Contoh kebiasaan Agama buat Istri
Dalam hidup, seseorang tak mungkin mengabaikan norma-norma nan mengikatnya. Tak terkecuali kebiasaan agama. Kita dapat menggunakan berbagai definisi tentang hal nan satu ini. Namun, secara ringkas kebiasaan agama ialah kaidah nan berkesesuaian dengan agama nan dianut oleh seseorang. Seperti halnya dengan kebiasaan kesusilaan nan sifatnya universal, demikian pula kebiasaan agama. Meskipun ada beberapa disparitas pada praktiknya, pada intinya semua menyerukan ajaran kebaikan terhadap sesama dan kepasrahan pada Tuhan Yang Satu. Nah, apa sajakah contoh kebiasaan agama Islam?
Sebelum lebih jauh, ada baiknya kita lebih memperjelas definisi kebiasaan tersebut. kebiasaan agama, bermakna kaidah nan mengatur interaksi seseorang dengan dua elemen nan menyertai hidupnya di global ini, yaitu Tuhan ( hablum-minallah ) dan manusia lain ( hablum-minannas ). kebiasaan agama, akan sangat mudah kita temui dalam kitab masing-masing agama. Dalam hal ini, kebiasaan agama Islam tentu banyak dijabarkan dalam Al-Quran.
Sama halnya dengan kebiasaan lain, seperti kebiasaan kesusilaan, kebiasaan kesopanan, dan kebiasaan hukum, kebiasaan agama memang sama-sama memiliki sanksi bagi mereka nan melanggarnya. Akan tetapi, sanksi nan didapatkan dalam kebiasaan agama berbeda. Mereka nan melanggar kebiasaan kesusilaan atau kesopanan mungkin akan dikucilkan orang sekitar. Mereka nan melanggar kebiasaan hukum akan dijatuhi sanksi penjara atau denda. Akan halnya mereka nan melanggar kebiasaan agama, akan mendapatkan dosa. Dan pertanggungjawaban dosa ini terjadi di Akhirat kelak sinkron keyakinan masing-masing agama.
Nah, terkait dengan contoh kebiasaan agama , menarik buat disimak tentang norma-norma nan berlaku dalam interaksi suami istri . Dalam hal ini, interaksi suami-istri ini haruslah senantiasa didasarkan pada kasih-sayang dan hormat-menghormati. Ada kalanya, seorang suami melupakan tugasnya dan demikian pula dengan istri. Atau, ada nan belum tahu bahwa tindakan-tindakan eksklusif termasuk perbuatan salah, sedangkan tindakan lain nan terlihat salah sebenarnya benar. Berikut ini beberapa tindakan berkaitan dengan interaksi rumah-tangga.
Contoh kebiasaan Agama buat Suami
1. Suami Bertanggungjawab Pada Nafkah Keluarga
Sudah menjadi kodratnya bagi seorang lelaki menjadi pemimpin wanita. Demikian nan ditegaskan dalam Q.S. An-Nisa:43, " Kaum laki-laki itu ialah pemimpin bagi kaum wanita, oleh sebab Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian nan lain (wanita), dan sebab mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ." Atas dasar inilah, nafkah rumah tangga dibebankan kepada suami . Wajib hukumnya bagi suami buat memberikan nan terbaik demi sandang, pangan, dan papan buat istri dan anak-anaknya.
Ada riwayat nan menjelaskan, "Pada Hari Kebangkitan akan ada laki-laki nan membawa tumpukan perbuatan baik setinggi gunung dan menempatkannya di dekat Mizan (Timbangan). Kemudian ia ditanya, “Dengan cara bagaimana engkau menghidupi keluargamu?” Ia tidak dapat memberikan jawaban nan memuaskan, maka semua perbuatan baiknya pun dihapuskan dan suatu pernyataan dikeluarkan, “Inilah orang nan keluarganya telah menelan semua perbuatan baiknya!”
2. Suami Harus Menyenangkan Istri dan Anak-Anak
Ada sebuah istilah bahwa kebahagiaan seorang suami bukan tanggungjawab istrinya, sementara suami bertanggungjawab menyenangkan istri dan anak. Jika mereka bersedih, suamilah nan terbebani kesalahan. Hal ini tak terlepas dari peran suami sebagai pemimpin. Lelaki ditakdirkan buat berkorban, tanpa perlu kehilangan harga diri dan kewibawaan, demi keluarga. Senyum istri dan anak-anak ialah senyuman ayah. Tangisan ayah ialah miliknya sendiri. Diriwayatkan, " Seorang muslim tak boleh membenci istrinya; jika ia merasa tak puas dengan salah satu perbuatan istrinya, ia dapat berpuas diri dengan perbuatan baik istrinya ."
