Lindsay Lohan - Seniman dengan Sederet Kontroversi
Salah satu aktris Hollywood nan selalu mencuri perhatian media dan khalayak ialah Lindsay Lohan . Di samping karirnya nan cemerlang, popularitas Lindsay kerap diwarnai berbagai peristiwa, rumor, bahkan skandal nan membuat penggemarnya tercengang.
Lindsay Dee Lohan lahir di Kota New York pada 2 Juli 1986. Orang tuanya bernama Dina Lohan dan Michael Lohan. Lindsay mulai terjun ke global hiburan pada usia 3 tahun dengan menjadi model di Eileen Ford Agency dan tampil dalam lebih dari 60 iklan televisi, termasuk The Gap, Pizza Hut, Wendy’s, dan lain-lain.
Karir akting Lindsay diawali dengan perannya sebagai Ali Fowler dalam film Another World (1996). Tak lama setelah itu, ia dipilih oleh Nancy Meyers buat memerankan anak kembar dalam film The Parent Trap (1998).
Wajah imut Lindsay nan berbintik-bintik dan aktingnya nan natural membuat penikmat film langsung jatuh hati. Pujian dari para kritikus pun datang menghampiri bersama penghargaan sebagai Best Leading Young Actress in a Feature Film dalam Young Artist Awards dan beberapa nominasi Blockbuster Entertainment serta YoungStar Awards.
Setelah mendapat kontrak tiga buah film dengan Disney, gadis nan sering dijuluki Lilo ini kembali ke layar televisi buat membintangi sinema Life-Size (2000) dan Get a Clue (2002). Ia pun bermain sebagai tokoh Rose dalam episode pertama serial lawak “Bette” nan dibintangi aktris kawakan Bette Midler.
Karier menjanjikan
Di tengah perkembangan popularitasnya sebagai bintang muda, pada Juni 2001, Lilo sempat beristirahat sejenak dari global akting buat merencanakan karir musik bersama Estefan Enterprises dan menandatangani kontrak album dengan perusahaan Casablanca Records.
Bagaimanapun, Lindsay tak pernah melupakan akting. Buktinya, ia kemudian mendapat peran dalam film lawak fantasi berjudul Freaky Friday (2003) bersama aktris Jamie Lee Curtis. Film tersebut meraih berhasil besar dan menghasilkan lebih dari 160 juta dolar Amerika Serikat.
Lindsay pun diganjar nominasi penghargaan Golden Globe, Saturn Award, serta Young Artist Award berkat kerja kerasnya dalam Freaky Friday dan sukses menyabet piala MTV Movie Awards 2004 buat kategori Best Breakthrough Female.
Untuk memperlancar karirnya, Lilo kemudian hijrah ke Los Angeles. Terbukti, ia kemudian didapuk sebagai peran primer film Confession of a Teenage Drama Queen (2004). Sayang, film tersebut kurang berhasil di pasaran meskipun akting Lilo tetap meraih pujian.
Proyek berikutnya, Mean Girls (2004) nan disutradarai Mark Waters menjadi batu loncatan selanjutnya buat Lindsay. Film bergenre drama lawak nan mengisahkan kehidupan gadis-gadis sekolah menengah ini mendapat ulasan-ulasan positif dan menghasilkan 86 juta dolar Amerika Serikat. Tarif Lindsay sebagai aktris langsung meroket seiring popularitas nan menanjak. Ia pun mendapat bayaran 7.5 juta dolar buat film selanjutnya, Just My Luck (2006).
Setelah itu, Lilo menjadi salah satu aktris muda incaran para produser dan sutradara. Ia membintangi Herbie Fully Loaded (2005), Bobby (2006), A Prairie Home Companion (2006), hingga Machete (2010).
Album musik nan dirilisnya pada tahun 2004, Speak, kurang berhasil di pasaran. Namun keberadaan album tersebut membuktikan bahwa Lilo tak hanya dapat berakting. Ia juga diberi label fashionista nan selalu tampil modis dalam berbagai kesempatan. Oleh sebab itu, Rumah Mode Ungaro sempat mengontraknya sebagai perancang busana.
Gadis Bermasalah
Meski mengawali kemunculan ke global hiburan sebagai gadis kecil nan manis, Lindsay tumbuh sebagai remaja dan wanita muda dengan banyak masalah. Ia beberapa kali dikabarkan menderita kelainan pola makan buat menurunkan berat badan secara drastis.
Padahal, bentuk tubuh aslinya dinilai sudah menawan. Lindsay juga kerap tertangkap kamera saat tengah mabuk-mabukan. Terakhir, pada Juli 2010, Lindsay harus mendekam di penjara L.A. Country Jail sebab lalai menjalani rehabilitasi dan didakwa menyetir sambil mabuk.
Lindsay Lohan - Seniman dengan Sederet Kontroversi
Usianya masih muda, tapi sederet hal-hal kontroversial selalu mengitarinya. Mulai dari konduite nan getol bertengkar dengan rekan sesama seniman Hollywood, sering tertangkap kamera sedang merokok di klub-klub malam di kota New York, mengisap marijuana, hingga diisukan melakukan operasi pembesaran payudara ( breast implant ). Ialah Lindsay Lohan, seorang seniman Amerika, model, dan penyanyi pop nan tidak reda dirundung masalah.
Bahkan, tindakan kriminal taraf tinggi pun pernah dikaitkannya dengan seniman kelahiran New York, Amerika, 2 Juli 1986 ini. Salah satunya ialah pada 2011, Lindsay dituduh terlibat pencurian kalung produksi Komofie & CO. Ia dituntut buat bertanggung jawab mengganti kerugian nan mencapai $2.500.
