Riset nan panjang dilakukan demi membuktikan bahwa hewan pun dapat diajak berkomunikasi. Selain simpanse, para pakar juga meneliti cara berkomunikasi hewan-hewan lain seperti gajah, lumba-lumba, anjing, dan lain sebagainya.
Dari kegiatan riset itu ditemukan bentuk dan cara hayati hewan nan unik nan dapat menjadi pelajaran bagi manusia. Misalnya, lumba-lumba berkomunikasi dengan lengkingan nan mempunyai frekwensi sangat tinggi. Gajah pun begitu sehingga ia tak tertinggal oleh kelompoknya. Gajah nan akan meninggal global meninggalkan kelompoknya dan menyendiri menghadapi ajalnya. Begitu juga dengan ikan paus nan sekarat.
Ia tak akan bersama dengan kelompoknya. Jadi kalau ada ikan paus nan terdampar, dapat jadi ikan tersebut sengaja membuat dirinya terdampar sebab ia telah merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Bentuk komunikasi nan unik juga dilakukan oleh semut. Dengan jumlah populasi nan sangat banyak, semut masih dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan mereka dapat menemukan sarangnya lagi.
Posisi sungut nan bersentuhan ketika mereka berjumpa bukanlah saling berciuman. Tetapi itulah cara semut berkomunikasi dengan sesamanya dan memberitahukan keberadaan masing-masing dengan bertukar zat dari tubuhnya agar mereka tetap terhubung satu sama lain tanpa tersesat. Bila riset tentang komunikasi nan dilakukan oleh para hewan ini terus dilakukan, maka manusia akan mendapatkan laba dari mengambil hikmahnya.
Komunikasi lain nan terus dikembangkan ialah bagaimana menjalin komunikasi antaranggota keluarga, bagaimana menguasai komunikasi massa, bagaimana membentuk pencitraan, dan lai-lain. Riset ini tentu saja harus didukung oleh bidang keilmuan nan lain seperti Sosiologi dan Psikologi. Para peneliti niscaya sangat paham bagaimana keterkaitan bidang keilmuan lain dengan riset nan sedang dilakukannya. Sangat sulit buat tak melibatkan ilmu lain ketika objek nan diteliti ialah manusia.
Dari hasil penelitian tersebut, telah banyak ditemukan berbagai teori dan metose serta tips bagaimana menghadapi sikap komunitas eksklusif atau sikap orang-orang tertentu. Hal ini tentu saja membuat orang semakin paham bahwa ilmu komunikasi itu penting. Dalam hal komunikasi nan melibatkan media massa, teknik penulisan dan format penulisan terus saja dibenahi. Pembenahan ini dimaksudkan buat memudahkan penerimaan oleh masyarakat.
Para awak koran, majalah, dan media warta digital tetap memerlukan makan dan minum. Oleh sebab itu, mereka harus mampu menggabungkan ideologi dan idealisme dengan global bisnis nan menuntut adanya hasil dari sisi finansial. Tentu saja hal ini tetap tak boleh berbenturan dengan hukum syariat agama Islam. Kalau ternyata ada hukum positif nan bertentangan dengan hukum agama Islama, maka hukum positif protesis manusia nan harus diubah dan bukannya hukum agama.
Penelitian dalam bidang komunikasi ini juga membuat pesan tersampaikan dengan lebih lembut dan tak dengan bahasa nan keras. Dari penelitian terungkap bahwa orang lebih bahagia diingatkan dengan cara nan lembut daripada dengan cara nan kasar. Cara kasar itu akan membuat emosi meledak. Seperti nan dilakukan oleh wakil gubernur DKI Jakarta, Ahok, nan marah ketika ada mahasiswa nan dengan seenaknya menyelonong dan memberikan kritik kepada pemerintah.
Pantas saja kalau Ahok akan marah sebab ia telah disiram dengan bensin kemarahan. Coba kalau cara penyampaiannya dengan lembut dan pelan seperti gaya Jokowi, mungkin tanggapan ahok akan berbeda. Mahasiswa nan merasa sahih itu seharusnya juga belajar sopan santun sebagai bagian dari budaya berkomunikasi dengan baik. Penelitian tentang emosi ini sahih adalanya. Bahwa emosi itu menular. Satu orang nan emosi akan membuat semua orang nan ada di ruangan itu, akan emosi juga kalau tak dikendalikan.
Pengembangan Ilmu
Riset dan penelitian memang diperlukan buat pengembangan suatu bidang ilmu. Dengan melakukan berbagai riset dan penelitian, ilmu nan telah ada bisa berkembang dan menjadi perpanjangan ilmu-ilmu lainnya, khususnya ilmu komunikasi. Bahkan sebuah universitas dianggap layak mendapatkan akreditasi nan baik, dilihat dari banyak tidaknya riset nan dilakukan, baik nan berskala nasional, maupun internasional.
