Tugas-tugas Putri Indonesia
Cerita maupun dongeng tentang sosok putri kerajaan pada zaman dahulu sedikit banyak di bawah alam sadar memengaruhi persepsi kita tentang seorang Putri Indonesia . Setiap wanita Indonesia memimpikan buat menjadi seorang Putri Indonesia sebab persepsi seorang putri cenderung dengan kecantikan dan keanggunan wanita.
Setiap wanita selalu ingin terlihat tampil cantik dan menawan sebab tidak dipungkiri kecantikan menjadi salah satu daya tarik dari wanita tersebut. Kecerdasan dan kepribadian nan baik akan mendukung karier dan kesuksesan seseorang.
Banyak sekali ajang pemilihan putri atau kontes kecantikan nan diselenggarakan oleh yayasan maupun forum lainnya. Tidak sekadar cantik saja nan dibutuhkan buat mengikuti kontes atau pemilihan putri nan diselenggarakan dan disiarkan beberapa stasiun TV, tapi juga bakat dan prestasi lain.
Awal Mula Kontes Putri Indonesia
Ajang pemilihan Putri Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial. Pada masa kolonial, sudah diadakan pemilihan putri sejati pada Agustus 1938 nan diselenggarakan di Semarang. Meski penyelenggaraan di Semarang, namun pesertanya juga datang dari wilayah Solo, Yogyakarta, dan Magelang.
Dalam ajang ini, ada sekitar 62 peserta dan dihadiri oleh ribuan penonton. Sekarang, hampir di setiap kota atau provinsi menggelar ajang pemilihan putri daerah nan akan menjadi duta pariwisata maupun budaya daerahnya masing-masing dan dilakukan rutin setiap tahunnya. Contoh di Jakarta nan terkenal dengan pemilihan Abang dan None Jakarta.
Kriteria Evaluasi Putri Indonesia
Salah satu ajang bergensi pemilihan putri bagi para remaja putri di Indonesia ialah pemilihan Putri Indonesia. Pemilihan Putri Indonesia rutin diselenggarakan oleh Yayasan Putri Indonesia setiap tahunnya. Yayasan Putri Indonesia nan diketuai oleh Moeryati Soedibyo bekerjasama dengan Mustika Ratu, salah satu perusahaan kosmetik besar di Indonesia.
Pada 1992, Yayasan Putri Indonesia buat pertama kalinya menggelar pemilihan Putri Indonesia. Adapun pesertanya ialah perwakilan remaja putri nan mewakili provinsi atau daerah di Indonesia. DKI Jakarta biasanya diwakili oleh 3 peserta.
Kriteria evaluasi putri Indonesia yaitu berdasarkan 3 B ( Brain, Beauty, Behavior ). Apa itu 3 B?
- Brain yaitu Intelegensia, kecerdasan, memiliki minat nan tinggi buat belajar dan mandiri.
- Beauty yaitu cantik, bersih, pandai merawat diri dan berpenampilan menarik.
- Behavior yaitu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian luhur, memiliki etika hayati dan kepedulian terhadap sesama.
Sebelum mengikuti grand final pemilihan Putri Indonesia, peserta nan mewakili provinsi masing-masing diwajibkan mengikuti karantina nan diadakan di Jakarta. Masa karantina memang sangat dibutuhkan oleh peserta sebelum acara grand final pemilihan Putri Indonesia . Dengan adanya karantina, mereka bisa menambah wawasan dan pengetahuan nan sangat bermanfaat bagi peserta.
Selain itu, sebab pemilihan ini ialah perwakilan dari setiap provinsi dan daerah nan berbeda maka diperlukan adaptasi dan nantinya akan tercipta keakraban serta persahabatan antarpeserta. Peserta tentu saja akan memperoleh pengalaman dan kesempatan buat mengaktualisasikan diri menjadi lebih baik.
Kegiatan nan dilakukan selama masa karantina ialah sebagai berikut.
- Diskusi panel/lokakarya.
- Pelatihan perawatan kecantikan, kesehatan, dan pengembangan diri.
- Pembinaan kepribadian.
- Apresiasi budaya dan pariwisata yaitu mempromosikan kekayaan budaya dan pariwisata dari daerah masing-masing seperti tarian, batik, maupun budaya lainnya.
- Aksi sosial dan lingkungan seperti penanaman pohon nan dilakukan bersama masyarakat, donor darah, dan donasi pendidikan.
- Kunjungan kepada perusahaan-perusahaan nan berorientasi ekspor sebab kunjungan ini akan menambah wawasan tentang industri dan perdagangan Indonesia.
- Audiensi dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Menteri perindustrian dan perdagangan, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Pendidikan, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Gubernur DKI, Ibu Negara dan Ibu Wakil Presiden, juga kegiatan lain buat menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam grand final pemilihan Putri Indonesia, selain ada nan terpilih menjadi Putri Indonesia dan memperoleh mahkota Putri Indonesia, ada juga nan terpilih menjadi Putri Indonesia Lingkungan dan Putri Indonesia Pariwisata.
