Jenis atau Varietas Tanaman Tebu

Jenis atau Varietas Tanaman Tebu

Pengenalan tanaman tebu secara terperinci akan menambah wawasan dan kecintaan terhadap kelestarian dan pentingnya pengembangan komoditas tersebut. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini, penulis akan mengajak pembaca buat lebih mengenal tanaman tebu ini. Penulis akan memperkenalkan daerah asal dan sebaran tanaman ini, taksonomi dan motfologi tebu, serta varietas tebu unggul nan dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia.



Daerah Asal dan Penyebaran Tanaman Tebu

Tebu merupakan tanaman nan berasal dari India. Namun, banyak juga literatur nan menyatakan bahwa tebu berasal dari Polynesia. Meski demikian, menurut Nikolai Ivanovich vavilov, seorang pakar nabati Soviet, nan telah melakukan ekspedisi pada 1887-1942 ke beberapa daerah di Asia, Eropa, Afrika, Amerika Selatan, dan seluruh Uni Soviet, memastikan bahwa sentrum primer asal tanaman ini ialah India dan Indo-Malaya.

Hasil Ekspedisi Vavilov menyimpulkan bahwa India merupakan daerah asal tanaman padi, tebu, dan sejumlah besar Leguminosae serta buah-buahan. Dari sentrum primer asal tebu di India dan Indo-Malaya, kemudian ditanam meluas secara komersial di berbagai negara di dunia, baik nan iklimnya tropis maupun nan iklimnya sub-tropis.

Negara-negara penghasil gula tebu di dunia, antara laian India, Kuba, Puertorico, Brasil, Philipina, Taiwan, Hawai, Argentina, peru, Luisiana, Australia, dan Indonesia.

Di kawasan Indo-Malaya nan meliputi Indo-China, Malaysia, Philipina, dan Indonesia ditemukan juga tanaman tebu. Dengan demikian tidaklah mengherankan jika Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu sentrum asal tebu. Berdasarkan catatan sejarah, penduduk Jawa telah menanam tebu sejak 400 Masehi. Plasma nutfah tebu ditemukan tumbuh liar di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan di sepanjang Sungai Digul, Irian jaya.

Di Indonesia, komoditas tebu memiliki sejarah panjang dan berubah-ubah. Sentrum penanaman tebu di Indonesia mulanya terpusat di Pulau Jawa, nan dirintis waktu kolonialisasi Belanda. Pada waktu itu, penanaman tebu diberlakukan secara paksa dan perdagangan gulanya dimonopoli oleh Belanda.

Pascakolonialisasi Belanda, pengembangan tebu pada umumnya dalam bentuk perkebunan partikelir nan didominasi oleh orang-orang Tionghoa. Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan tanaman tebu makin meluas ke berbagai daerah, termasuk dikeluarkannya kebijakan pemerintah buat pengembangan industri gula di Kawasan Timur Indonesia (KTI).



Taksonomi dan Morfologi Tanaman Tebu

Dalam sistem taksonomi tumbuhan, kedudukan tebu diklasifikasikan sebagai berikut.

  1. Divisi: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
  2. Subdivisi: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
  3. Ordo: Angiospermae (berbiji tertutup)
  4. Kelas: Monocotylidonae (biji berkeping satu)
  5. Famili: Graminae ( Poaceae )
  6. Subfamili: Andropogonae
  7. Genus: Saccharum
  8. Spesies: Saccharum offinarum linn (tebu); Saccharum spontaneum (gelahah)

Tebu memiliki banyak nama daerah, di antaranya disebut teubee, tu, tebau, tobu, tepu, tebu, towu, sakole, tiwu, rosan, isepan, dobu, ilaho, tewoh, patodo, suwan, pola, timbapambe, tiew, kawuo, tepih, mone, eyamayok, ka,ayen, atihu, tehu, usak, dan banyak lagi nama lainnya. Sedangkan buat nama asing tebu, di antaranya suikeriet, canne a surce, zuckerroshr, dan sugar cane .

Kerabat dekat tanaman tebu antara lain ialah gelagah. Pada skala penelitian, tanaman gelagah bisa digunakan sebagai induk persilangan dengan tebu buat menghasilkan varietas unggul tebu. Tanaman ini hidupnya tahunan (parennial) dan bersifat merumpun, termasuk kelas biji berkeping satu sehingga memiliki sistem perakaran serabut.

Akar biasanya tumbuh dari lingkaran batas buku (ruas) pangkal batang. Perakaran tumbuh menjalar ke semua arah dengan panjang antara 0,5m- 1m. Pada umumnya, akara tanaman ini tak tahan terhadap genangan air.

Batangnya tumbuh tegak atau berdiri lurus mencapai ketinggian antara 2,5m - 4m atau lebih, padat dan beruas-ruas, serta dibatasi oleh buku-buku. Bentuk batangnya bervariasi, misalnya bentuk tong, silindris, dan cekung.

Duduknya ruas satu sama lain ada nan lurus, ada pula nan zig-zag. Ukuran batangnya juga bervariasi, mulai sebesar lengan sampai seukuran tongkat kayu kecil, bergantung pada jenis atau varietasnya.

