Wisata Alam di Kota Purworejo

Wisata Alam di Kota Purworejo

Dari namanya saja kita niscaya tahu dari provinsi mana kota Purworejo berasal, sebab huruf vokal 'o' memang identik dengan suku Jawa, bahasa Jawa dan pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kota ini memang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Bentuk pemerintahannya ialah kabupaten nan tentu saja dipimpin oleh seorang Bupati.



Mengenal Kota Purworejo

Kota seluas 1.034,81752 km2 ini dipadati oleh 898.631 jiwa penduduk; 446.456 di antaranya ialah warga laki-laki dan 452.175 sisanya ialah perempuan. Kota ini berbatasan langsung dengan beberapa kota di Jawa Tengah. Seperti Wonosobo dan Magelang di sebelah utara kota ini, Kulon Progo nan termasuk dalam daerah pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kebumen di bagian barat, dan sekaligus berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan kota ini. Suhu harian kota ini ialah sekitar 19°C - 28°C. secara astronomis kota ini terletak di 109°47'28” sampai 110°8'20” Bujur Timur dan 7°32' sampai 7°54' Lintang Selatan.

Pada dasarnya semua kota di Indonesia pastilah memiliki keistimewaan nan berbeda. Mulai dari budaya, makanan khas, hingga sejarah asal mula kota tersebut. Begitu pun dengan kota ini. Ia memiliki beberapa keistimewaan nan mungkin beberapa memang sama dengan daerah lain, tapi tak sedikit juga keistimewaan nan hanya dimiliki oleh kota ini. Meskipun kecil, namun kota ini dapat dikatakan memiliki keistimewaan nan 'cukup besar'.

Tidak banyak nan tahu bahwa kota sekecil Purworejo ternyata merupakan daerah asal dari tokoh-tokoh besar Indonesia. Sebut saja Jenderal Ahmad Yani nan kita kenal sebagai pahlawan revolusi, dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman. Kedua tokoh tersebut lahir dan besar di Purworejo. Bahkan sebuah patung W.R. Soepratman berdiri dengan gagah di salah satu jalan protokol di kota ini, lengkap dengan biola, peci, dan kacamata berlensa bundar sebagai identitasnya.



Wisata Sejarah di Kota Purworejo

Kota ini memiliki sejarah nan sangat panjang. Peninggalan dari sejarah asal-usul kota ini kemudian diabadikan sebagai objek wisata sejarah nan dapat dikunjungi masyarakat bebas. Inilah beberapa peninggalan sejarah nan dijadikan objek wisata di kota ini.



1. Bedug Kyai Bagelen

Salah satu keistimewaan nan hanya dimiliki oleh kota ini ialah bedug Kyai Bagelen. Bedug ini syahdan dilansir sebagai bedug terbesar di Indonesia. Wajar rasanya bila bedug ini diklaim sebagai bedug terbesar, sebab memang secara kasat mata bentuknya memang besar. Bedug Kyai Bagelen ini terbuat dari bonggol kayu atau pangkal sebuah kayu jati Pendowo nan sudah memiliki umur ratusan tahun. Bonggol kayu jati tersebut ialah residu material pembangunan Masjid Agung dan tiang buat membuat pendopo Purworejo nan berada di pusat kota.

Ukuran dari bedug Kyai Bagelen memang tak umum. Ia memiliki panjang hampir 3 meter, tepatnya 2,92 meter, garis tengah atau jari-jari bedug bagian depan 1,94 meter, dan pada bagian belakang nan memang agak lebih kecil panjang jari-jarinya mencapai 1,8 meter. Jumlah keliling bagian depan dan belakang mencapa 6,01 meter dan 5, 64 meter. Membuat bedug raksasa ini dibutuhkan sebanyak 218 buah paku. Bedug ini benar-benar terbuat dari satu pohon jati utuh tanpa menggabungkannya dengan jenis kayu lain.

Pada awal pembuatan, tahun 1834, bedug ini menggunakan kulit banteng sebagai epilog bagian depan dan belakang sisinya. Namun kemudian, tepatnya pada 1936, kulit banteng pada bagian belakang bedug tersebut diganti menggunakan kulit lembu Ongale (pejantan). Bedug ini hanya akan dibunyikan pada saat shalat Jumat, hari raya Islam, dan hari besar-besar kenegaraan seperti hari proklamasi.