Grand final tersebut biasanya dihadiri juga oleh Miss Universe dan Kementrian Budaya dan Pariwisata selain undangan lainnya. Oleh karena itu, tak sedikit peserta nan gugup dalam menjawab pertanyaan nan diberikan oleh juri saat grand final.
Putri nan terpilih akan mengenakan mahkota Putri Indonesia nan terbuat dari emas putih dan berlian. Putri Indonesia terpilih akan dikontrak selama satu tahun oleh Yayasan Putri Indonesia buat menjalankan tugasnya sebagai Putri Indonesia. Selain hadiah dari sponsor, Putri Indonesia juga akan memperoleh mobil dinas dan rumah dinas.
Tugas-tugas Putri Indonesia
Setelah kontestan terpilih menjadi putri terbaik dan menyandang Putri Indonesia, saat itu juga dia diberi tugas buat menjadi duta Indonesia dengan seabreg program nan harus dijalankan selama setahun.
Putri Indonesia diharapkan bisa mewakili Indonesia dalam event-event nasional maupun Internasional buat lebih mengenalkan Indonesia dalam bidang pariwisata, budaya, ekonomi, dan komoditi perdagangan. Putri Indonesia juga terjun dalam aksi-aksi sosial masyarakat wujud dari kepedulian terhadap rasa empati.
Putri Indonesia berperan aktif sebagai duta lingkungan, mengikuti kampanye hijau, mengadakan aksi perlindungan lingkungan, dan turut memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Putri Indonesia Wakil Indonesia di Ajang Kontes Miss Universe
Putri Indonesia pertama nan mendapat mahkota Putri Indonesia ialah Indira Paramarini Sudiro. Pada saat itu, Putri Indonesia direncanakan buat mengikuti ajang Miss Universe. Namun, planning itu batal sebab Kementerian Urusan Wanita menolak adanya perwakilan dari Indonesia buat mengikuti ajang tersebut.
Alasannya sebab bertentangan dengan kepribadian bangsa. Alasan dari penolakan perwakilan itu sebab adanya kontes berbikini dalam ajang Miss Universe tersebut. Ketidakikutsertaan ajang tersebut berlanjut sampai tahun 2004.
Pada 2005, akhirnya ada perwakilan dari Putri Indonesia, yaitu Artika Sari Devi buat mengikuti ajang Miss Universe. Di tengah kontroversi dalam hal kontes bikini, Artika Sari Devi mampu masuk 15 besar. Sebuah prestasi paling tinggi buat perwakilan Indonesia sampai saat ini.
Harapannya akan ada prestasi nan melebihi dari Artika Sari Devi di ajang Miss Universe berikutnya dari perwakilan Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan persiapan nan lebih matang buat dominasi bahasa asing maupun wawasan tentang Indonesia nan lebih baik.
Berikut beberapa kontestan nan terpilih menjadi Putri Indonesia.
- Indira Sudiro. Putri Indonesia pertama nan memakai mahkota Putri Indonesia tahun 1992.
- Venna Melinda. Setelah melepas gelar Putri Indonesia 1994, Venna Melinda lebih dikenal menjadi bintang sinetron dan bintang iklan. Wanita nan memiliki hobi tari salsa dan senam ini sekarang menjadi anggota DPR mewakili salah satu partai besar di Indonesia.
- Aliya Rohali. Aliya Rohali ialah pemenang Putri Indonesia 1996. Saat ini ia aktif sebagai seniman dan presenter.
- Susanti Manuhutu. Susanti Manuhutu menyandang gelar Putri Indonesia pada tahun 1995.
- Angelina Sondakh. Putri Indonesia tahun 2001 ini sekarang menjadi anggota DPR.
- Artika Sari Devi. Artika Sari Devi nan kala itu mewakili Bangka Belitung terpilih menjadi Putri Indonesia tahun 2004. Dia kemudian ikut serta dalam ajang Miss Universe dan sukses masuk dalam 15 besar.
- Nadine Chandra Winata. Sebelum menjadi Putri Indonesia, dia telah merambah global akting dan masih aktif sampai sekarang.
- Agni Pratista, pemenang kontes Putri Indonesia tahun 2006.
- Putri Raemaswati, pemenang kontesPutri Indonesia tahun 2007.
- Zivana Letishia SiregarPemenang kontant Putri Indonesia tahun 2008.
- Qory Sandrioriva, pemenang kontes Putri Indonesia tahun 2009.
- Nadine Alexandra, pemenang kontes Putri Indonesia tahun 2010.
- Maria Selena, pemenang kontes Putri Indonesia 2011 nan rencananya akan mengikuti ajang kontes Miss Universe 2012.