Kulit batang warnanya ada nan hijau, kuning, ungu, merah tua, dan rona lain bergantung pada jenis atau verietas tebu. Permukaan kulit batang diliputi lapisan lilin nan berwarna putih kelabu. Pada tiap buku terdapat mata tunas nan letaknya berselang-selang.

Dikenal adanya “mata jagung” nan bentuknya bulat, dan “mata celeng” nan bentuknya panjang. Batang tebu, mulai dari pangkal hingga ujung mengandung air gula kurang lebih 20%. Kadar gula nan tertinggi terletak di bagian pangkal batang.

Daun tebu berbentuk lanset atau pita dengan panjang mencapai 1m - 2m dan lebarnya 5cm - 7cm, tumbuhnya berseling kiri atau kanan dan warnanya hijau. Daun tebu memiliki upih dan pelepah nan menutupi batang sehingga batang atau buku-bukunya tak kelihatan. Permukaan daunnya kasap, kadang-kadang bergelombang, berbulu keras, serta mempunyai lidah daun. Tulang daun sejajar dan bagian tengahnya berlekuk (midrib).

Bungan tanaman tebu tersususn dalam malai dan bentuknya piramida dengan panjang antara 50cm- 80cm. Cabang kembang termin pertama merupakan karangan bunga, sedangkan cabang kembang termin kedua merupakan tandan buah.

Pada tandan buah terdapat bulir-bulir nan berpasangan dengan panjang sekitar 3mm-4mm nan berfungsi sebagai loka melekatnya bakal-bakal biji. Buah tebu termasuk ke dalam buah padi-padian berbiji satu. Dalam pemuliaan tanaman, biji tebu merupakan bahan perbanyakan tanaman buat mendapatkan varietas unggul.



Jenis atau Varietas Tanaman Tebu

Tebu memiliki banyak jenis atau varietas, sebab dari tahun ke tahun hampir selalu ditemukan varietas baru hasil perakitan atau persilangan. Pada mulanya hanya dikenal varietas tebu lokal Jepara Putih dan Cirebon Hitam. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, telah banyak penelitian-penelitian terkait penciptaan varietas baru tebu.

Saat ini, di antara jenis-jenis tebu nan dibudidayakan setidaknya bisa dibedakan menjadi 3 jenis besar, yakni Pasuruan (Ps), Prof. Satation Oost Java (POJ), dan Bultenlandse Zaadrietsoorten (Bz). Dalam melakukan pelukisan suatu varietas tebu biasanya didasarkan pada tiga komponen karakteristik, yaitu asal, sifat-sifat botani, dan sifat-sifat agronomis. Misalnya, pelukisan suatu varietas tebu, misalnya Ps 41, mempunyai ciri sebagai berikut.



1. Asal

Persilangan antara POJ AS 456 dan POJ 3016 pada tahun 1970.



2. Sifat-sifat Botani

a. Batang

  1. Ruas-ruas tersusun lurus berbentuk konis atau sedikut kumparan, ruas nan tak berpelepah dua berwarna ungu kemerahan atau sedikit keabu-abuan, sedangkan nan baru dibuang pelepah daunnya berwarna ungu kemerahan.
  2. Lapisan lilin tebal dan merata sehingga memengaruhi rona ruas.
  3. Cincin akar berbentuk konis terbalik, mata akar terdiri atas 2-3 baris tak teratur, barisan paling atas melampaui pucuk mata.

b. Mata

  1. Terletak pada lingkungan pelepah daun.
  2. Berbentuk bulat cembung, bagian terlebat terdapat di tengah.
  3. Titik tumbuh terletak sedikit di atas atau ditengah mata.

c. Daun

  1. Helai daun berwarna hijau kekuningan.
  2. Tajuk daun tegak.
  3. Pelepah tak mempunyai telinga, jika ada ukuranya pendek dan berposisi tegak.


3. Sifat-sifat Agronomis

a. Pertumbuhan

  1. Perkecambahan tinggi.
  2. Pertumbuhan memanjang cepat.
  3. Tinggi batang 3m-3,5m.

b. Produksi

  1. Tebu 95 135 ton/hektar.
  2. Kristal 9,5-15,5 ton/hektar.
  3. Rendemen 10.000% sampai 12.000%.

c. Ketahanan terhadap Hama dan Penyakit

Peka terhadap hama penggerek pucuk, agak peka terhadap hama penggerek batang, tahan terhadap penyakit mosaic dan blendok, serta peka terhadap penyakit pokah bung.

Nah, demikianlah bahasan mengenai sosialisasi tanaman tebu nan dapat penulis sampaikan. Masih banyak pengetahuan lain seputar tebu nan belum penulis sampaikan di sini. Namun jangan khawatir, penulis akan mengulasnya lebih lanjut dalam bahasan lain di website ini. Semoga taaruf nan begitu singkat ini mampu meninggalkan kesan positif bagi pembaca.

Semoga bermanfat.