Untuk Siapa?

Untuk Siapa?

Berinai dianggap merupakan produk budaya menjelang suatu pernikahan terutama di daerah Sumatra. Padahal budaya ini juga dapat ditemukan di suku lain baik di Indonesia maupun di beberapa negara Asia, seperti, Malaysia, Singapura, India, dan Pakistan.

Bila beberapa tahun nan lalu terutama di Indonesia, berinai hanyalah sekadar memerahkan jari-jari tangan dan kaki, sedikit telapak tangan nan hanya dibuat lingkaran seperti matahari atau kembang matahari dan lingkaran nan mengelilingi kaki. Kini, ukiran inai sudah berkembang sedemikian rupa sehingga gambar nan ada benar-benar menyerupai body painting . Pengaruh ukiran inai gaya India dan Pakistan sangat terasa.



Lukisan Penuh

Berinai sudah merupakan seni kreativitas tinggi. Tidak mudah melukis sebuah tangan dengan sentuhan nan sangat detail. Biasanya para pengukir inai sudah menyediakan majemuk desain dan estimasi berapa lama pembuatannya.

Hal ini buat memudahkan calon pengantin mengatur waktunya kapan harus berinai. Maklum saja, calon pengantin wanita zaman sekarang sudah sangat sibuk. Tak ada waktu buat masuk ke dalam pingitan dan menjalani semua ritual nan dulu wajib dilakukan ketika akan menikah.

Dua sampai tiga jam ialah waktu normal nan dibutuhkan buat mendapatkan ukiran inai nan bagus dan rapi. Termasuk waktu pengeringan. Bila mau membentuk ukiran inai nan tak hanya menghias telapa tangan tapi juga sedikit di atas pergelangan tangan dengan ukiran kedap sekali, waktu nan dibutuhkan akan lebih lama lagi. Tidak sporadis sang calon pengantin perempuan tertidur pulas selagi tangan dan kakinya diinai.



Bentuk

Bentuk ukiran inai nan lazim dibuat ialah rangkaian bunga, bintang, bulatan-bulatan, garis-garis melengkung nan menyerupai untaian kalung batu manikam yang indah. Ada juga ukiran inai nan terinspirasi oleh gantungan lampu kristal atau rangkaian kembang yang cantik. Bentuk ini sangat dipengaruhi oleh selera dan keinginan dari pihak nan akan diinai.



Untuk Siapa?

Berinai sebenarnya bukan hanya milik calon pengantin perempuan. Tapi juga milik semua perempuan nan suka dengan bentuk ukiran inai. Sebagai informasi bahwa pengantin laki-laki tak menggunakan inai nan ribet. Paling-paling hanya jari-jari kaki dan tangannya saja nan dibuat merah. Itupun kalau sang mempelai laki-laki bersedia. Kalaupun tak bersedia, tak ada sanksi adat sedikit pun untuknya.

Dengan semakin berkembangnya kreativitas dalam berinai ini, sudah banyak sekali gadis-gadis nan tak malu-malu lagi menunjukkan lukisan inai di tangan mereka. Memang masih ada pandangan dari beberapa kalangan nan masih menganggap berinai ialah hak pengantin saja.



Harga

Saat ini sudah tersedia inai tempel seharga Rp15.000. Tapi hasilnya kurang maksimal dan tak cantik sebab ada garis nan terputus-putus. Inai tempel ini tak berbeda dengan tato anak-anak nan biasanya merupakan hadiah dari suatu produk makanan atau mainan. Kebanyakan wanita lebih suka berinai dengan diukir langsung oleh ahlinya.

Untuk ukiran inai penuh sampai di atas pergelangan tangan, harganya Rp200.000 – Rp250.000. Kalau hanya sekitar telapak tangan dan sedikit daerah sekitar kaki, harganya Rp 150.000 – Rp 175.000. Sebaiknya sebelum memutuskan ingin berinai kapital apa, lihatlah dulu buku katalog sang pengukir inai. Di katalog tersebut biasanya sudha tertera harga dan estimasi lamanya pembuatan. Jangan sampai tak tahu harga nan harus dibayar.