Bursa Imbas Indonesia sebagai Indikator Mendasar Ekonomi
Tahukah Anda Bursa Imbas Indonesia ? Sebelum membahas Bursa Imbas Indonesia, berikut pembahasan singkat seputar G 20. Indonesia masuk dalam jajaran negara elit dunia. Buktinya ialah Indonesia merupakan anggota G 20. Itu artinya ialah Indonesia merupakan salah satu negara dengan penghasilan lebih dari satu triliun dollar per tahun. Indonesia bahkan merupakan negara peringkat ke-16 dari negera-negara nan tergabung dengan G 20 tersebut.
Ekonomi Indonesia dipandang sangat meningkat dan Indonesia menjadi negara loka investasi nan sangat menggiurkan. Ditambah informasi nan mengatakan bahwa kinerja Bursa Imbas Indonesia menduduki peringkat ketiga pada 2011.
Berita tentang Bursa Imbas Indonesia tersebut sangat menggembirakan di tengah warta demonstrasi cukup besar nan menyerang keberadaan Wall Street sebagai simbol ekonomi kapitalis nan hanya menguntungkan orang-orang bermodal besar.
Tapi, apakah naiknya IHSG Bursa Imbas Indonesia nan sempat hingga mencapai titik psikologis 4000 beberapa kali pada 2011 dan juga pada tanggal 19 Januari 2012 (4011,477) termasuk juga berdampak secara signifikan terhadap perekonomian rakyat? Sentuhannya masih harus dibuktikan dengan penurunan angka kemiskinan dan penurunan daerah-daerah kumuh nan ada di berbagai daerah.
Naiknya IHSG Bursa Imbas Indonesia tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal nan baru dirasakan oleh sangat sedikit orang nan bergerak di bidang finasial. Bagaimana dengan rakyat miskin nan ada di pelosok negeri? Perubahan nan sangat signifikan terhadap perubahan angka IHSG Bursa Imbas Indonesia tak berdampak apa-apa. Kalaupun suatu saat berdampak, mungkin mereka harus menunggu berbulan-bulan hingga aturan buat pembangunan di daerahnya cair dan pembangunan mulai dilaksanakan.
Namun demikian, peningkatan angka IHSG Bursa Imbas Indonesia itu masih tetap harus disyukuri. Hal ini paling tak Indonesia dianggap sebagai negara nan mampu menjaga stabilitas ekonomi dan politik dengan baik. Walaupun belum masuk ke jajaran 5 negara baru dengan pertumbuhan luar biasa seperti Brazil, Rusia, India, Cina, dan South Africa (Afrika Selatan) nan lebih dikenal dengan nama BRICS, Indonesia cukup berlapang dada diramalkan dan diprediksi sebagai negara-negara lapisan kedua dengan pertumbuhan ekonomi nan cukup baik bersama-sama dengan Meksiko dan Korea Selatan.
Kenaikan Kinerja Bursa Imbas Indonesia Bukan Kamuflase?
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, IHSG Bursa Imbas Indonesia juga termasuk baik dan stabil. Bahkan Indonesia dianggap sebagai macan ekonomi Asia nan akan sejajar dengan Jepang. Tapi apa nan terjadi, Bursa Imbas Indonesia terpuruk dan mendasar ekonomi Indonesia nan dikatakan cukup baik itu pun hanya tinggal cerita.
Indonesia menjadi pasien IMF dan pergolakan politik membuat banyak rakyat menderita serta menjadi korban. Nasionalisme Indonesia terpuruk. Perpecahan terutama dengan masyarakat keturunan Cina membuat bangsa ini mendapatkan pencitraan nan sangat buruk di dalam dan di luar negeri.
Jangan sampai angka IHSG Bursa Imbas Indonesia nan terlihat bagus dan memesona itu hanya sebagai 'bonus' dan angin dari kipas-kipas surga nan imajinatif saja. Semua memang berharap bahwa spekulasi nan dilakukan banyak orang di lantai Bursa Imbas Indonesia bukan hanya buat dinikmati sendiri, tetapi ada maksud murni sebagai bentuk berbisnis nan sahih demi kemajuan ekonomi Indonesia.
Memang ada ketakutan bahwa uang dan kapital nan masuk ke Bursa Imbas Indonesia itu hanyalah uang kapital jangka pendek sebagai bentuk dari imbas Januari dan ambil untung semata. Kalau hal ini terjadi, maka benarlah kalau Islam mengharamkan jual beli nan dilakukan di pasar saham non syariah. Hal ini sebab spekulasi itu tak ada bedanya dengan judi dan hanya akan membawa bala kepada manusia. Kerakusan dan ketamakan memang akan sangat jelas terlihat ketika otak sudah terselimuti oleh kemenangan dan tumpukan uang nan banyak.
