Mesin Sidik Jari
Bagaimanakah cara kerja finger print atau sidik jari pada kehidupam manusia modern? Sidik jari ini telah dijadikan bahan membuat mesin pemintai. Suatu keajaiban penciptaan nan baru dikembangkan. Jauh sebelum teknologi ini ada, Allah Swt telah menjelaskan dalam Al-Quran surah Al-Qiyamah ayat 3-4:
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)
Sidik Jari buat Berbagai Tujuan
Sidik jari ialah bukti penciptaan nan luar biasa nan sudah sepatutnya disyukuri oleh manusia. Makhluk ini ialah sebaik-baiknya penciptaan. Hal ini dijelaskan dalam surah At-Tin ayat 4 nan berbunyi:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk nan sebaik-baiknya.”
Sidik jari ialah bukti diri nan tidak terbantahkan hanya milik per orang. Tidak ada nan mempunyai sidik jari nan sama ( Subhanallah ). Bagaimana mungkin manusia dapat mengingkari kekuasaan Tuhan dengan bukti nan begitu konkret ini. Ketika banyak korban kecelakaan atau korban bala alam dan korban kejahatan tak dapat dikenali, sidik jari ialah data nan sangat penting.
KTP, SIM, PASPOR merupakan di antara kartu bukti diri nan menggunakan sidik jari sebagai salah satu persyaratan pembuatannya. Tujuannya satu, sebagai petunjuk seksama kepemilikan bukti diri tersebut. Bayi nan baru lahir pun diambil sidik jarinya agar tak tertukar dan akan mudah mengindentifikasikannya bila terjadi apa-apa.
Kini sidik jari ini digunakan sebagai data presensi dan data lainnya nan membutuhkan disparitas nan sangat tinggi sebagai petunjuk nan mengarah kepada seseorang. Bahkan sidik jari ini digunakan sebagai kunci pembuka pintu misteri atau brankas sangat penting. Walaupun iris mata pun telah digunakan sebagai bentuk pelengkap atau pun pengganti sidik jari , ternyata sidik jari tak ditinggalkan.
Mengapa Sidik Jari?
Walaupun menurut Henry Classification System, pola sidik jari itu hanya ada tiga pola yaitu, loop pattern, whorl pattern, dan arch pattern, hebatnya miliran orang di global ini tak ada nan mempunyai sidik jari sama. Bagi orang nan berpikir, fenomena ini sangat menggetarkan jiwa. Berdosa sekali kalau tak mensyukuri nikmat kehidupan ini.
Lalu ada informasi nan lebih hebat lagi. Menurut data nan telah dikumpulkan, ada sekira 2/3 manusia mempunyai sidik jari dengan pola ‘loop pattern’, 1/3 lainnya memiliki pola ‘whorl pattern’. Sementara itu, hanya 5-10% nan memiliki sidik jari berpola ‘arch pattern’. Kalau tak percaya, lakukanlah survey kecil-kecilan. Pertama , kumpulkan sebanyak 10-15 orang saja. Semakin banyak sebenarnya akan semakin akurat.
Kedua , mintalah semua orang nan akan diteliti itu buat menempelkan ibu jarinya ke tinta. Lalu tempelkan jempol nan bertinta ke sebuah kertas. Jangan lupa tandai milik siapa atau cukup dengan kode saja.
Ketiga , perhatikanlah masing-masing sidik jari semua orang nan dikumpulkan. Keempat, buatlah analisis berapa orang nan mempunyai sidik jari berpola ‘loop pattern’ dan berapa nan mempunyai pola ‘whorl pattern’. Hasilnya seharusnya 9-10 orang atau lebih mempunyai pola ‘loop pattern’.
‘Loop pattern’ ini bentuknya seperti gunung nan tinggi. Mungkin seperti bentuk gunung Merapi nan ada di Yogyakarta. Sedangkan bentuk ‘whorl pattern’ itu seperti bulatan. Kalau bentuk ‘arch pattern’ seperti mata nan sedang dipicingkan, terbuka sedikit atau seperti mata sipit. Bagi nan bahagia dengan komik Jepang, mungkin bentuk pola ‘arch pattern’ seperti mata dimanga Jepang nan sedang merasa malu.
