Beberapa Model Metodologi Pembelajaran
Keberhasilan sebuah pendidikan nan diajarkan kepada anak didik, semua tergantung kepada metodologi pembelajaran yang diterapkan kepada anak. Memilih dengan bijaksana metode apa nan lebih tepat buat anak, ialah cara bijaksana Anda sebagai orangtua.
Urgenitas Metodologi Pembelajaran
Di dalam setiap keberhasilan pencapaian, niscaya memerlukan metodologi sebagai acuan buat mencapai keberhasilan tersebut. Baik dalam bidang apapun juga. Penelitian, pekerjaan, operasional proyek maupun juga pendidikan.
Artikel kali ini lebih menitikberatkan kepada global pendidikan. Karena biar bagaimanapun juga pendidikan ialah awal dari semua bidang tersebut dilakoni. Dengan pendidikan nan baik, operasional proyek akan mampu dijalankan oleh seorang Insinyur nan handal. Penelitian nan berhasil juga berawal dari pendidikan nan mumpuni bagi seorang calon peneliti. Begitu juga profesi lainnya di bidang masing-masing.
Memandang betapa perlunya pendidikan, maka bahasan kali ini ialah tentang metodologi pembelajaran. Istilah ini begitu berkembang pesat dalam decade belakangan ini. Karena dianggap suatu keberhasilan pendidikan nasional, akan mendukung pembangunan Negara dalam segala bidang. Dan pendidikan nasional nan sukses niscaya ditunjuang dengan metodologi pembelajaran nan baik.
Inilah arti krusial dari metodologi dalam pembelajaran.
Tujuan Metodologi Pembelajaran
Dalam setiap teknis aplikasi niscaya memiliki tujuan atau sasaran nan akan dicapai. Begitu juga dalam hal pendidikan dan pembelajaran. Sudah niscaya goal nan ingin diraih ialah bahwa anak didik menjadi mengerti dan memahami pelajaran, mampu memperoleh nilai nan baik di sekolah, serta mampu meraih prestasi akademik tentunya.
Nah, beberapa goal tersebut, dapat dikategorikan ke dalam tujuan dari metodologi pembelajaran. Meski pendekatan nan dilakukan dapat bermacam-macam, namun tujuan biasanya memiliki satu asa saja, yakni meraih sukses.
Beberapa Model Metodologi Pembelajaran
Di awal telah disinggung mengenai tujuan atau sasaran dari sebuah metodologi sebuah pembelajaran, yakni meraih berhasil dalam urusan akademik. Sukses nan dimaksud sudah niscaya mencakup beberapa hal, seperti:
- Siswa mengerti pelajaran di sekolah.
- Siswa mampu memahami dan menganalisa setiap rumus soal.
- Siswa memperoleh nilai nan bagus di semua mata pelajaran, ataupun pendidikan.
- Siswa meraih prestasi akademik.
Maka buat mencapai beberapa hal tersebut di atas, ada beberapa model metodologi pembelajaran nan diperkenalkan kepada pendidik maupun guru sekolah. Di antara nan biasa diterapkan adalah:
- Metodologi konvensional.
Metodologi pedagogi konvensional, nan dilahirkan pada awal era ekonomi industri, cenderung menyerupai bentuk dan gaya industri itu sendiri: mekanisasi, standarisasi, kontrol luar, satu ukuran buat semua, pengkondisian behavioristis ( hadiah dan hukuman), fragmentasi, dan tekanan pada format “aku bicara, kau mendengar”. Maaf, metodologi pedagogi seperti ini terkesan terus-menerus dan membosankan.
- Metodologi active learning .
Metodologi pedagogi nan lebih menekankan kepada kemampuan mendengar sang anak. Anak dilatih dengan berbagai hal nan mengandalkan pada kemampuan mendengar tersebut. Karena anak memang sifatnya mudah dan cepat menghapal. Seperti kegiatan berupa: stories telling, hearing and writing, serta looking and mention , dan sebagainya.
- Metodologi learning by doing .
Sementara metodologi learning by doing ini lebih bisa diterapkan pada anak-anak nan masih di bawah tiga tahun. Di mana konsentrasi mereka belum bisa terfokus. Mereka belum dapat menyimak suatu cerita. Maka pembelajaran nan baik ialah dengan cara berkegiatan, dalam bentuk kegiatan apapun. Seperti, learning by playing, learning by singing, off-road learning , dan sebagainya.
- Metodologi creative learning.
Sedangkan creative learning disebut-sebut sebagai metodologi nan cukup sinkron dengan kondisi anak di semua usia pra-sekolah. Baik anak-anak Play Group/ PAUD maupun anak-anak TK. Karena metodologi ini memadukan prinsip antara active learning dan learning by doing .
