Pascasarjana UMS

Pascasarjana UMS

UMS itulah sebutan buat Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tapi di kalangan masyarakat ada juga nan menyebutnya sebagai Universitas Muhammadiyah Solo . Memang bagi orang nan berasal bukan dari Solo, membedakan kota Solo dengan Surakarta agak sedikit kesulitan.



Sejarah UMS

Universitas Muhammadiyah Surakarta termasuk universitas nan sudah cukup dewasa. Oktober lalu, UMS genap memasuki usia nan ke-29 tahun, tepatnya 24 Oktober 1981 Universitas Surakarta secara resmi telah diresmikan.

Universitas Surakarta sebenarnya merupakan pengembangan dari IKIP Muhammadiyah Surakarta. Sedangkan IKIP Muhammadiyah Surakarta merupakan pengembangan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta cabang Surakarta. Begitulah sekelumit sejarah perjuangan forum kependidikan di bawah bendera persyarikatan Muhammadiyah ini.

Bila dihitung sejak berdirinya FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta cabang Surakarta nan berdiri pada 1957, itu berarti Universitas Muhammadiyah Surakarta telah cukup tua dalam global pendidikan tinggi, yaitu 58 tahun.

Universitas Muhammadiyah Solo merupakan satu dari sekitar 178 Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia. Maka layaklah sudah jika sampai sekarang Universitas Muhammadiyah Surakarta ini telah mendapatkan predikat sebagai International Degree dari Kingstone Universty London, Inggris dalam ilmu Engineering Automotif.



Fakultas nan Ada di UMS

Universitas Muhammadiyah Surakarta nan terletak di Jalan Ahmad Yani Pabelan Surakarta ini sampai sekarang telah memiliki 11 fakultas ditambah dengan Fakultas Pasca Sarjana.

Adapun fakultas-fakultas nan ada yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Agama Islam, Fakukultas Geografi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika, Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Psikologi. Kesebelas fakultas tersebut didukung oleh 42 Program Studi.



Pascasarjana UMS

Prof. Dr. Bambang Setiaji ialah Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta ini. Di bawah pimpinan beliau, sampai saat ini Program Pascasarjana telah memiliki 7 Program Studi Magister (S-2).

Adapun program Studi di Fakultas Pascasarjana ini yaitu, diawali oleh dibukanya Program Studi Magister Islam nan dibuka pada 1996, kemudian lahir lagi Program Magister Manajemen pada 1998, dan pada 2001 dirintis Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, ditambah Program Studi Magister Ilmu Hukum dan Program Magister Teknik Sipil.

Karena Program Studi Magister ini tumbuh fertile di Universitas Muhammadiyah Surakarta, maka pada 2006 Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta membuka lagi Magister Pengkajian Bahasa dan Magister Sains Psikologi.

Melihat taraf pertumbuhan Program Pascasarjana nan tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan maka pada 2009 Universitas Muhammadiyah Surakarta mulai merintis Pendidikan Doktoral (S3) buat Progran Studi Ilmu Hukum dan Program Studi Magister Pendidikan Islam.

Kemudian, pada 2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta telah merancang buat menyelenggarakan program double degree nan akan bekerja sama dengan Minnesota University, Amerika Serikat.

Untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dan mutu dosennya, Universitas Muhammadiyah Surakarta terus mengirim tenaga pendidiknya ke berbagai universitas terkenal di Eropa, Amerika, dan Australia.

UMS juga telah membuktikan partisipasi aktifnya dalam mencetak cendikiawan nan berakhlaqul karimah. Sehingga diharapkan para alumninya dapat ikut mencerahkan kehidupkan berbangsa.



Tidak Sekedar Kuliah di UMS

Setelah mengkaji secara singkat tentang profil UMS, penulis ingin mengajak sobat Ahira berbicara tentang global mahasiswa di kampus. Kenapa ini perlu dibahas? Jawabannya, agar Anda tidak menjadi orang kebanyakan di kampus hanya melakun empat K: Kampus… kantin… kongkow… Kos.

Umumnya, kebanyakan mahasiswa hanya melakukan empat aktivitas di atas. Datan ke kampus tujuannya hanya buat menghadiri kuliah. Masalah mengerti atau menyambung dengan apa nan dipaparkan oleh dosen, maka itu urusan belakangan.

Yang paling penting, dapat ketemu teman dan mengobrol nantinya di kantin. Tentu saja nan diobrolkan bukan nan berkaita dengan mata kuliah, tapi tentang pacar, film dan sebagainya. Setelah lelah di kampus, terkadang inginnya jalan-jalan atau menonton film. Persis kehidupan mahasiswa nan masih muda, nan inginnya selalu fun .

Setelah lelah shopping , maka alternatif aktivitas selanjutnya nan dilakukan ialah mengunjungi kos teman. Kos selalu menjadi loka peristirahatan. Inilah nan terjadi pada kebanyakan mahasiswa. Seharusnya, mahasiswa tidak perlu menyibukkan diri dengan hal-hal nan tidak menunjang perkuliahan mereka.

Karena tujuan mereka kuliah adalah, buat menimba dan memperdalam ilmu nan dimiliki. Seharusnya, mahasiswa menyibukkan dirinya dengan kegiatan membaca, menulis dan mengikuti seminar. Atau, dapat jadi ikut bergabung di dunai organisasi nan ada di kampus.

