Akibat Pemanasan Bumi

Akibat Pemanasan Bumi

Masih ingat film fenomenal Titanic ? Kapal dengan teknologi tercanggih di zamannya itu awalnya diyakini tak akan dapat tenggelam. Tapi sebuah bongkahan es di Samudera Atlantik, menghancur leburkan impian itu. Apa sebenarnya nan dimaksud dengan gunung es ?

Sebuah gunung nan terbuat dari es atau hanya gumpalan es saja. Namun jika hanya berupa gumpalan es saja kenapa dapat merobek baja nan waktu itu sudah memiliki sebuah teknologi nan canggih.



Gunung Es

Gunung nan terbuat dari es dapat didefinisikan sebagai bongkahan raksasa air tawar nan telah terpecah dari gletser dan mengambang di perairan terbuka. bongkahan es mengambang di perairan terbuka sebab disparitas berat jenis. Berat jenis bongkahan es sekitar 920 kg/m3 sementara air bahari sendiri memiliki berat jenis 1025 kg/m3.

Sebuah bongkahan es nan mengambang di perairan terbuka tetap merupakan bahaya nan sulit diduga. Kenapa? Karena umumnya gunung tersebut hanya 10% nan muncul di permukaan, sisanya nan 90% berada di bawah permukaan laut.

Dengan demikian, bentuk bongkahan es nan mengambang tersebut sama sekali tak dapat menjelaskan bentuk sesungguhnya nan tenggelam di dalam air. Dengan residu bongkahan nan 90% memang sulit diprediksi, apakah melebar ke bawah atau seperti apa.

Menjadi sebuah teka-teki nan cukup besar ketika seseorang nan sedang mengarungi sebuah samudra dan berjumpa dengan bongkahan es. Adakah sahih bongkahan es tersebut besarnya seperti nan tampil di permukaan ataukah lebih besar dari itu.

Jika melihat pada teori nan sudah ada maka dapat dipastikan bongkahan nan terlihat hanyalah sebagian kecil sedangkan nan tenggelam jauh lebih besar. Tentu saja jika sebuah kapal menabralnya maka akan terjadi sebuah sobekan di lambung kapal.

Kekuatan dan kepadatan dari es nan mengapung tersebut memang solid dan patut menjadi sebuah perhitungan tersendiri ketika melintas di sebuah samudra nan penuh dengan es. Selain lambung kapal nan dapat rusak masih juga dapat merusak bagian lainnya nan ada di kapal. Tentunya hal tersebut akan sangat membahayakan bagi keselamatan semua penumpang nan ada di dalam kapal.



Gunung Es dan Titanic

Kapal SS Titanic termasuk kapal kedua dari tiga kapal penumpang raksasa nan akan mengarungi Samudera Atlantik, milik perusahaan White Star Line. Kapal uap penumpang terbesar dengan teknologi tercanggih itu, dibuat di galangan kapal Harland and Wolf. Kapal uap nan dilengkapi pengamanan berteknologi tinggi buat ukuran saat itu, diyakini para teknokrat bahwa kapal uap ini tak mungkin dapat tenggelam. Tapi apa nan terjadi?

Minggu, 14 April 1912 sekitar pukul 23:40 berdasarkan catatan waktu di kapal, kapal tersebut menabrak bongkahan es tepat di lambung kapal nan menyebabkan terbelah dua. Selang dua jam kemudian atau pada hari Senin dini hari, kapal berpenumpang para juragan dari beberapa negara Eropa itu tenggelam. Dinginnya air bahari Samudera Altantik, menyebab tak kurang dari 1.500 orang meninggal dunia.

Kecelakaan kapal uap Titanic tersebut menjadi bala bahari terburuk sepanjang sejarah. Pecahan kapal tersebut baru ditemukan tahun 1985 oleh rombongan penjelajah dan peneliti nan diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard.

Ini menjadi satu bukti nan semakin mengukuhkan bahwa gunung nan berupa es tersebut tak dapat diajak main-main. Kondisi nan 90% berada di bawah permukaan bahari semakin menyulitkan keberadaan bongkahan es tersebut.



Akibat Pemanasan Bumi

Menurut para peneliti gunung nan terbuat dari es, sekali dalam satu abad selalu ada gunung dari es nan mengapung sebab terlepas dari bongkahan kutub selatan dampak pemanasan bumi. Faktor penyebabnya tak lain sebab telah terjadi pemanasa bumi sehingga es menjadi terpisah-pisah.

Baru-baru ini gunung dari es raksasa nan diperkirakan berukuran 140 kilometer persegi ditangkap sebuah foto satelit sedang mengapung di lautan menuju Benua Australia.

Menurut para ilmuwan dari Australia, bongkahan gunung dari es raksasa tersebut diperkirakan telah terlepas dari kutub selatan sekitar sepuluh tahun lalu dan terus mengapung dan bergerak ke arah utara.

