Paparan Teori Erikson

Paparan Teori Erikson

Setiap orang tua tentunya mengharapkan agar anaknya bisa tumbuh dan berkembang dengan sehat, cerdas, dan optimal. Karena itu apapun akan dilakukan dan diberikan orang tua buat perkembangan terbaik anaknya. Tak sedikit pakar nan telah mengungkapkan tentang berbagai teori perkembangan anak . Agar orang tua bisa memandu perkembangan anaknya, tidak ada salahnya orang tua mengetahui dan mempelajari teori nan ada tersebut.



Tokoh dan Teoritisi Teori perkembangan anak

Banyak tokoh nan dikenal di global pendidikan maupun global psikologi sebagai peletak dasar teori perkembangan anak. Ada Sigmund Freud, dengan psikoanalisa nan terkenal pada teori psiko seksual. Ada juga Erik Erikson dengan teori psiko sosialnya, Piget dengan teori kognitifnya, ataupun teori konduite dan belajar sosial dari Skinner. Selain itu juga ada tokoh bernama Gardner nan terkenal dengan konsep multiple intelegence atau kecerdasan majemuknya.

Masa bayi dan pengembangan anak usia dini ialah masa perubahan besar dalam organisme hidup, dan mereka mungkin ialah tahun nan paling formatif pembangunan. Perkembangan kemajuan bisa diukur dalam domain berikut: fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Sebagai contoh, beberapa tonggak fisik generik nan sering menandai perkembangan anak secara fisik dan motorik. Psikologi teoretisi seperti Jean Piaget, Lawrence Kohlberg, dan Erik Erikson mengusulkan teori perkembangan anak nan bertahap buat aspek-aspek pembangunan lainnya.

Perkembangan fisik seorang anak dan kemampuan motorik berikutnya mewakili beberapa tonggak krusial nan paling banyak didokumentasikan dalam kehidupan anak anak pra sekolah. Rata-rata eksklusif sangat bervariasi, namun secara generik peristiwa besar eksklusif menandai perkembangan fisik anak. Pada awal masa bayi, seorang anak terutama dipandu oleh refleks naluriah. Tubuh kecil dan rentan, sehingga gerakan terbatas.

Tubuh kepala dan bagian atas nan pertama buat mengembangkan pada anak, mungkin buat mengakomodasi perkembangan kognitif. Dengan demikian, beberapa progresi pertama fisik nan besar terjadi ketika anak bisa mengangkat kepalanya dan duduk tak didukung. Untuk jelasnya kita cari tahu teori dari Erikson berikut ini. .



Siapa Itu Erik Erikson

Erik Erikson ialah seorang pakar teori psikologis krusial dalam pengembangan lapangan teori perkembangan anak. Lahir di Jerman pada tahun 1902, Erik Erikson ternyata berjuang dengan identitasnya sendiri selama masa kanak-kanak. Dia tak pernah tahu ayahnya, dan ia dibesarkan dengan nama dipinjam: Erik Homberger, setelah ayah tirinya, Dr Theodore Homberger. Juga, meskipun Erik ialah seorang pirang bermata biru anak, ibu dan ayah tirinya telah membangkitkan Dia dalam iman Yahudi, menyebabkan dia konflik bukti diri bahkan lebih.

Dalam sebuah tindakan nan sangat simbolis, sebagai orang dewasa ia memanggil nama baru dibelakang namanya, Erikson, menunjukkan bahwa identitasnya tergantung pada dirinya sendiri dan tak ada orang lain - membuat dia, merebel, menolak bukti diri ayahnya sendiri. Isu-isu bukti diri semacam ini tak diragukan lagi memiliki banyak akibat pada teori termin perkembangan anak dari Erik Erikson dan setidaknya mempengaruhi gagasannya secara umum..