- Metodologi home schooling .
Selanjutnya adalah home schooling . Belakangan metodologi ini amat disukai banyak orangtua nan merasa memiliki waktu banyak di rumah, dan memiliki keterbatasan buat berteman dengan lingkungan di sekitarnya. Misalnya saja, anak-anak para pegawai dinas ataupun anak-anak dari orangtua nan bekerja di kedutaan. Untuk tenaga pendidik, mereka dapat mendatangkan guru langsung ke rumah, maupun mengajarkan sendiri oleh sang Ibu nan memiliki waktu luang banyak di rumah.
Sementara kurikulum tetap mengacu pada kurikulum sekolah generik biasa. Hanya lokasi pembelajarannya saja nan berada di rumah, lebih santai, namun tetap dengan aturan-aturan standar sebuah sekolah. Seperti, pengerjaan latihan-latihan soal, sistem pr (pekerjaan rumah), serta LKS, dan klarifikasi suatu pelajaran.
Ternyata begitu banyak bermunculan metodologi pembelajaran dewasa ini. Sebut saja active learning, learning by doing, dan creative learning . Para orangtua tentunya menyambut dengan gembira bermunculannya metode pembelajaran ini. Mereka berduyun-duyun memasukkan anaknya ke sekolah nan menerapkan metode belajar nan disebutkan di atas, dengan asa anaknya akan mendapatkan pendidikan nan lebih baik dibanding mereka dahulu.
Tujuan pembelajaran bukan mengajari orang memberi tanggapan instingtif terhadap pekerjaan terus-menerus nan nisbi tak membutuhkan pikiran, melainkan menyulut sepenuhnya kekuatan mental dan psikologis manusia buat berpikir, memecahkan masalah, melakukan pembaruan, dan belajar.
Belajar ditandai dengan keterlibatan penuh pembelajaran, kerjasama murni, variasi dan keragaman dalam metode belajar motivasi internal, bukan semata-mata eksternal. Ada kegembiraan dan kesenangan dalam belajar, dan integrasi belajar nan lebih menyeluruh ke dalam segenap kehidupan si pembelajar. Bukan hanya sekadar mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman realitas bagi si pembelajar.
Seiring berkembangnya pola pikir manusia, berkembang pula nan namanya metodologi pengajaran. Menyadari betapa pentingnya suatu pendidikan, maka para pendidik terutama pengajar nan bergelut langsung dalam global pendidikan, berlomba menciptakan suatu metodologi pedagogi nan pas buat anak-anak kita.
Creative Learning
Mendengar kata kreatif cenderung berkaitan dengan kata seni. Pada kenyataannya, kreatif sekarang ini diperlukan dalam berbagai hal dalam kehidupan. Salah satunya belajar. Metode pembelajaran kreatif akan membuat proses belajar-mengajar menjadi semakin mengasyikan. Selain menjadikan anak aktif mencari sesuatu nan dipelajarinya, anak juga menjadi kreatif dalam memecahkan setiap pembelajaran nan mereka dapatkan.
Mengapa perlu kreatif? Mari kita ubah kerangka berpikir berpikir kita. Saatnya kita menjadi dan menciptakan generasi nan pandai berinovasi, agar tak terjebak dengan padatnya sasaran kurikulum sehingga nan terjadi ialah menghapal. Akibatnya, belajar menjadi tak paham.
Dengan pedagogi kreatif, kita untuk anak belajar menjadi paham, menumbuhkan motivasi belajar anak secara alamiah dan fun , serta membina kemampuan dasar dan respons berpikir positif anak. Dalam hal ini proses kreatif bukan hanya milik anak saja tetapi juga pengajar. Maka kita di sini sama-sama melakukan proses kreatif.
Sebagaimana inti dari proses belajar itu sendiri, yaitu bukan bagaimana kita mengajarkan pada siswa tentang sebuah pelajaran, tetapi bagaimana melalui kegiatan belajar kreatif secara alamiah dan lebih bermakna, kita memberi dukungan kepada siswa dalam proses belajarnya, sehingga tumbuh motivasi belajar dan kepekaaan dengan sendirinya pada siswa.
Dengan metode pedagogi kreatif, kita akan banyak belajar menciptakan sesuatu, apakah itu diciptakan sebagai alat buat mengajar atau merupakan materi dari belajar. Dengan begitu anak/siswa pun akan banyak mendapatkan pengalaman. Sebab, bila materi disampaikan melalui pengalaman imajiner dan nyata, bagi anak hal itu akan menjadi proses belajar dan proses ciptaan nan menyenangkan.
Pengalaman tersebut bukan hanya menambah ilmu pengetahuan mereka tetapi juga penghayatan terhadap “dunia hidup” mereka sendiri.