3. Vampir Cina

3. Vampir Cina

Apakah semua penampakan legenda vampir memang rupawan? Jika Anda ialah penggemar film atau serial vampir modern maka nan Anda lihat ialah tokoh-tokoh vampir nan berwajah rupawan.

Sebut saja sekuel film Twilight nan diadaptasi dari novel karya Stephenie Meyer nan hampir seluruh pemeran vampire dalam film itu ialah aktor dan aktris berwajah molek.

Hal itu menjadi salah satu magnet hebat nan menarik jutaan penonton buat menyaksikan sekuel film tersebut. Tak kalah menarik actor tampan Johnny Depp baru-baru ini memerankan vampir berusia 2 abad dalam film terbarunya nan berjudul Dark Shadows. Bila disebutkan satu persatu, masih banyak film dan serial vampir nan tokohnya ialah vampir berwajah tampan.

Bila ditelusuri sejarahnya, keberadaan vampire bermula dari kepercayaan masyarakat Eropa Slavia mengenai arwah-arwah setelah wafat . Layaknya kepercayaan sebagian besar masyarakat di global mengenai global hantu, arwah-arwah nan telah meninggalkan jasadnya akan menjadi roh baik ataupun roh dursila sinkron dengan sebab-sebab kematian atau kehidupannya sebelum mati.

Misalnya, kematian sebab pembunuhan sadis, anak nan meninggal sebelum dibaptis, atau orang berperilaku dursila semasa hidupnya seperti pembunuh atau tukang sihir akan menjadi arwah dursila nan dapat menyakiti manusia.

Dalam hal ini masyarakat Slavia mempercayai bahwa arwah dursila dapat menguasai mayat nan telah terpisah dengan roh aslinya sehingga menjadi mayat hayati (zombie).

Mayat nan dikuasai ialah mayat baru nan belum sepenuhnya membusuk. Untuk mempertahankan keberadaannya mayat hayati ini memerlukan darah segar dari hewan ataupun manusia.

Terlepas dari kepercayaan apakah eksistensi vampir sahih adanya atau hanya sekedar mitos, legenda tentang vampir terus berkembang dari zaman ke zaman di berbagai belahan global dengan rupa dan versi nan berbeda.

Perkembangannya menjadi lebih menarik buat disimak sebab legenda vampir itu kini telah berbaur antara cerita masyarakat tradisional, anggapan para peneliti dan fiksi.

Salah satu nan menarik buat disimak itu ialah berbagai rupa penampakan vampir dalam berbagai kepercayaan masyarakat global termasuk dalam cerita fiksi.



1. Vampir Yunani dan Romawi

Masyarakat pada zaman Yunani dan Romawi antik mengenal makhluk bernama Empusa yaitu setan penghisap darah lelaki nan merupakan anak dari salah satu dewi nan mereka sembah bernama Hekate.

Ada pula Larnia monster mengerikan nan menyukai darah anak kecil serta monster bertubuh seperti gagak pemangsa darah pria muda dan anak-anak.



2. Afrika Barat

Asanbosam ialah homogen makhluk nan memilki gigi besi dan bersarang di pepohonan di daerah Afrika Barat. Cerita mengenai makhluk ini muncul di kalangan suku Ashanti.

Suku-suku lain seperti suku Ewe juga memiliki cerita mengenai makhluk bernama Adze nan bisa merubah diri menjadi kunang-kunang. Keduanya bahagia menghisap darah anak-anak. Ketua suku dan para dukun biasanya mengadakan ritual-ritual eksklusif buat mengusir makhluk dursila ini.



3. Vampir Cina

Masyarakat Cina menyebutnya Jiang Shi. Jiang Shi ialah zombie nan dapat dikuasai dengan mantera-mantera. Dalam film-film Cina, vampir ini digambarkan dengan sesosok mayat berpakaian khas Cina nan berjalan dengan melompat dan tangan terentang ke depan.

Biasanya vampir-vampir ini berlindung di loka gelap seperti peti wafat atau gua di malam hari dan mencari mangsa di siang hari. Mereka membunuh makhluk hayati buat menyerap esensi kehidupan atau nan diistilahkan dengan Qi. Serupa dengan di Cina, di Jepang dan di Korea vampir ini disebut dengan Kyonshi dan Gangshi.



4. Vampir kelelawar di Peru

Karena sifatnya nan aktif hanya di malam hari (nocturnal), orang-orang Peru pada zaman dulu mengaitkan kelelawar dengan cerita vampir dan menghubungkannya erat dengan tanda nasib dan hal-hal mistik .