Setelah selesai menjalankan tugas sebagai Putri Indonesia, tak sedikit alumni Putri Indonesia nan tetap menjadi public figure di bidang lainnya. Harapannya, para mantan Putri Indonesia diharapkan tetap menjadi insan nan berguna bagi bangsa Indonesia.
Ilustrasi Putri Indonesia
Putri merupakan istilah nan diperuntukkan bagi perempuan nan merupakan keturunan dalam suatu kerajaan atau dinasti. Selain itu, putri juga merupakan istilah nan digunakan buat menyebut anak perempuan.
Istilah ini kemudian berkembang dengan dipergunakannya istilah putri dalam kontes - kontes kecantikan sebab putri dinilai memiliki arti nan positif dan mencerminkan keanggunan dan kecantikan.
Penggunaan gelar putri dalam sejarah telah lama dikenal. Beberapa kerajaan nan disebutkan dalam sejarah nasional bangsa Indonesia juga memiliki panggilan - panggilan eksklusif buat putri kerajaan atau gelar kebangsawanannya.
Untuk Kasultanan Yogyakarta, dikenal gelar Raden Ayu, Bendoro Raden Ayu, Raden Ajeng, dan lain - lain. Gelar ini juga membedakan antara seorang putri nan telah menikah dengan nan belum akan memiliki gelar kebangsawanan nan berbeda.
Istilah putri juga digunakan buat memberi nama pada produk - produk di pasaran nan membidik segmen perempuan. Misalnya buat produk kosmetik, nama loka perawatan paras dan tubuh, dan juga buat nama program - program kursus nan ditujukan bagi perempuan.
Pada masa penjajahan dan awal kemerdekaan, terdapat sekolah keputrian nan mengajarkan seorang perempuan buat menjadi perempuan nan diinginkan pada masa itu. Yaitu perempuan nan nantinya akan menjadi ibu rumah tangga, membesarkan anak - anak, memasak buat keluarganya, dan mengelola rumah tangga.
Bahkan pada sekolah keputrian juga diajarkan hal - hal nan mungkin bagi perempuan di masa sekarang sangat tak perlu diajarkan sebab telah dikuasai secara insting ataupun dengan melihat contoh dari sekitar. Mencuci peralatan dapur, alat - alat makan mungkin saat ini tak diajarkan dimanapun, namun ini merupakan salah satu program nan diajarkan di sekolah keputrian pada jaman dahulu.
Perempuan akan diajarkan bahwa antara sendok, piring dan gelas harus dipisahkan terlebih dahulu, dan bahwa gelas harus disabun terlebih dulu sebelum sendok dan piring. Mungkin beberapa orang menganggap ini sepele, namun jika dilihat dari maksud nan diajarkan, maka akan menerima.
Sendok dan piring lebih banyak mengandung lemak sehingga sabut atau spon pencuci akan mungkin terkena lemak nan semula menempel di piring atau sendok. Sementara gelas tak banyak mengandung lemak, sebab itu gelas harus disabun terlebih dahulu.
Bagi orang - orang eksklusif akan merasa hal ini tak begitu penting, namun sadar atau tidak, beberapa pelajaran di sekolah keputrian ternyata memiliki imbas nan positif dalam kehidupan.
Contoh lain adalah, bahwa seorang perempuan harus sudah menyiapkan makan malam pada jam enam sore, dan makan malam harus dilakukan sebelum jam tujuh malam. Secara kedokteran, hal ini terbukti sangat bagus sebab makanan nan diserap tubuh setelah jam tujuh malam sebagian besar hanya akan menjadi lemak nan menumpuk.
Menu makanan nan diajarkan pada pelajaran memasak juga sangat sinkron dengan program gizi nan sehat. Menu pada pagi hari, siang, cemilan sore dan hidangan malam telah memenuhi kebutuhan tubuh sehari - hari. Porsi sayur dan buah serta susu juga disesuaikan dengan umur.
Bayangkan jika saat ini masih terdapat sekolah keputrian semacam ini, tentu akan tercipta putri - putri masa kini nan mampu menjadi ibu rumah tangga nan akan menjamin terciptanya generasi penerus bangsa nan lebih sehat dan berkualitas.
Namun, sedikit banyak, pelajaran ini masih diajarkan juga di sekolah menengah pada mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga serta pada Sekolah Menengah Kejuruan. Namun kondisi nan disiapkan saat ini ialah bukan sebagai putri nan nantinya akan menjadi ibu rumah tangga, namun mencetak generasi muda nan siap kerja dengan dibekali berbagai ketrampilan.
Perubahan jaman, perubahan kondisi dan lingkungan memang berpengaruh pada pola kehidupan, selera dan gaya hayati manusia. Namun kapanpun itu, pada dasarnya setiap perempuan tetaplah seorang putri nan nantinya memiliki peran nan besar di kehidupan rumah tangganya.