Menjadi Bencong Bukan Hak Asasi

Menjadi Bencong Bukan Hak Asasi

Apa nan pertama kali terlintas di benak Anda ketika mendengar istilah bencong ? Muka aneh, silikon bergelayut di mana-mana, suara sengau, dan lampu merah. Mungkin itulah kesan nan akan pertama kali muncul dari kata "bencong", terutama bencong Indonesia nan lebih kental dengan betis berototnya.

Sebenarnya, bencong atau banci atau waria ialah seseorang berjenis kelamin laki-laki tetapi berdandan seperti seorang wanita. Mulai polesan paras hingga busana. Bahkan, busana bencong kadang lebih seksi dibanding wanita normal. Para bencong seolah sengaja mempertontonkan lekuk tubuh nan sebenarnya kurang sedap dipandang.

Bagi bencong nan mengais rezeki malam hari (yang suka mangkal), berbusana minim bertujuan buat memikat calon pelanggan. Sementara itu, bencong pengamen memakai busana minim buat menciptakan rasa tak nyaman pada calon "korban" sehingga cepat mendapat uang. Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa bencong ialah salah satu pilihan profesi, bukan kelainan kepribadian.



Bencong di Mata Pria Norma

Tampaknya, bukan misteri lagi jika pria normal begitu takut dengan kehadiran bencong. Bahkan, bencong terkesan lebih menakutkan dibanding setan. Bagi pria normal, dihampiri bencong merupakan bala dan kesialan terbesar dalam hidup.

Ketakutan pria normal terhadap bencong tentu memiliki alasan tertentu, di antaranya sebagai berikut.

  1. Pada dasarnya, bencong ialah seorang pria dan nan mereka kejar pun sama-sama pria.
  2. Bencong, terutama bencong Indonesia, cenderung memiliki otot besar. Jika dia sudah memaksa, urusannya dapat runyam.
  3. Banyak bencong nan menjajani dua profesi. Misalnya, siang hari jadi kuli bangunan, malam hari jadi bencong. Bencong kategori ini dipandang lebih menyeramkan.
  4. Bencong cenderung memaksa dan ganas.
  5. Bertemu bencong takut hilang keperjakaan.


Jangan Ada Bencong di Antara Kita!

Pada dasarnya, manusia diciptakan hanya dalam dua jenis kelamin, yaitu pria dan wanita. Namun, fakta nan berkembang di masyarakat tidaklah demikian. Ada kategori lain di luar pria dan wanita, yaitu bencong atau banci atau waria. Waria atau wanita tapi pria alias bencong sudah merupakan kenyataan nan tak asing lagi di kalangan masyarakat.

Dahulu, bencong atau waria mungkin hanya berkeliaran di kota-kota besar. Namun, bencong kini sudah menyebar hingga ke daerah-daerah. Mayoritas bencong biasa ditemukan di jalanan buat mangkal maupun mengamen. Yang mengherankan, apakah dengan berpenampilan seperti wanita penghasilan ngamen jadi lebih besar? Apakah dandanan salah kaprah itu membuat mereka lebih percaya diri saat mengais rezeki? Entahlah. Berbagai spekulasi dapat saja muncul dari benak kita. Yang pasti, tak ada hal nan tak mungkin di global ini.

Padahal, pilihan buat menjadi bencong atau banci merupakan kesalahan nan bisa digolongkan dalam kategori maksiat. Mengapa disebut maksiat? Karena menjadi bencong atau banci berarti telah keluar dari kodrat orisinil sebagai seorang pria. Hal ini sama sekali tak dibenarkan oleh agama, dalam hal ini Islam.



Menjadi Bencong Bukan Hak Asasi

Banyak bencong mengatakan bahwa pilihan menjadi bencong atau banci ialah hak asasi setiap manusia sebagai bagian dari HAM. Dengan alasan hak asasi itulah, mereka merasa bebas buat melakukan perubahan, pengurangan, dan penambahan, apapun dalam tubuhnya. Mau ganti kelamin atau injeksi silikon, bebas-bebas saja. Toh , itu tubuh mereka sendiri.

Padahal, tubuh itu bukanlah milik mereka. Tubuh ialah anugerah nan diberikan Tuhan. Oleh karena itu, manusia dituntut buat menjaga dan merawat tubuh nan dititipkan ini dengan sebaik-baiknya sinkron syariat agama Islam. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa menjadi bencong sama sekali bukan hak asasi sebab merupakan sebuah konduite menyimpang. Menyimpang dalam hal ini tak hanya dari sisi peraturan negara, tetapi berkaitan pula dengan defleksi dan pengingkaran kodrat nan ditetapkan Tuhan.



Menjadi Bencong Itu Rugi

Sebenarnya, pilihan buat menjadi bencong ialah keputusan nan sangat merugikan. Kenapa? Berikut beberapa alasannya.

