Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli
Manusa, kebudayaan, peradaban, merupakan satu kesatuan dan saling terkait satu sama lainnya. Manusia sebagai pelaku dari suatu peradaban tertentu, dengan segala daya, cipta dan upaya membentuk satu kebudayaan. Kebudayaan nan terwujud dari suatu masa eksklusif kemudian membentuk peradaban. Inilah disparitas antara kebudayaan dan peradaban. Namun diantara kebudayaan dan peradaban itu sendiri, dikelola dan dikendalikan oleh manusia sebagai pelaku, sebagai subjek dan memegang kendali pada setiap daya cipta nan membentuk kebudayaan tersebut.
Masalah disparitas dan peradaban menarik buat dibahas sebab tak jarang, orang seringkali menyamakan antara kebudayaan dan peradaban ini. Memang sahih bahwa antara manusia dan kebudayaan tak dapat dilepaskan sebab kebudayaan dapat menceritakan sejarah manusia, kebudayaan dapat menceritakan peradaban manusia dari zaman megalitikum sampai zaman postmodern seperti sekarang ini. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai disparitas kebudayaan dan peradaban . Tapi bahwa secara definisi antara kebudayaan dan peradaban itu tidaklah sama, sekalipun objeknya sama.
Perbedaan Kebudayaan Dan Peradaban
Untuk menjelaskan disparitas antara kebudayaan dan peradaban, mau tak mau harus dibahas masing-masing pengertian ini. Coba kita telisik dari asal katanya sendiri. Asal kata kebudayaan atau budaya diadaptasi dari bahasa sansakerta, yaitu buddhayah . Budaya sendiri ialah bentuk jamak dari kata tunggal Buddhi yang berarti akal. Jadi kebudayaan ialah istilah nan berkaitan dengan akal dan budi manusia nan menyangkut konduite dan hasil cipta karya manusia itu sendiri. Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia pada jamannya baik nan berbentuk hasil karya konkret nan dapat dilihat maupun tatanan dan konsep nan secara kasat mata tak dapat dilihat. Keduanya ini termasuk ke dalam kebudayaan. Dari pengertian ini ada dua hal krusial pada setiap kebudayaan yaitu antara manusia sebagai pencipta dan pelaku, serta hasil ciptaannya nan kemudian dikenal sebagai kebudayaan baik nan kasat mata maupun tak kasat mata. Pengertian kebudayaan seperti inilah nan akan membedakan dengan peradaban. Pada titik inilah sebenarnya perbedaaan antara kebudayaan dan peradaban.
Sementara dalam bahasa inggris kebudayaan disebut dengan culture yang mereka adaptasi dari bahasa latin yaitu colere. Dalam bahasa latin sendiri arti dari colere ialah mengolah atau mengerjakan. Jadi, arti dari culture adalah sesuatu nan diolah dan dikerjakan manusia. Nah, culture sendiri diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi kultur nan artinya Norma atau tradisi. Baik kebudayaan nan berasal dari kata buddhi maupun culture, sama-sama di dalamnya merujuk kepada hasil olah cipta manusia. Hasil kreasi manusia itu kemudian dipergunakan oleh masyarakat atau kelompok eksklusif dalam masa tertentu. Jadi sebenarnya, ketika berbicara tentang kebudayaan selain merujuk kepada manusia dan hasil ciptaannya, juga sebenarnya harus merujuk pada kurun waktu tertentu. Kenapa demikian ? Karena waktu sangat menentukan kreasi dan hasil olah pikir masyarakat tertentu. Waktu dan manusia pelakunya sendiri akan membedakan sebuah peradaban.
Budaya atau kebudayaan manusia ialah cara hayati nan berkembang dan dilakukan oleh sebuah kelompok masyarakat nan diwariskan secara turun-menurun. Sebuah kebudayaan biasanya terbentuk melalui interaksi antar individu dalam kelompok tersebut nan saling membutuhkan.
Ada juga nan memberi klarifikasi bahwa kebudayaan ialah suatu pemetaan cara hayati nan holistik. Jadi budaya itu bersifat menyeluruh, abstrak, arbitrer (mana suka), dan sangat luas. Ilmu budaya bukan ilmu niscaya tetapi ilmu intuisi, sebab semua nan bersifat budaya bukan masalah salah dan sahih tetapi masalah baik dan buruk. Budaya itu ialah ilmu kompleks nan di dalamnya banyak aspek nan turut menentukan konduite komunikatif. Unsur-unsurnya meliputi banyak kegiatan individu manusia dan kegiatan sosial manusia. Dan perwujudan dari kebudayaan nan dilakukan oleh sekelompok masyarakat eksklusif pada masa eksklusif itulah membentuk sebuah peradaban.
Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli
- Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu nan turun menurun dari satu generasi ke generasi nan lain nan kemudian disebut dengan superorganik. Herkovits menekanan pada terjadinya peralihan atau pewarisan kepada generasi selanjutnya sehingga membentuk sebuah kebudayaan. Tentu saja bila hasil cipta dan olah pikir manusia baik nan konkret maupun nan abstrak itu tak diwariskan kepada generasi berikutnya atau dengan kata lain hanya terjadi pada satu generasi saja, tak akan membentuk sebuah kebudayaan. Dengan demikian tak pula akan membentuk sebuah peradaban.
- Andreas Eppink mendefisikan kebudyaan sebagai kandungan dari definisi nilai sosial, norma, ilmu pengetahuan, serta unsur-unsur holistik struktur sosial, agama, dan segala pernyataan intelektual dan artisktik nan menjadi karakteristik khas suatu masyarakat. Andreas Eppink memandang sebuah kebudayaan memang sangat keseluruhan tapi mengabaikan apakah semua hasil karya cipta itu diwariskan kepada generasi selanjutnya atau tidak.
- Edwar Burnett memberikan pendapat bahwa kebudayaan ialah holistik kompleksitas masyarakat nan mengandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemapuan-kemampuan lain nan didapat setiap individu dalam kelompok masyarakat. Pendapat Burnett ini sebenarnya senada dengan pendapat Eppink.
- Sementara itu menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan ialah wahana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Menurut pendapat Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi ini juga tak mengikatkan kebudayaan pada proses pewarisan kepada generasi selanjutnya. Padahal sebenarnya terjadinya pewarisan kepada generasi selanjutnya ini merupakan unsur krusial sebab di dalamnya terjadi proses perubahan dan pemindahan. Di dalamnya juga terjadi proses pemugaran atau penataan kembali kebudayaan itu menjadi sesuatu nan lebih baik bahkan tak menutup kemungkinan menjadi sesuatu nan benar-benar baru.
Namun demikian dari beberapa definisi di atas bisa kita simpulakan bahwa sebuah kebudayaan ialah segala sesuatu nan memberi pengaruh pada konduite manusia dalam berkomunikasi dengan manusia lain sehingga taraf pengetahuan manusia nan barkaitan dengan sistem ide atau gagasannya sangat ditentukan oleh kelompok masyarakat nan menaunginya.
Nah, perwujudan dari sebuah kebudayaan ialah konduite manusia, bahasa mereka, benda-benda nan mereka rekayasa, agama, seni, dan lain-lain nan kemudian akan membentuk sebuah peradaaban manusia. Jadi, peradaban manusia ialah proses perwujudan dari kebudayaan manusia. Dengan demikian suatu peradaban mempunyai kaitan erat dengan sistem masyarakat.
Peradaban ialah hasil dari kebudayaan sendiri. Salah satu contoh dari peradaban ialah praktik dalam pertanian, nan dari zaman ke zaman semakin berubah. Jika zaman dulu manusia itu menghasilkan tamanam dari menunggu proses alam maka sekarang manusia bisa menghasilkan tanaman tanpa perlu menunggu proses alam. Sebagai contoh ialah Jepang nan mampu menanam padi di dalam sebuah perkantoran. Itulah nan dinamakan hasil dari peradaban modern. Jadi, peradaban ialah sebuah sistem nan dihasilkan dari kebudayaan nan semakin maju dan modern. Karena itulah maka kebudayaan itu sendiri sangat krusial dikaitkan dengan proses pewarisan kepada generasi selanjutnya sebab di sanalah akan membentuk sebuah peradaban, dapat mewujudkan peradaban baru atau pemugaran dari peradabaan sebelumnya.
Jadi, disparitas antara kebudayaan dan peradaban terletak pada prosesnya. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta (proses manusia mencipta) sesuatu nan baik nan konkret maupun nan abstrak, sementara peradaban ialah bagaimana proses mewujudkan kebudayaan dalam masyarakat tersebut.