Pada perkembangannya kelelawar dikaitkan dengan cerita vampir sebab kesamaannya dalam hal eksklusif yaitu menyerang manusia dan hewan serta gigitannya menimbulkan dua bekas gigitan di kulit sehingga cerita manusia kelelawar nan menghisap darah manusia semakin merebak. Bentuk rupanya ialah manusia nan memilikii sayap seperti kelelawar dan bergigi taring panjang.



5. Ghoul dari Arab Kuno

Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab terkenal dengan sebutan jahiliyah sebab keburukan moral orang-orang Arab pada masa itu termasuk kepercayaan mereka terhadap dewa dan arwah-arwah nan menghuni berhala-berhala nan mereka sembah.

Pada masa itu juga berkembang kepercayaan terhadap adanya makhluk dursila nan mengganggu kehidupan mereka. Salah satunya ialah adanya ghoul nan sering memangsa para pengembara nan melintas di padang pasir. Ghoul ini juga ialah perusak kuburan dan memakan mayat.

Sebagian orang mempercayai bahwa ghoul ini ialah sebangsa jin dursila nan dalam ajaran Islam keberadaan jin memang tertulis dalam Al-quran. Namun berdasarkan cerita masyarakat pada masa itu ghoul juga dianggap sebagai makhluk homogen vampir.



6. Troll dari Skandinavia

Masih diragukan tentang keberadaan troll ini apakah dikategorikan ke dalam jenis vampir atau tidak. Namun berdasarkan ciri-ciri nan digambarkan dalam cerita masyarakat troll hayati di gua di daerah pegunungan Skandinavia dan berkeliaran di malam hari buat memangsa wanita dan anak-anak.

Penampakannya bisa berubah-ubah buat mengelabui mangsanya kadang berupa manusia raksasa jelek rupa nan berbulu nan sangat mengerikan ataupun kadang menjelma menjadi manusia nan tampan atau cantik. Bila terkena sinar matahari makhluk ini bsa berubah menjadi batu.



7. Drakula

Drakula ialah nama tokoh vampir dalam cerita fiksi klasik nan dikarang oleh Bram Stoker pada tahun 1897 dalam novel nan berjudul Novel Dracula. Dalam novelnya ini Stoker menggambarkan Dracula sebagai sosok vampir nan menghisap darah manusia buat sebuah keabadian. Sosoknya juga digambarkan sebagai pria tampan nan berpenampilan rapi nan mangsanya ialah sebagian besar wanita.

Pada saat memangsa dan menghisap darah Drakula akan memperlihatkan taring panjang dan mata merah. Dalam drama-drama tahun 1920-an Drakula digambarkan memakai jubah nan berleher tinggi. Alasannya pada saat itu ialah buat memudahkan adegan menghilang pada saat di pentas. Dalam fiksi dan film populer hal itu menjadi bukti diri citra seorang drakula.

Meskipun Dracula ialah hasil sebuah karya fiksi namun Stoker mengambil surat keterangan sejarah buat karyanya ini. Tentang kaitan sejarah dengan novel ini dan seberapa banyak Stoker mengetahui intisari sejarahnya ialah hal nan masih menjadi perdebatan diantara kalangan para sastrawan.

Seiring dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban manusia, banyak peneliti nan melakukan penelitian buat membantah keberadaan vampir ini.

Diantaranya disebutkan asumsi bahwa vampir ialah orang wafat nan tak membusuk sebab ketidaksempurnaan penguburan atau berkaitan dengan kejahatannya semasa hidup. Hal itu dibantah dengan fakta bahwa pada saat itu manusia belum memahami proses pembusukan pada mayat.

Anggapan lain mengenai mengapa vampir berwajah pucat, mengeluarkan darah serta bertaring dan berkuku panjang ialah sebab pembengkakan dampak gas hasil dari pembusukan nan terkumpul di dalam tubuh mayat. Tingginya tekanan sebagai bagian dari proses pembusukan mengakibatkan hidung atau mulut mengeluarkan darah.

Mayat juga menjadi terlihat gemuk sehingga menimbulkan kesan pucat. Selain itu, sebab mayat mengalami pengkerutan dan kehilangan cairan maka gigi di mulut bagian dalam menjadi seperti keluar dari mulut serta kuku dan rambut terkesan semakin memanjang sehingga tampak sangat mengerikan.