Kenaikan angka IHSG Bursa Imbas Indonesia disebabkan oleh pemugaran ekonomi Amerika dan warta nan menyatakan kalau ada angin segar terhadap pemugaran ekonomi dan pembayaran hutang negara-negara Eropa walaupun baru negara Jerman. Sedangkan negara-negara Eropa lainnya masih berjuang memperbaiki ekonomi mereka.
Tingkat indeks Bursa Imbas Indonesia nan berbasis syariah juga ikut meningkat. Harga saham syariah juga terlihat semakin menyenangkan. Tapi masih sedikitnya perusahaan nan mengikuti sistem Bursa Imbas Indonesia dengan berbasis syariah ini, tentu saja membuat angka indeks-nya belum setinggi angka indeks Bursa Imbas Indonesia konvensional.
Bursa Imbas Indonesia sebagai Indikator Mendasar Ekonomi
Sebagai negara nan banyak utangnya, Indonesia harus menanggung risiko dan konsekuensi nan sudah disyaratkan oleh negara-negara nan memberi hutang tersebut. Contohnya ialah keberadaan motor-motor Jepang. Pemerintahan Belanda telah membangun beberapa jalur trem sebagai angkutan massal di Jakarta. Tapi sebagai timbal balik dari pinjaman nan diberikan oleh Jepang, Indonesia harus rela 'dijajah' motor Jepang dan keberadaan trem-pun dimusnahkan.
Begitupun dengan Bursa Imbas Indonesia, bukan tak mungkin bahwa naiknya angka IHSG itu merupakan pola atur-mengatur nan dilakukan oleh pemilik uang nan mungkin saja tak berada di Indonesia.
Dengan angka IHSG Bursa Imbas Indonesia nan tinggi itu, arus kapital pun masuk dan ketika arus kapital masuk perekonomian jalan. Mungkin saja hal ini sengaja buat diciptakan sebagai kapital mempertahankan kekuasaan. Tapi kalau skema ini sahih adanya, betapa naifnya semua kamuflase tersebut. Sebaliknya kalau semua kenaikan kinerja Bursa Imbas Indonesia itu memang merupakan akibat kenaikan ekonomi Indonesia, maka hal tersebut patut dihargai.
Bagi para makelar dan pemain saham di Bursa Imbas Indonesia konvensional, naiknya IHSG nan cukup menyenangkan tersebut, belum tentu mendatangkan laba nan cukup besar. Hal ini sebab laba tersebut berdasarkan hasil jual beli saham nan tepat. Kalau seorang makelar sangat pandai menganalisa konvoi saham-saham unggulan dan mulai bertransaksi pada waktu nan tepat, laba nan didapat pastilah cukup menggiurkan sebab pembagian 'fee' nan didapat berdasarkan persentase nan telah disepakati sebelumnya.
Hasil cukup besar nan diraih oleh para makelar saham di Bursa Imbas Indonesia itu sinkron dengan risiko nan dihadapinya. Bukannya tak sedikit makelar nan putus harapan dan terjerat utang sebab aktivitasnya di lantar Bursa Imbas Indonesia.
Kekuatan mental, jiwa, dan emosi ialah hal nan harus dimiliki oleh seorang pemain saham. Ketahanan menanggung risiko serta kekuatan analisa terhadap konvoi ekonomi dan isu-isu politik nan sedang berkembang merupakan hal-hal nan juga harus dimiliki oleh seorang makelar saham.
Sebagai salah satu indikator perekonomian, Bursa Imbas Indonesia memang harus dikendalikan. Tanpa adanya kendali, maka Bursa Imbas Indonesia akan menjadi huma permainan orang-orang nan tak bertanggung jawab dan orang-orang serakah nan tak mau rugi. Orang-orang nan tak mempunyai hati nurani. Orang-orang nan hanya berpendapat bahwa asalkan mereka menang, apa pun caranya bukan masalah.
Bapepam dan LK sebagai badan nan dipercaya oleh pemerintah sebagai badan pengawas transaksi nan berlangsung di lantai Bursa Imbas Indonesia, harus memasang telinga dan mata secara awas agar semua transaksi nan berlangsung masih masuk ke dalam jalur nan kondusif dan tak merugikan perekonomian Indonesia. Tentu saja orang-orang cerdas nan di'tanam' di forum pengawas tersebut ialah orang-orang nan tak hanya cerdas otak, tetapi nan lebih krusial ialah orang-orang nan cerdas hati. Hal ini krusial mengingat siapa pun dapat terbutakan oleh uang.