3. Suami Harus Bersabar dengan Sikap Istri
Ada pepatah nan mengatakan, laki-laki berasal dari planet Mars sedangkan perempuan berasal dari planet Venus kemudian keduanya bersua di bumi. Hal ini menunjukkan adanya disparitas pola pikir antara seorang suami dan istri, sampai kapan pun. Istri mungkin mengira suaminya sebagai pemaksa nan kadang bekerja terlalu lambat dalam mendapatkan cita-cita.
Sementara itu, suami juga mengira istrinya sebagai sosok nan hanya mau menang sendiri dan selalu membantah apa nan diperintahkan. Sudah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, " istrimu bagaikan tulang rusuk nan bengkok. Jika engkau luruskan, ia akan patah. Maka, perlakukanlah dengan penuh kasih sayang. " Ditegaskan pula, " Seseorang nan mampu menanggung ketidakenakan nan ditimbulkan oleh istrinya dengan penuh kesabaran akan memperoleh pahala sebesar nan diterima oleh Ayub a.s. atas kesabarannya menanggung bencana (ujian) nan menimpanya. "
4. Suami Hendaknya Bersikap Romantis
Ada nan sering dilupakan oleh seorang lelaki. Dahulu, ketika sang istri menjadi bunga kampus atau kembang desa, ia mati-matian mendapatkannya dengan berbagai perjuangan. Kalimat romantis, janji indah, dan berbagai rayuan maut dikeluarkan. Namun, begitu sang istri sudah berada di pelukan, ada rasa risih nan menyelimuti. Apakah masih dapat bersikap romantis? Malah-malah nan terjadi, interaksi kaku.
Padahal, sikap romantis hendaknya dipertahankan. Bukan berarti kita beromantis-romantis seperti anak ABG. Setiap orang mendefiniskan romantis dengan cara sendiri-sendiri. Lakukanlah nan sinkron dengan keinginan pasangan. Ingatlah sabda Rasulullah, " Seorang muslim nan paling paripurna ialah ia nan pembawaannya paling baik; nan terbaik darimu ialah ia nan berperilaku paling baik kepada istrinya ."
Contoh kebiasaan Agama buat Istri
1. Istri Harus Mampu Menerima Keadaan Sang Suami
Seringkali istri menjadi mudah mengomel ketika keadaan suami tidak seindah nan dibayangkan. Kondisi ekonomi nan melemah dan sebagainya. Memang, kita berhak menuntut apa-apa nan belum terpenuhi. Namun, tentu ada batasan dalam menuntut tersebut. Begitu banyak uraian dari Nabi Muhammad SAW. nan menyatakan pentingnya kesetiaan istri terhadap suaminya dalam berbagai hal. Misalnya, " Dunia dan segala sesuatu di dalamnya memang berharga; tapi, halyang paling berharga di global ialah seorang istri nan baik hati ." atau " Istri terbaik ialah nan baik hati; ia nan begitu menyayangi anak-anaknya; dan ia nan paling berhati-hati dalam memperlakukan harta suaminya ."
2. Istri Tidak Boleh Mengingkari Keputusan Suaminya Kecuali dengan Alasan Logis
Seringkali istri berbeda pendapat dengan suami. Ada kalanya itu merupakan sebuah hal nan natural saja. Seringkali jika dilihat dari sudut pandang lelaki, istri hanya ingin membantah, buat kemudian menyadari kekeliruannya tanpa merasa bersalah. Namun, pendapat sang istri atas kejadian nan sama, tentu saja berbeda. Dalam hal ini lebih baik istri menunjukkan kepatuhannya terhadap suami.
Adalah sebuah kemuliaan ketika istri tersebut mendukung keputusan sang suami selama berada dalam jalan nan sinkron agama . Bahkan meski kadang keputusan itu terlihat berat. Percayalah, keikhlasan istri akan memantapkan hati suami. Disebutkan, " Ketika seorang perempuan melakukan salat lima kali sehari, berpuasa pada bulan Ramadhan, memiliki sifat tulus hati, dan tidak,membantah suaminya, katakan kepada perempuan tersebut buat masuk ke surga dari pintu mana saja nan disukainya. "
3. Istri Tidak Boleh Menuntut Cerai Suaminya Tanpa Alasan Jelas
Satu kalimat nan tabu dikatakan, ialah permohonan cerai tanpa alasan jelas. Keadaan ekonomi bukanlah alasan buat bercerai. Selama ada cinta, selama itu pula ada jalan terbentang. Istri justru harus menjadi benteng terakhir suami ketika terjadi masalah, membanggakan sang suami, dan memupuk rasa percaya dirinya. Ingatlah, " Hal nan ada dalam hukum (diperbolehkan), tapi tak disukai Allah ialah perceraian. " Sementara Rasulullah SAW. bersabda, " Setiap perempuan nan meminta suaminya buat menceraikannya tanpa sebab, wangi Surga terlarang untuknya ."