Mahasiswa memang harus menjadi aktivis. Dengan bergabung di organisasi, dapat menambah wawasan baru nan tak didapat di perkuliahan. Yaitu, global berorganisasi dan global kepemimpinan. Artinya, dengan menjadi aktivis di dalam sebuah organisasi akan merubah cara berpikir. Apalagi, jika di dalam organisasi tersebut terdapat forum kedarisasinya.

Mahasiswa memang harus dekat dengan buku dan organisasi. Buku memang menjadi pegangan primer nan mesti dimiliki mahasiswa. Pasalnya, dosen suka sekali hanya memberikan setengah saja nan dimilikinya. Untuk memperdalam semua itu, maka mahasiswa harus banyak membaca.

Jika Anda kuliah nan non eksat, maka sistem perkuliahan kesamaan menggunakan pola diskusi. Tentu saja, agar Anda aktif dalam diskusi mesti banyak membaca. Di sinilah menjadi nilai poin buat mendapatkan perhatian dosen. Dosen akan selalu ingat paras Anda ketika memberikan opini terhadap persoalan nan dikupas. Apalagi, jika pendapat nan Anda kemukan memiliki sumber acum nan valid.

Karena itu, jangan jadikan kampus mirip seperti mall, maka Anda bakal kecewa. Tahukah Anda seperti mahasiswa nan menjadikan kampusnya seperti mall? Yaitu, mahasiswa nan hanya datang melihat-lihat perkuliahan. Bila telah selesai, maka jalan atau pulang kembali ke rumah.

Persis seperti orang ke mall. Datang Cuma hanya buat melihat-lihat lihat, bila ada nan tertarik dibeli dan bila tak ada nan tertarik, memilih pulang.

Sungguh sangat kecewa jika menjadi mahasiswa seperti ini. Kampus nan menjadi gudang ilmu tidak dimanfaatkan dengan baik. Perpustakaan nan mestinya dijadikan ruang baca, hanya dihadiri ketika akan menulis skripsi.



Jadilah Mahasiswa Pascasarjana UMS Siap Sejak Dini

Terkadang banyak sekali mahasiswa pascasarjana tidak memiliki kesiapan ketika memasukinya. Termasuk barangkali beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta atau sebagian orang menyebutnya dengan Universitas Muhammadiyah Solo . Ketidaksiapan tersebut tampak dari lamanya proses penyelesaian tesis sebagai tugas akhir.

Sejatinya, semua itu dapat disiasati sejak dini. Anda nan melalui kuliah 4 semester, mestinya dapat menyiapkan judul tesis sejak dini. Anda fokuskan pada topik apa nan bakal diangkat menjadi tesis Anda. Lakukan saja sejak dini identifikasi masalah di lokasi nan bakal dijadikan penelitian.

Setelah itu, pikirkan solusinya dengan memperkuat surat keterangan nan menunjungnya. Semua ini dapat Anda lalui dengan santai di setiap semester. Ketika di semester 1, Anda dapat memanfaatkan buat menyiapkan Bab I. Anda persiapkan dengan matang. Jangan lupa buat mengunjungi perpustakaan, melihat proses pengerjaan tesis nan sudah dilakukan alumnus pascasarjana UMS.

Ketika Anda memasuki semester 2, maka pesiapkan Bab II nan berisi dengan teori-teori buat pemecahan masalah. Perkuat dengan surat keterangan nan matang. Persiapan nan Anda lakukan dapat dengan santai, tapi dilakukan dengan pasti. Cari surat keterangan nan benar-benar akurat.

Ketika Anda memasuki semester 3, maka Anda tinggal mempersiapkan Bab III. Anda tinggal melaporkan proses pelaksaan penelitian nan dilakukan dan pemaparan proses penilitian.

Ketika Anda memasuki semester 4, maka Anda tingal menyerahkan hasil nan susun dari semester 1 hingga semester 3 kepada dosen pembimbing. Maka belum pun usai perkuliah di semester 4, Anda sudah dapat melaukan penelitian. Sembari menyelesaikan perkuliah di semester 4, Anda pun menyiapkan Bab IV. Selesai semester 4, maka selesai juga tugas akhir perkuliahan.

Kebanyakan mahasiswa kurang mempersiapkan taktik santai tapi niscaya ini. Kebanyakan orang menyiapkan di saat-saat sudah akhir semester 4. Sehingga semangat kuliahnya nan sudah menurun akan semakin menurun melihat beratnya menyelesaikan tugas akhir.

Jujur, penulis menyaksikan kebanyakan para mahasiswa lupa akan sasaran primer mereka kuliah. Ketemu teman dan banyak bergaul, menyebabkan apa nan dicita-citakan menjadi kabur. Apalagi nan sempat terjangkit pacaran alias cinta lokasi. Membuat perkuliahan hanya dijadikan jalan buat bertemu. Awalnya niat belajar berubah haluan menjadi berpacaran.

Tentu saja ini merugikan. Merugikan biaya dan merugikan waktu nan telah dilalui. Meskinya dapat banyak membeli surat keterangan buku buat penunjang perkuliahan, akhirnya menjadi tersendat lantaran sibuk pacaran nan menguras uang buat jalan-jalan dan makan-makan. Jika sudah demikian, uang dan waktu menjadi sia-sia.

Melalui artikel sederhana nan mengupas tentang Universitas Muhammadiyah Solo ini, penulis mengajak sobat Ahira nan sedang menempuhkan pendidikan di universitas buat lebih fokus pada perkuliahan nan sedang dijalani. Siapkan taktik agar cita-cita tercapai dengan lancar.