Jangankan suatu universitas. Suatu negara dengan para pakar nan mumpuni, sanggup membuat bangsa lain terpaksa memberikan rasa hormat nan tinggi dan tak berani macam-macam dengan negera tersebut. Lihatlah apa nan terjadi dengan Iran. Para ilmuwannya hebat dan sangat setia dengan negaranya. Orang percaya saja kalau Iran itu mempunyai nuklir. Iran mempunyai pakar nuklir nan hebat. Sedangkan Indonesia? Belum terdengar adanya pakar nuklir hebat dari negeri ini.
Kalau global penelitian ini tak dikembangkan, maka negara ini hanya akan menjadi negara uji coba bangsa lain. Dengan meneliti, seseorang akan terbiasa berpikir secara ilmiah. Berlogika dengan pandangan surat keterangan nan sahih akan membuat satu ilmu itu menjadi ilmu nan tetap murni. Jangan diremehkan setiap hasil penelitian dibidang apapun termasuk bidang komunikasi.
Tahukah Anda bahwa pada awalnya pihak PBB menyatakan bahwa homoseksual dan lesbian itu ialah penyakit mental. Kini dengan segala pendekatan komunikasi nan sangat intens dan juga menunjukkan kalau orang homo seksual dan lesbian itu baik-baik, kini PBB menyatakan bahwa homoseksual dan lesbian ini harus diterima sebagai suatu kelumrahan dan bukan penyimpangan. Dengan mendasarkan pada nilai-niali kemanusiaan, kaum nan menyimpang ini diakui secara internasional. Inilah bukti ilmu komunikasi nan telah mengalami perkembangan luar biasa.
Riset bidang komunikasi buat pengembangan ilmu tak hanya melalui penelitian nan dilakukan oleh para mahasiswa ketika akan menyelesaikan studi. Jadi riset komunikasi tak sebatas skripsi, tesis dan disertasi. Riset bidang komunikasi dapat juga berupa pembuatan jurnal ilmiah atau karya ilmiah bidang ilmu komunikasi. Bidang ilmu komunikasi berkembang saat ada jurnalistik, interaksi masyarakat, dan manajemen komunikasi. Ketiga bidang studi ini juga terdiri dari berbagai macam cabang ilmunya lagi.
Riset nan Berkesinambungan
Setiap universitas memiliki sebuah badan penelitian masing-masing. Badan penelitian ini tergabung dalam Forum Penelitian atau Lemlit. Dalam forum penelitian ini, diatur berbagai keperluan riset dan penelitian nan dilakukan oleh para dosen atau pengajar di masing-masing fakultas. Riset nan dilakukan bertujuan buat pengembangan ilmu komunikasi itu sendiri. Disamping itu, juga sebagai beberapa anggaran nan harus diemban oleh seorang dosen dalam darma buat masyarakat.
Jadi, ilmu nan sudah berkembang saat ini dikembangkan lagi buat mendapatkan kualitas bidang keilmuan nan signifikan. Ilmu tak hanya digunakan buat menambah pengetahuan kita. Ilmu juga dapat membawa pengaruh positif ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk mewujudkan itu, semua harus melalui riset dan penelitian. Riset dan penelitian dilakukan juga dalam rangka menguji hipotesis atau teori nan telah ada di kehidupan nyata. Selanjutnya, pengujian tersebut dikaitkan dengan kenyataan nan terjadi sehingga tidak sporadis melalui riset kita dapat menemukan ilmu baru atau penjabaran sebuah kenyataan dengan pendekatan lain.
Pembuatan jurnal penelitian sangat perlu ditingkatkan di kalangan pendidik dan pengajar di universitas. Jangan menjadikan pembuatan jurnal penelitian atau jurnal ilmiah sebagai pekerjaan sambilan saja, sementara kegunaan nan bisa diperoleh dalam sebuah riset komunikasi menyangkut kebaikan hayati dalam masyarakat. Jadi ilmu tak hanya dipelajari dan dipahami, tetapi juga dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan masyarakat.
Riset komunikasi juga membantu para dosen buat mengembangkan kemampuannya dalam mengolah dan ngembangkan ilmu nan telah mereka dapatkan buat meneruskannya kepada mahasiswa. Jadi mahasiswa sebaiknya tak hanya disodori teori belaka sehingga mereka dapat menilai dan mendapatkan ilmu nan bersifat praktis melalui penelitian dan riset nan telah dilakukan para dosen.