  1. Bencong cenderung dijauhi, dikucilkan, ditakuti, dan dipandang sebelah mata.
  2. Kerugian terbesar menjadi bencong ialah tak bisa hayati berdampingan, dalam hal ini menikah, dengan wanita. Padahal, wanita merupakan makhluk terindah nan diciptakan Tuhan.
  3. Bencong cenderung menjadi sosok nan paling disalahkan dalam kasus pernikahan sejenis.
  4. Menjadi bencong sama halnya menjadi budak nafsu pria hidung belang.
  5. Menjadi bencong berarti menikmati tubuh sendiri sebab apa nan mereka cari dari pasangannya (sama-sama pria) sesungguhnya telah ia miliki.


Alasan Pria Jadi Bencong

1. Alasan Pria Jadi Bencong - Terjebak dalam Raga nan Salah?

Banyak bencong nan akhirnya mengambinghitamkan penempatan raga. Beberapa bencong beralasan bahwa sebenarnya mereka ialah perempuan tetapi dilahirkan dalam bentuk tubuh laki-laki. Para bencong pun kebanyakan mengaku bahwa insting dalam dirinya murni (100 persen) perempuan.

Padahal, manusia jelas-jelas diciptakan sebagai makhluk nan paling sempurna. Yang paling penting, Tuhan tak mungkin galat menempatkan seseorang di luar kepribadian aslinya. Terperangkap dalam raga nan salah hanyalah alasan klise para bencong, meskipun ada pula nan memang memiliki kelamin ganda dan mengharuskan mereka buat memilih kepribadian nan lebih dominan.



2. Alasan Pria Jadi Bencong - Adanya Mutasi Gen

Secara medis, ada hormon nan menyebabkan pria berperilaku seperti wanita dan merasa lebih nyaman dengan tingkah seperti itu. Mutasi gen ini akan menyebabkan kelainan gen pada pria bersangkutan, misalnya model gen XXY, gen wanita (X) lebih dominan. Maka, pria tersebut akan mengalami kelainan nan mencolok pada bagian tubuhnya. Misalnya, tumbuh payudara seperti perempuan.



3. Alasan Pria Jadi Bencong - Tuntutan Ekonomi

Tuntutan ekonomi boleh dikatakan sebagai alasan paling kuat dan paling nyata nan menyebabkan seseorang menjadi bencong. Dalam kasus seperti ini, menjadi bencong hanya bersifat kepura-puraan demi mendapatkan uang. Namun, kepura-puraan ini pun dapat menjerat bencong ke dalam Norma hingga akhirnya kebablasan.



4. Alasan Pria Jadi Bencong - Terpengaruh Budaya Barat

Di era globalisasi atau era pasar bebas ini, manusia rentan terpengaruh oleh budaya-budaya luar nan mayoritas tak sinkron dengan kebudayaan Indonesia. Salah satunya ialah pilihan menjadi bencong. Di beberapa negara, pernikahan homogen memang sudah dilegalkan oleh negara, termasuk pilihan seseorang buat menjadi bencong.

Bahkan, negara-negara tersebut sering mengadakan kontes-kontes kecantikan nan pesertanya dari kalangan bencong. Hal inilah nan turut ditiru oleh masyarakat Indonesia. Mereka mengadopsi budaya luar tanpa penyesuaian hingga akhirnya menimbulkan penyimpangan.



5. Alasan Pria Jadi Bencong - Trauma

Faktor traumatis memang dapat menjadi pemicu terbesar seorang pria memutuskan buat menjadi bencong. Boleh jadi, pria tersebut pernah mendapatkan perlakukan tak senonoh sehingga ia merasa nyaman dengan keadaannya sebagai bencong. Dapat pula sebab ia sempat disakiti wanita sehingga memutuskan buat menyukai sesama jenis dengan jalan mengubah tampilan menjadi bencong.



6. Alasan Pria Jadi Bencong - Pengaruh Lingkungan

Tidak bisa dipungkiri, lingkungan merupakan faktor pendukung terbesar nan menentukan masa depan seseorang. Termasuk, menentukan bencong atau tidaknya seorang pria. Pria nan sejak kecil berteman dengan wanita, cenderung tumbuh menjadi sosok seperti wanita. Contoh lain, pria nan bekerja di salon cenderung memiliki sifat gemulai seperti wanita sebab nan mereka layani setiap hari ialah wanita.



7. Alasan Pria Jadi Bencong - Tanda Akhir Zaman

Dalam ajaran Islam, telah disebutkan bahwa salah satu tanda-tanda kiamat atau akhir zaman ialah banyaknya pria nan berperilaku dan berpenampilan seperti wanita. Begitupun, sebaliknya. Wanita perperilaku dan berpenampilan layaknya pria. Menilik kondisi saat ini, tampaknya hari kiamat semakin dekat seiring menjamurnya para bencong, banci, waria, gay, dan lesbian.

Begitu banyak alasan seseorang memilih menjadi bencong, sebab mutasi maupun profesi. Namun, alasan apapun tidaklah dapat dijadikan pembenaran sebab agama Islam terang-terangan melarang seseorang menjadi bencong. Apalagi, jika pengingkaran kodrat itu disertai dengan operasi ganti kelamin atau melakukan injeksi silikon buat menumbuhkan payudara. Setelah mengetahui beberapa defleksi dan kerugiannya, masihkah berpikir buat menjadi bencong?