2. Benteng Pendem

Benteng peninggalan tentara Jepang ini terletak di kawasan Dukuh Kaliwaru, 200 meter di atas permukaan laut. Benteng Pendem dibangun sebanyak 29 buah pada tahun 1945. Tujuan dibangunnya benteng ini ialah sebagai loka pengintaian sekaligus pertahanan Jepang terhadap musuh nan datang dari arah bahari lepas. Sayang sekali benteng ini sekarang terlihat kurang terawat. Padahal sebagai peninggalan sejarah nan berpotensi menjadi objek wisata seharusnya benteng ini dijaga dan dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah daerah Purworejo.



3. Masjid Santren

Masjid nan terletak di Dusun Bagelen ini bukan sekadar loka ibadah biasa. Masjid Santren mengandung nilai sejarah nan tinggi, sebagai peninggalan Kyai Bagelen. Syahdan masjid ini merupakan saksi bisu keterlibatan orang-orang Bagelen dalam membantu Kerajaan Mataram meraih kejayaan saat perang melawan penjajah Belanda. Kini Masjid Santren tengah dipugar dan dipercantik agar semakin banyak wisatawan nan berkunjung ke sana.



4. Museum Keris Tosan Aji

Museum nan terletak di pusat kota Purworejo ini (tepatnya di Jalan Mayjend Sutoyo Purworejo, sebelah selatan alun-alun Purworejo) menyimpan berbagai koleksi senjata perang zaman dahulu. Tidak hanya keris, senjata pusaka di museum ini juga meliputi tombak, pedang, cundrik, kujang, samurai, paron, palu, capit, pahat, ububan, dan sebagainya. Koleksi senjata di Museum Keris Tosan Aji mencapai ratusan buah.



Wisata Alam di Kota Purworejo

Selain menikmati dan mengagumi berbagai peninggalan sejarah, di kota ini juga kita dapat merasakan sejuknya dan indahnya alam. Kota ini memiliki beberapa lokasi alami nan berpotensi dijadikan loka atau objek wisata alam, inilah beberapa di antaranya:



1. Air Terjun Curug Muncar

Air terjun ini berada di Desa Kaliwungu, sekitar 45 km arah barat bahari dari pusat kota. Air terjun Curug Muncar ini berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan bahari dan masih sangat alami, tak dijamah oleh teknologi protesis manusia. Oleh sebab itu jalan menuju air terjun ini pun masih nisbi sulit. Bagi Anda nan berminat datang ke sini, disarankan buat mempersiapkan fisik agar tak terjadi hal nan tak diinginkan. Mereka nan berkunjung ke sini sebagian besar ialah kelompok pecinta alam nan tengah mendaki gunung.



2. Goa Seplawan

Goa nan dilengkapi stalaktit, stalkmit, dan berbagai bentuk bebatuan serta dinding nan latif ini terletak di Desa Donorejo, sekitar 20 km arah timur dari pusat kota. Karena terletak di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, udara di kawasan goa ini amat sejuk. Alam sekitar goa ini pun sangat latif dan alami, dikelilingi berbagai lumut, paku-pakuan, dan pepohonan pinus nan sangat asri. Banyak pengunjung nan datang mengagumi estetika alam goa Seplawan. Goa ini cukup terawat dan terjaga, terlihat dari adanya fasilitas-fasilitas nan memadai bagi wisatawan, seperti taman, area perkemahan, MCK, lampu penerang di dalam goa, dan sebagainya.



3. Pantai Jatimalang

Bagi Anda nan menyukai berwisata di pantai dengan panorama indah, pantai Jatimalang tempatnya. Pantai ini terletak di Desa Jatimalang, sekitar 18 km dari pusat kota Purworejo. Di pantai ini terdapat rawa-rawa nan memperindah suasana sekitar pantai. Di masa pemerintahan penjajah Jepang, pantai ini merupakan loka berlabuhnya para tentara Jepang. Syahdan pantai ini dipilih sebab lokasinya nan sepi dan mudah dijangkau. Kini, pantai Jatimalang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas nan memudahkan para wisatawan, seperti akses jalan nan mulus sampai ke tepi pantai hingga majemuk loka hiburan.