Keajaiban bentuk sidik jari ini membuat banyak orang berpikir buat memanfaatkannya sebagai basis bukti diri nan sangat khas. Agar lebih teliti, lalu pada mesin pemindai, biasanya ada lagi pola nan dikembangkan. Pengembangan itu mengarah pada ‘Minutiae’.
Seperti pada penelitian tindakan ( Action Research ), semakin lengkap data nan didapatkan, maka akan semakin khusus hasil dan teori nan akan dihasilkan. Begitu juga ketika akan menggunakan sidik jari sebagai bahan pemindai. Ketika hanya menggunakan tiga pola nan sudah disebutkan terdahulu, mungkin nan diketahui hanya secara umum.
Dengan mengggunakan sesuatu nan lebih terperinci atau dalam ilmu nan mempelajari sidik jari disebut dengan ‘Minutiae’, maka semakin spesifiklah kepemilikan sidik jari nan dipindai. ‘Minutiae’ pada sidik jari ini ialah titik-titik nan ada di sekitar sidik jari itu sendiri. Seperti diketahui bahwa sidik jari ini mempunyai garis-garis nan sangat khas seperti pada barcode.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini ialah titik-titik nan menjadi penjelas dalam sidik jari nan digunakan sebagai data khusus pengidentifikasian. Jadi mesin pemindai nantinya akan mencocokan pola dari garis-garis nan ada di sidik jari. Titik-titik nan dibentuk oleh garis-garis tersebut ialah sebagai berikut:
- crossover (persilangan dua garis)
- core (putar-balikan sebuah garis)
- bifurcation (percabangan sebuah garis)
- ridge ending (berhentinya sebuah garis)
- island (sebuah garis nan sangat pendek)
- delta (pertemuan dari tiga buah garis nan membentuk sudut)
- pore (percabangan sebuah garis nan langsung diikuti dengan menyatunya kembali percabangan tersebut sehingga membentuk sebuah lingkaran kecil)
Bagi nan telah terbiasa bekerja dengan sidik jari, ia akan lebih mudah menentukan dan memberikan evaluasi terhadap sebuah sidik jari. Bahkan bagi pakar perkembangan anak, sidik jari ini dapat digunakan sebagai bahan penilaian buat anak.
Evaluasi itu dapat digunakan buat mengetahui talenta dan minat sang anak. Banyak nan percaya bahwa sidik jari ini menyimpan begitu banyak data nan mungkin belum banyak diketahui manusia . Sungguh paripurna kreasi Allah Swt ini.
Mesin Sidik Jari
Mesin sidik jari atau biasa disebut dengan finger print scanner bekerja seperti sebuah kamera. Mesin ini memiliki sensor optikal nan sebenarnya merupakan CCD (Charge Couple Device). Chip silikon ini merupakan bentukan dari jutaan piksel. Jutaan piksel inilah nan membuat satu gambar sehingga mesin sidik jari bekerja dengan cepat dalam pemindaian.
Untuk melihat jam berapa kedatangan dan kepulangan para karyawannya, banyak perusahaan nan kini menerapkan absensi dengan menggunakan mesin sidik jari. Kalau jumlah karyawan banyak, tentunya mesin ini harus dipasang di beberapa tempat. Dapat jadi ketika para karyawan datang pada waktu nan bersamaan, mereka harus antri dan akhirnya harus terlambat.
Banyak juga perusahaan nan menerapkan sistem pangkas gaji atau bayar denda bagi nan terlambat datang atau nan pulang tak absen lagi di mesin sidik jari. Hal ini tentu akan menjadi bahan perdebatan nan sangat panjang. Itulah mengapa selain adanya mesin sidik jari, ada juga CCTV nan akan menjadi bukti apakah karyawan nan mengaku tak terlambat memang jujur atau hanya mencari alasan buat tak membayar denda atau gajinya dipotong.
Mesin sidik jari dan CCTV ini ternyata telah meningkatkan kinerja karyawan terutama kedisiplinan dalam masuk dan pulang kerja. Perusahaan memang harus mengeluarkan dana nan cukup besar demi membuat karyawannya lebih disiplin.
nah, itulah klarifikasi tentang cara kerja finger print. Semoga informasi nan disampaikan bermanfaat bagi Anda.