Sebagai seorang pemuda, Erik Erikson bepergian dan belajar di tanah Eropa. Salah seorang guru dan mentor terbaiknya ialah Anna Freud, anak perempuan dari Sigmund Freud. Pada tahun 1933, setelah belajar di bawah Anna Freud selama enam tahun, Erik Erikson pindah ke Amerika Serikat, di mana ia mengajar psikologi di sekolah bergengsi. Karena sebagian besar karirnya - dan berteori itu - dilakukan di Amerika Serikat, Erik Erikson dianggap telah menjadi psikolog Amerika.

Teori Erik Erikson menunjukkan pengaruh dari pelatihan mendalam dengan konsep Freudian, serta dari pencarian pribadinya buat identitas. Teori perkembangan anak miliknya diadaptasi dan diperluas dari teori perkembangan anak Freud. Sementara teori perkembangan anak Freud berhenti pada akhir masa kanak-kanak, teori Erik Erikson lebih jauh lagi, percaya bahwa pengembangan teori perkembangan anak berlanjut selama kehidupan. Teorinya meliputi delapan tahap, sementara itu, Freud hanya berhenti pada lima tahap. Adapun, masing-masing tahapan, ditandai dengan konflik bukti diri penting.

Misalnya, Erik Erikson berteori bahwa pada masa bayi, anak berjuang dengan keputusan buat percaya atau ketidakpercayaan pengasuh nya. Keputusan buat percaya mempersiapkan anak buat konflik nan dialami pada termin berikutnya - termin potty training dari masa balita, di mana seorang anak belajar swatantra atas fungsinya tubuh. Namun, jika lingkungan anak atau pengalaman memimpin dia buat belajar ketidakpercayaan, konsekuensi mengikuti dia buat residu pembangunan, akhirnya memproduksi orang dewasa nan tidak dpt menyesuaikan diri.

Setiap termin pada teori perkembangan anak dari Erikson memiliki krisis nan unik. Bayi menghadapi masalah kepercayaan, balita belajar baik buat menjadi otonom atau buat meragukan diri sendiri, anak-anak belajar baik buat mengambil inisiatif atau merasa tak mampu, dan sekolah anak mengalami kelas baik industri atau rendah diri. Remaja, tak mengejutkan, menangani masalah identitas, muncul dari periode dengan baik rasa nan kuat mencari tahu siapa mereka atau kebingungan identitas. Sementara itu pada termin dewasa, di mana Freud banyak salahnya, sebab pada sebuah pola gilirannya dalam setiap termin ini bisa menghasilkan sejumlah masalah psikologis, sekalgus penyelesaiannya juga, penyelesaian itu ada pada diri manusia.

Oleh sebab itu, Erik Erikson percaya psikoanalisis nan bisa membantu orang dewasa nan tidak dpt menyesuaikan diri mempelajari kembali apa nan pernah tertinggal pada orang dewasa dengan masa kecilnya.

manusia akan mengalami perjuangan pertama dengan keintiman atau cinta, berkaitan dengan dengan produktivitas, dan akhirnya akan menjadi refleksi holistik pada kehidupan mereka nan terus berlanjut hingga ke masa tua. Oleh sebab itulah teori Erikson ini di nilai sebagai teori perkembangan anak nan lengkap.



Paparan Teori Erikson

Pada tulisan ini kita akan mencoba mengenal teori perkembangan anak nan dilontarkan Erik Erikson nan meninggal pada tahun 1994. Tokoh nan terkenal dengan teori tentang konsep psikososial ini membagi termin perkembangan manusia menjadi 8 tahapan. Dari 8 tahapan itu, 4 tahapan awal merupakan perkembangan anak nan perlu diketahui, yaitu :

  1. Tahap Trust lawan Mistrust
    Termin ini berlangsug dari sejak lahir hingga anak berumur 1 tahun. Pada termin awal ini masalah trust atau kepercayaan dibangun melalui pengasuhan nan dilakukan orang terdekatnya. Baik orang tua maupun pengasuh nan menggantikan peran orang tua. Apabila pola asuh nan dilakukan tak tepat, akan terjadi ketidakpercayaan.
  2. Tahap Autonomy lawan Shame and Doubt
    Termin ini berlangsung pada anak umur 1