Sebenarnya, gunung dari es raksasa nan tertangkap foto satelit tersebut diyakini bukan satu-satunya gunung dari es. Menurut keterangan dari ilmuwan Australia, diperkirakan ada ratusan gunung dari es dalam ukuran lebih kecil yakni sekitar 200 meter persegi, mengapung menuju Selandia Baru.

Kejadian ini semakin memberi peringatan keras betapa besar dampak pemanasan bumi nan di luar kendali, bahaya nan lebih besar pun selalu mengancam. Dan memang masalah inilah nan menjadi sebuah permasalahan yag sedang dihadapi oleh peradaban manusia dan harus segera ditemukan jalan keluarnya.

Upaya nan bisa dilakukan ialah upaya pencegahan. Setiap manusia memiliki kewajiban buat menjaga kelestarian bumi, dalam hal ini menjaga suhu bumu agar tak naik dan tetap berada di suhu nan normal.

Dengan ini maka tidak akan membuat suhu bumi menjadi naik sehingga membuat daerah kutub mengalami pencairan. Dan inilah nan akan menjadi benca besar bagi kehidupan manusia, jika es di kutub mencair dan air akan meluap ke bagian bumu lainnya terutama di daerah garis tengah bumi atau di daerah khatulistiwa.

Inilah nan telah berabad-abad lalu terjadi. Dan hal ini telah membuat keadaan benua nan sangat besar di daerah khatulistiwa menjadi hilang. Yang tertingal ialah beberapa daerah daratan nan kecil dan tidak seluas sebelumnya.

Manusia memiliki tanggung jawab nan besar akan hal ini. upaya pencegahan perlulah dilakukan buat mencegah pemanasan dunia terus terjadi. Hal ini bisa dilakukan dengan menjaga suhu bumui tetap normal.

Hal sepele nan bisa dilakukan ialah dengan meminimalkan adanya rumah kaca. Memang saat ini penggunaan rumah kaca sangat banyak dilakukan oleh para petani buat membuat hasil pertanian mereka melimpah.

Namun sejatinya, di balik rumah kaca terdapat imbas nan begitu besar. Sinar matahari nan terpancarkan ke bumi akan terpantulkan kembali ke atas langit jika mengenai rumah kaca ini. dan inilah nan akan membuat suhu bumi menjadi naik.

Banyak cara nan bisa dilakukan petani buat meningkatkan hasil pertaniannya tanpa harus memberikan imbas nan tak baik bagi kelestarian lingkungannya. Sangatlah picik jika hanya mengejar sedikit laba dengan mengorbankan kehidupan dan peradaban manusia.

Bukan hanya petani nan menggunakan rumah kaca nan memiliki tanggung jawab buat menjaga suhu bumi. Pabrik besar nan dioperasikan di kebanyakan negara-negara maju juga memberikan efek nan jelek terhadap suhu bumi terutama dalam produksi asap nan dikeluarkan.

Kekhawatiran semua orang akan adanya pemanasan dunia memang patut buat dipertimbangkan. Sebagaimana kekhawatiran nan dapat digambarkan dalam sebuah film “2012”. Meskipun bukan buat membicarakan kiamat nan diprediksikan akan terjadi di tahun tersebut. Tetapi dalam film tersebut digambarkan bagaimana dampak nan dapat ditimbulkan dari adanya pemanasan global.

Sebuah kondisi alam nan memaksa manusia buat terus berjuang dan sebagian lagi pasrah dampak besarnya terjangan air bahari nan diakibatkan oleh melelehkan es di kutub. Tentu kita sebagai manusia tak ingin hal tersebut terjadi sebab jika terpaksa terjadi maka jutaan nyawa akan melayang.

Semua daratan nan kita kenal akan menjadi lautan dan hanya sedikit sekali daratan nan mungkin dapat ditinggali. Yang jelas kenyataan alam nan terjadi akan mampu mengubah sejarah global menjadi suatu hal nan lain. Seperti dalam teori beberapa ilmuwan nan ada saat ini.

Jika dahulu kala bahwa gurun sahara merupakan wilayah tersubur di muka bumi. Namun kini menjadi wilayah paling gersang dan mematikan di muka bumi hanya sebab terjadi perubahan iklim dan kenyataan alam nan datangnya tak dapat diduga-duga.

Oleh sebab itu, sudah sewajarnya mulai sekarang kita jaga lingkungan sekitar kita agar bumi tetap dapat menjadi loka nan kondusif bagi seluruh ummat manusia. Segala hal nan merusak bahkan mampu menyebabkan terjadinya pemanasan dunia sudah saatnya kita tinggalkan.

Mari semua beralih ke teknologi nan ramah lingkungan. Teknologi nan tetap mampu memberikan kegunaan nan baik bagi manusia tetapi juga tetap menjaga kelestarian alam sehingga bumi tetap asri dan terjaga.

Walaupun hanya sebatas gunung es, tapi keberadaannya memang merupakan hal nan kuat dan bisa memberikan pengaruh nan begitu besar bagi kehidupan manusia. Layaknya apa nan telah terjadi dengan karamnya kalap Titanic.