Tak cukup hanya itu, kehidupan seksual Lindsay tidak layak ditiru. Ia kerap gonta-ganti pacar dan sering kali hal itu menjadi penyulut pertengkaran dengan seniman nan merasa “direbut/merebut” pacarnya. Seperti pertengkaran dengan Paris Hilton sebab Paris menuduh Lindsay merebut pacarnya.
Orientasi seksual Lindsay pun “bermasalah”. Ia pada pertengahan 2007 diketahui berkasih mesra dengan sesama jenis yaitu seorang DJ perempuan bernama Samantha Romson. Walaupun interaksi asmara itu berakhir pada awal April 2009, tapi telah mencap Lindsay sebagai seorang lesbi (penyuka sesama jenis).
Target Empuk Paparazzi
Sebagai seorang seniman taraf dunia, kehidupan glamor dan hedonis membuat Lindsay Lohan dapat disejajarkan dengan seniman global lainnya, seperti Britney Spears dan Paris Hilton. Konduite Lindsay pun sama dengan kedua seniman tersebut, yaitu bahagia berpesta pora dan berperilaku “aneh-aneh”. Sehingga jadi target empuk para pemburu warta kehidupan pribadi para seniman ( paparazzi ).
Menjadi buruan para paparazzi bukanlah hal menyenangkan. Selain kehidupan pribadi (privasi) diobok-obok , hal-hal buruk tentang kehidupan para seniman nan secara etika tak pantas diketahui publik, jadi terkuak. Akibatnya, gambaran dan image seniman tersebut pun jadi taruhan.
Hal itulah nan dialami oleh Lindsay Lohan . Karir nan cemerlang menjadi semakin pudar oleh konduite kontroversial dan publikasi “tak berperasaan” dari para paparazzi. Kehidupan seniman cantik berdarah Irlandia dan Italia itu pun babak belur. Mulai dari tawaran main film nan semakin seret, hingga gambaran buruk sebagai perempuan murahan disematkan padanya.
Sungguh suatu ironi, sebab semua hal itu sebenarnya “diundang” sendiri oleh Lindsay Lohan. Andai saja Lindsay mau belajar dari kesalahan-kesalahan nan pernah dilakukan, kemudian mengubah karakternya menjadi seniman nan layak memberi inspirasi banyak orang, tentunya “takdir” kehidupannya tidak seperti saat ini. Tidak henti dirundung masalah.
Dan pastinya ia juga mampu kembali mengangkat karirnya di global entertainment . Para penikmat hiburan pun bisa kembali menyaksikan paras cantiknya itu dengan perilaku/karakter nan juga “cantik”.
Ketenaran dan Popularitas nan Tergadai
Ketenaran atau popularitas terkadang dapat membuat siapa saja terlena. Tidak sedikit kita mendengar banyak selebritis nan bermasalah dengan popularitasnya. Mulai dari tak siap menjadi terkenal, berfoya-foya, sangat maniak dengan pesta, bahkan nan menyimpang seperti kecanduan narkoba dan minuman keras. Mungkin buat sebagain selebritis hal itu bukanlah sesuatu nan aneh, sebab memang global hiburan dekat sekali dengan hal-hal itu.
Biasanya selebritis nan mengalami banyak masalah ialah selebritis nan sebelumnya memiliki masa lalu nan tak baik. Meski hal itu bukanlah jaminan, sebab banyak juga selebritis nan berasal dari keluarga broken home misalnya atau nan berasal dari keluarga miskin dapat membawa dirinya dengan segala kehidupannya nan serba mewah.
Apa nan dialami Lindsay Lohan ini misalnya. Bukannya karya dan prestasinya nan dikenal orang atau publik tetapi tindakannya nan selalu berurusan dengan nan berwajib. Bukan hanya sekali ia kedapatan mengonsumsi narkoba atau mabuk minuman beralkohol. Kita tentu saja masih ingat dengan kisah hayati nan cukup dramatis nan dialami oleh penyanyi senior Whitney Houston. Kebiasaan buruknya nan mengonsumsi minuman beralkohol nan membuatnya menjadi kecanduan, menghancurkan karirnya sebagai penyanyi tenar.
Pengalaman para selebritis nan berakhir dengan kisah dramatis ini bukan saja terjadi atau menjadi kenyataan akhir-akhir ini. Selebritis nan bermasalah ini sudah sejak dulu ada. Contohnya Kurt Cobain, nan memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menembakkan kepala dengan pistol sebab masalah dengan popularitasnya. Padahal waktu itu usianya masih sangat muda. Sangat sayang jika akhirnya harus mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu.
Popularitas memang buat sebagian orang merupakan anugerah, tetapi bagi sebagian orang lainnya malah menjadi malapetaka. Terutama bagi mereka nan tak pandai membawa diri, dan tak siap dengan perubahan nan dihadapi. Bagi sebagian selebritis nan memiliki banyak masalah, apa nan mereka lakukan mungkin wajar sebagai sosok nan serba ada. Hanya saja kurangnya filter dan ketidaksiapannya dengan kondisi nan ada membuat ia mencoba hal-hal baru nan tak biasa dilakukan.
Semoga saja Lindsay dapat belajar dari banyak kasus nan menimpa selebriti lainnya dengan berbagai masalah. Sangat disayangkan jika bakat nan dimilikinya harus lenyap hanya dikarenakan selalu berurusan dengan hukum.